Review Suzuki Ertiga Diesel Hybrid: Manja dan Halus

by  in  Review & Suzuki
0  komentar

Jakarta, AutonetMagz.com – Di hari Sabtu tanggal 11 silam, kami melakukan test drive Suzuki Ertiga Diesel di Gandaria City. Awalnya kami hanya iseng mampir di booth tersebut, namun beberapa orang Suzuki yang mengenal kami dari AutonetMagz memberikan kami kesempatan spesial untuk merasakan Suzuki Ertiga Diesel Hybrid baru yang langsung dibawa secara utuh dari India. Test drive ini lebih dari sekedar test drive di lingkungan mall, sekitar 3 jam kami mencoba membuat video dan merasakan langsung Ertiga Diesel Hybrid ini dengan rute Gandaria, Mayestik, Pati Unus, Simprug hingga Arteri Pondok Indah. Begini impresinya.

Eksterior

Secara eksterior tidak ada ubahan berarti pada Suzuki Ertiga Diesel ini. Wajah, bagian samping dan buritan mobil ini masih sama. Perbedaannya hanya ada pada logo DDIS di bagian samping, emblem Hybrid di bagian belakang serta tulisan ZDi. Dan fitur-fitur yang terlihat di eksteriornya hanya ada pada 4 buah sensor parkir di bagian belakang (versi Indonesia hanya 2) dan rear defogger. Sisanya masih sama.

Masuk ke dalam interior, kita akan menemukan tampilan speedometer yang berbeda, warnanya lebih cerah dengan rona putih dan biru. Tidak lupa indikator SHVS dan Auto Start/Stop serta gear shift indicator juga turut hadir disini. Kaca spion belakang kini punya fitur day and night, lampu depan ada height adjuster, 2 buah tweeter pun tidak absen seperti Ertiga GX dan penambahan sebuah tombol untuk mematikan auto start/stop engine.

Warna interiornya masih sama, hanya untuk setir dan tuas transmisinya menggunakan warna beige cerah seperti model sebelum facelift, opini kami tentu saja ini tidak bagus mengingat bahan akan mudah kotor seperti Ertiga 2014 milik reviewer kami, Ridwan Hanif. Seperti halnya model sebelum facelift, di Ertiga Diesel ini dia juga tidak punya window dengan fitur auto up, hanya auto down saja. Kemudian panel AC-nya memiliki fungsi pemanas, tombol AC on/off dan tombol untuk mengatur ventilasi serta mengaktifkan defogger.

Sayangnya Suzuki Ertiga diesel ini masih sangat India sekali, jika anda pernah ke India, maka anda bisa lihat mobil-mobil kenamaan seperti Ford, VW dan tentu saja mobil-mobil Jepang yang dirakit disana umumnya memiliki built quality yang tidak sebaik versi buatan Jepang, Thailand atau Indonesia. Kita bisa dengan mudah menemukan fit and finishing yang tidak rapi, berantakan dan kasar. Untungnya bahan plastik di mobil ini masih sama berkualitasnya dengan Ertiga varian bensin.

Masih soal kekurangan, Ertiga Diesel ini juga punya kursi dengan kontur yang lebih kasar, tidak terasa mewah, bagus dan juga busa yang digunakan lebih lembek. Sisanya bisa dibilang masih sama persis dengan Ertiga yang selama ini kita kenal.

Ladies and Gentleman, Start Your Engine!

Suzuki menggunakan ISG, atau Integrated Start Generator yang menggabungkan alternator dan dinamo starter menjadi 1 komponen. Ketika menyalakan mesin mobil ini, ISG masih memberikan suara start seperti layaknya dinamo starter mobil kebanyakan, hanya saja lebih halus. Salut buat Suzuki Ertiga Diesel ini karena suara mesin dan getarannya sangat halus. Suara mesin mobil ini juga masih bisa terjaga dengan sangat baik di rpm tinggi selayaknya mesin bensin, padahal ini diesel.

Mobil ini hanya dibekali dengan transmisi manual, pedal feel-nya ya tidak bisa dibilang bagus, tapi koplingnya ringan. Transmisinya juga presisi digunakan. Mengendarai mobil ini rasanya masih persis seperti mengendarai Ertiga Facelift bensin, karena karakter mesin diesel ini sama-sama loyo di putaran bawah.

Suzuki mengaku bahwa mobil ini punya torsi puncak di 1.750 rpm dan tenaga puncak di 4.000 rpm. Torsinya tidak main-main karena besar sekali di 200 Nm meskipun tenaganya hanya 89 Ps. Namun ketika kami ajak berakselerasi, mobil ini tidak menunjukan data tersebut akurat. Berdasarkan pengujian kami, torsi puncak dari mobil ini justru terasa di 2.500 rpm, karena ketika jarum tachometer mencapai angka tersebut, mesin mulai menunjukkan jambakan performa yang besar. Rentang 2.000 rpm dan dibawahnya jujur mobil ini terasa kurang.

Masih lanjut ngomongin performa, torsi mobil ini enak, enak banget, setelah kick in di rpm 2.500, torsinya masih terasa ngisi hingga rpm 4.000, lewat dari 4.000 rpm sudah mulai terasa berkurang. Karena mesin mobil ini hanya berkubikasi 1.300 cc saja, maka Ertiga Diesel ini punya mesin yang agak berbeda dengan mesin mobil diesel yang besar-besar pada umumnya, jika diesel lainnya akan mencapai redline di angka 4.000, mobil ini punya redline di angka 5.000 rpm, cukup tinggi untuk sebuah mesin diesel.

Di kecepatan tinggi mobil ini masih bisa diandalkan, hanya saja diatas 100 kilometer perjam, penambahan kecepatannya memang tidak semudah varian transmisi bensin. Gigi 5 dari mobil ini disetel sangat rendah untuk ECO driving, jadi kalau mau berakselerasi lebih baik gunakan gigi-gigi bawah. Andai saja mobil ini punya transmisi manual 6 percepatan, pasti lebih enak untuk mobil diesel yang punya powerband pendek-pendek. Overall mesin Ertiga Diesel ini tenaganya enak dan halus.

Hybrid?

Suzuki tahu betul mobil ini punya putaran bawah yang terasa kurang, untuk itu Suzuki mensiasati ini dengan tambahan tenaga dari motor listrik yang bekerja di putaran bawah. Umumnya ISG akan memberikan tambahan tenaga di putaran mesin 1.500 hingga 2.200 rpm, karena beberapa kali saya melihat indikator SHVS menyala yang menunjukan bahwa motor tersebut sedang bekerja. Ketika melepas gas pun, indikator SHVS juga menyala lagi karena ia mengubah energi kinetik menjadi daya tambahan untuk aki sebagaimana alternator.

Sayangnya Suzuki tidak merinci berapa tenaga yang dihasilkan oleh motor ISG tersebut, yang kami rasakan ketika mengendarai mobil tersebut saat indikator SHVS menyala, kami tidak merasakan adanya penambahan tenaga sama sekali. Sepertinya karena saking kecilnya tenaga motor listrik tersebut, kami jadi tidak bisa merasakan adanya tambahan tenaga.

Lantas kenapa Suzuki memberikan emblem Hybrid di mobil ini jika tenaga tambahan motor listrik mobil ini tidak terasa? Jawabannya simpel, meskipun dia tidak menggunakan baterai lithium dan motor listriknya sangat kecil, motor listrik ini juga bekerja saat mesin diesel ini bekerja, tidak seperti mobil-mobil lain dimana motor starter hanya untuk menghidupkan mesin. Jadi sah-sah saja jika Suzuki menyebut mobil ini Hybrid.

Oh iya, ngomong-ngomong soal auto start/stop, sistem ini hanya bekerja ketika mobil dalam posisi netral. Jadi ketika kita bertemu lampu merah dan transmisi kita netralkan, mesin akan berhenti dengan sendiri, namun audio dan AC masih bekerja meskipun kompresor AC tidak bekerja. Karena mobil di lampu merah umumnya hanya membutuhkan waktu 2 hingga 3 menit, rasanya tidak begitu berpengaruh terhadap pendinginan. Dalam kondisi netral dan mesin berhenti, injak pedal kopling, seketika mesin akan hidup kembali dengan halus. Nice! Tidak suka? Gampang, ada tombol buat menonaktifkannya kok di sebelah kanan.

Kesimpulan

Setelah melakukan review Ertiga Diesel, kami merasa bahwa mobil ini adalah solusi untuk anda yang merasa Suzuki Ertiga bensin setelah facelift performanya berkurang. Mobil ini torsinya besar, luar biasa irit dan untuk ukuran diesel sangat halus.

Sayangnya mobil ini punya built quality interior yang tidak sebaik varian bensin dan mesinnya cukup manja untuk ukuran diesel di Indonesia, karena jika kamu mengisi mobil ini dengan bahan bakar diesel yang berkualitas rendah, maka garansi yang diberikan Suzuki akan gugur, seandainya mobil ini punya ketahanan mesin seperti trio SUV diesel yang pernah kami komparasi dalam menengguk BBM berkualitas rendah, tentu saja tanpa pikir panjang pilihan mesin diesel Ertiga ini adalah alternatif yang sangat menarik.

So you guys mesti sangat-sangat tahu pom bensin mana yang memiliki BBM diesel berkualitas sepanjang perjalanan anda, jangan sampai karena kehabisan bensin anda harus kehilangan garansi, kan konyol!

Read Prev:
Read Next: