AutonetMagz.com – Beberapa waktu lalu, Tim AutonetMagz mendapatkan kesempatan untuk mencoba langsung SUV kompak terbaru Honda Indonesia yaitu Honda WR-V. Dalam kesempatan tersebut, kami mengendarai Honda WR-V di jalanan Pulau Bali pada masa – masa high season. Yap, jalanan tentunya cukup padat dan kami pun melalui rute yang cukup menantang yaitu dari kawasan Ubud menuju ke Bali Utara, Kintamani, dan berakhir di Seminyak. Lantas, seperti apa rasa berkendara menggunakan Honda WR-V? Pastikan kalian baca artikel ini hingga akhir. Cekidot.
baca juga : Test Drive Honda WR-V : Bukan Sekedar BR-V Versi Pendek
Baris Kedua Lega & Banyak Kompartemen, Tapi…
Oke, pertama kali naik di unit Honda WR-V yang kami gunakan, kami langsung mencoba duduk di bangkur baris kedua mobil ini. Dan di bagian ini, kami menemukan beberapa poin positif, dan juga beberapa hal yang perlu di-improve oleh Honda. Poin positif pertama adalah ruang baris keduanya yang terbilang luas dan lega untuk mobil dengan dimensi yang kecil. Malahan, ruang ini jauh lebih lega ketimbang KIA Sonet yang beberapa waktu lalu juga sempat kami gunakan di Surabaya. Ruang kaki melimpah, thanks to lubang di bawah kursi dan kontur belakang kursi depan yang dibuat sedemikian rupa. Ruang kepalanya juga masih lega untuk saya yang tingginya 169cm.
baca juga : Produksi Honda WR-V Resmi Dimulai, SPK Tembus 1.500 Unit
Kursi belakangnya juga tidak terlalu tegak, dan sudah ada 3 headrest yang proper untuk 3 penumpang. Sayangnya, penumpang tengah hanya dapat seatbelt 2 titik saja, dan tidak ada seatbelt reminder untuk bangku baris kedua. Selain itu, sayangnya Honda tidak membekali baris kedua mobil ini dengan armrest ataupun kisi AC belakang. Power outlet masih ada, namun harus menggunakan adaptor tambahan. At least kantong doortrim-nya cukup besar dan ada seat back pocket di kedua bangku depannya. Di bagian belakang ini kami juga merasakan bahwa bantingan Honda WR-V terbilang kaku, tidak seperti sang kakak Honda BR-V yang cenderung empuk. Bisa dikatakan, bantingan Honda WR-V ada di tengah-tengah antara Honda Brio dan Honda BR-V.
baca juga : Honda WR-V Sapa Publik Surabaya, Calon Laris Manis Berikutnya?
Rasa SUV Honda Banget
Pindah ke posisi pengemudi, kami langsung merasakan bahwa posisi duduk mobil ini sama plek dengan sang kakak, Honda BR-V. Posisi berkendaranya commanding khas SUV, walaupun kami sudah menurunkan kursi ke posisi terendah. Di posisi tersebut, ujung kap mesin masih terlihat jelas oleh kami. Untuk peforma mesin, kami tidak meragukan tenaga 121 PS pada 6.600 rpm dan torsi 145 Nm di 4.300 rpm. Tenaga puncaknya ada di redline, namun torsi puncaknya sudah bisa kita rasakan di 4.000-an rpm. Dibandingkan Honda BR-V, jelas power delivery di Honda WR-V lebih menyenangkan berkat body yang lebih kecil dan pastinya lebih ringan namun mengusung mesin yang sama. Ini membuktikan bahwa mobil kecil tanpa turbo tetaplah asyik.
baca juga : Honda WR-V Muncul, Hyundai Venue Batal Ke Indonesia?
Mungkin berkendara dengan Honda WR-V akan lebih menyenangkan jikalau ada paddle shift di setir mobil ini. Untuk kekedapan suaranya, kami belum menguji secara langsung menggunakan db meter. Hanya saja, kami merasakan bahwa improvement dibandingkan sang kakak masih tidak terlalu terasa. Suara kendaraan masih sayup – sayup terdengar, dan suara kolong cukup masuk ke kabin. Sedangkan suara mesin akan masuk saat mencapai putaran mesin 3.000 rpm dan makin kencang di atas 4.000 rpm. Satu hal yang menyenangkan dari mobil ini adalah handling-nya. Berhubung dimensinya kecil dan mesinnya cukup powerful, maka berkendara dengan Honda WR-V terbilang mengasyikkan.
baca juga : Komparasi Dimensi Honda WR-V VS Rival : Body Paling Kecil?
Handling Lincah Untuk Selap Selip
Kasarnya, mobil ini sat set saat kami harus melewati jalanan di kawasan Ubud dan Kintamani yang tidak lebar. Saat dibawa ke kemacetan di Denpasar dan Seminyak pun mobil ini bisa diandalkan. Kami pun tak jarang mengambil jalan tikus yang hanya muat mobil berukuran kecil guna mengakali kemacetan Bali di akhir tahun. Oiya, ada satu hal menarik, dimana tim LPL Honda menyatakan bahwa mereka memberikan mapping berbeda untuk transmisi Honda WR-V. Saat kita hard braking, transmisi akan menaikkan putaran mesin sebanyak 500 rpm untuk memberikan kesan downshifting. Unik, tapi cocok untuk kalian yang ingin mendapatkan kesan downshift di transmisi CVT Honda.
baca juga : Honda Indonesia : WR-V Muncul Karena Pasar Small SUV Menggiurkan
Konsumsi BBM Honda WR-V juga tergolong oke, dimana mobil dikendarai 3 driver beda karakter dan tidak ada diantara kami yang eco driving selama perjalanan. Hasilnya? Kami menorehkan angka 12,8 km/liter dengan rata – rata kecepatan di angka 21 km/jam. Kami yakin angkanya bisa lebih lagi jikalau kami menggunakannya di perkotaan dengan gaya berkendara eco driving. Jadi, kesimpulannya, Honda WR-V memang ditujukan untuk konsumen yang spesifik dan berbeda dengan Honda BR-V. Mobil ini untuk kalian yang ingin SUV kecil dengan gaya berkendara sporty dan punya mobilitas tinggi. Bukan untuk para pecinta bantingan empuk.
baca juga : Bedah Fitur Tiap Tipe Honda WR-V, Mana Yang Paling Menarik?
Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?
Read Next: Hyundai, Kia, Genesis, dan Polestar Bekerja Sama Dengan NVIDIA Untuk Hadirkan Game Berbasis Cloud ke Mobil