AutonetMagz.com – Bagi yang menonton balapan Le Mans kelas LMP1 kemarin pasti mengerti intisari dari artikel ini. Pada kejuaraan balap ketahanan dunia alias World Endurance Championship (WEC) kemarin, ada drama yang mengharukan bagi semua pecinta balapan di seluruh dunia. Oh ya, sekedar info, kita tidak harus menonton balapan ini via TV kabel, karena beberapa saluran di YouTube sudah menyediakan Live Streaming. Porsche juga menyediakan Live Streaming untuk seri kemarin.
Le Mans kelas LMP1 kemarin adalah soal persaingan sengit antara Toyota TS050 dan Porsche 919 yang merebutkan tahta pertama di balapan yang menguji banyak hal ini : performa, efisiensi, kecepatan, akselerasi, handling, teknologi, aerodinamika, ketahanan mobil dan pembalap, skill pengemudi dan kerja sama tim. Belum lagi, ada ambisi Toyota untuk memecahkan rekor di Le Mans kemarin.
Mungkin ada yang bertanya, ke mana Audi yang terkenal sebagai salah satu jagoan di Le Mans? Hmm… Maaf saja, Audi kemarin kurang hoki, karena menjelang jam sahur di Waktu Indonesia Barat, kedua mobilnya kena masalah. Audi R18 nomor 7 mengalami kerusakan turbo sementara R18 nomor 8 terkena masalah di sistem KERS. Porsche sebenarnya tak luput dari problem, karena Porsche nomor 1 juga bermasalah di sistem KERS-nya.
Sementara itu, mobil balap Toyota TS050 hybrid yang pernah dipamerkan di IIMS beberapa tahun lalu terus melenggang tanpa masalah. Rupanya tidak hanya mobil jualannya saja yang bandel, mobil balapnya juga bandel, mungkin begitu pikir orang-orang Indonesia yang menonton balapan ini. Tapi bukan berarti Toyota tanpa saingan, karena ada Porsche 919 yang masih bertahan dan berusaha menyusul Toyota dan meraih podium.
Delapan jam terakhir menjelang finis, Toyota TS050 dan Porsche 919 terus susul-susulan, namun di 2 jam terakhir, Toyota TS050 terlihat amat sangat dominan. Semua penonton balapan Le Mans dan kru sudah bersiap untuk merayakan kemenangan Toyota. Jelang 3 menit menuju finis, drama menyedihkan terjadi. Mobil Toyota TS050 tiba-tiba mogok setelah mengalami power loss di Mullsanne, dan ironisnya, mogoknya persis di depan garasi tim Toyota saat akan menjalani lap terakhir.
Tidak hanya Toyota yang kaget, Porsche juga kaget. Semua terlihat di siaran live streaming yang menunjukkan wajah para kru Porsche dan Toyota. Tidak bisa dibantu banyak, Porsche langsung menyelesaikan lap terakhir dan menjadi juara pertama, mengalahkan Toyota. Awalnya, dikira mobil Toyota kehabisan bensin, namun ternyata ada kerusakan di bagian turbo, dan diketahui setelahnya bahwa mobil Toyota itu masih bisa jalan.
Mereka terus berjalan dan menyelesaikan lap terakhir selama 11 menit, tapi karena AOC membatasi waktu maksimal 1 lap adalah 6 menit, otomatis Toyota harus dikenai diskualifikasi. Jelas saja, tim Toyota menangis. Mereka sudah terjaga dan tidak tidur untuk memecahkan rekor, menjadi juara Le Mans, namun kalah dengan cara ironis begini. Kru pit stop, teknisi, pembalap, semuanya sangat menyesal harus kalah seperti ini. Tidak bisa membayangkannya? Bayangkan sudah PDKT dengan lawan jenis untuk waktu yang lama, ternyata gebetanmu sudah menikah, kira-kira begitu. Nyesek.
Meski demikian, sportivitas dan kejantanan persaingan mengubah segalanya. Iya sih, Porsche berhak merayakan kemenangannya, tapi hanya seperlunya saja. Setelah itu, mereka langsung menyatakan kalau mereka sangat menghormati Toyota. Mereka menilai, Toyota adalah pesaing yang hebat, sudah memberikan kompetisi yang menarik dan sengit. Andai saja Toyota tidak bermasalah, tentu Porsche sudah kalah oleh Toyota. Penghormatan Porsche kepada Toyota bisa dilihat di fanpage resmi Porsche di Facebook.
“Competed together for 24 hours, head to head 24 hours, gained our respect forever,” begitu kata Porsche. Gayung bersambut, semua penonton di sirkuit dan seluruh dunia menyatakan rasa hormat kepada Toyota karena sudah menyajikan balapan yang mendebarkan. Postingan untuk memberikan dukungan kepada Toyota terus berdatangan dari seluruh penjuru dunia. Bisa dibilang, kali ini Porsche dan Toyota menang. Porsche memenangkan podium Le Mans, Toyota memenangkan rasa hormat penikmat balapan.
Ini tipe kompetisi yang saya senangi. Balapan memang bukan melulu tentang siapa yang juara, tapi kadang juga soal siapa yang bisa menjadi pembalap dan tim balap sejati. Tidak hanya soal piala, sampanye dan hadiah, tapi soal menghargai rivalitas, persaingan sehat dan kebesaran hati serta jiwa. “Trophy and title does matter for business and company, but sportsmanship and passion wins people’s heart and respect.”
Apa opinimu mengenai drama Toyota-Porsche di Le Mans ini? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Harga Toyota Sienta Indonesia : 230 Juta Hingga 295 Juta Rupiah