AutonetMagz.com – Kendaraan tanpa awak alias kendaraan otonom agaknya menjadi sebuah tren yang sangat berkembang, khususnya jika kita menyinggung mengenai mobilitas manusia di masa depan. Nampaknya di masa depan memang manusia hanya perlu duduk dan memencet tombol untuk bermobilisasi, termasuk juga para tentara Amerika Serikat, khususnya bidang logistik.
Mengutip via bloomberg, Undersecretary of defense for research and engineering Amerika Serikat yang diwakili oleh Michael Griffin memaparkan pada anggota kongres bahwa pihaknya akan menggunakan mobil otonom untuk keperluan militer bahkan sebelum pihak sipil menggunakan teknologi serupa untuk keperluan berpindah tempat. Griffin menyebutkan bahwa penggunaan kendaraan otonom akan sangat berguna untuk keperluan logistik militer Amerika Serikat. Teknologi mobil otonom yang digunakan oleh militer Amerika Serikat sendiri juga serupa dengan teknologi mobil otonom yang akan digunakan oleh pihak sipil.
Dalam dengar pendapat yang dibuka pada awal bulan April 2018 ini, Griffin sempat memaparkan bahwa sebanyak 52% dari korban jiwa di area perang yang melibatkan personil militer Amerika Serikat sendiri merupakan personil yang bertugas untuk mengantarkan logistik berupa makanan, bahan bakar, dan kelengkapan lainnya. Hadirnya teknologi kendaraan otonom sendiri akan sangat membantu pihak militer Amerika Serikat. Griffin menambahkan bahwa jika nantinya logistik bisa diantarkan oleh kendaraan otonom, maka akan banyak nyawa yang bisa diselamatkan dari pekerjaan yang beresiko tinggi tersebut.
Tak ada catatan khusus mengenai kapan kendaraan otonom akan diterapkan dalam keperluan militer, namun Griffin menyebutkan bahwa pihak militer harus memanfaatkan benar teknologi kendaraan otonom tersebut. Nampaknya nama besar Google bisa jadi akan terlibat dalam penerapan teknologi kendaraan otonom ini di sektor militer, apalagi setelah adanya kerjasama antara pihak Kementerian Pertahanan dengan Google yang dikenal dengan nama Project Maven. Tenang, bukan Maven yang kembarannya APV tersebut. Namun proyek kerjasama ini sendiri mendapatkan perlawanan dari para pekerja Google yang memprotes kerjasama perusahaan tempat mereka berkarya dengan pihak militer.
Baca Juga : Bantu Sempurnakan Sistem Autonomous, Microsoft Sokong Baidu
Nah, terlepas dari isu dan perdebatan tentang teknologi kendaraan dan militer, pada kenyataanya memang mobil otonom bisa jadi akan sangat berguna untuk keperluan – keperluan yang selama ini membahayakan nyawa pengemudi kendaraan. Namun satu hal yang perlu digaris bawahi, penggunaannya harus tepat guna dan diawasi, serta tak dimanfaatkan untuk kepentingan sepihak. Kalau menurut kalian bagaimana?
Read Next: Mazda Bukukan Penjualan 700 Unit di IIMS 2018, Mazda 2 Terlaris