Jakarta, AutonetMagz – Menanggapi tutupnya Ford Motor Indonesia yang akhirnya menimbulkan kekecewaan banyak pihak, kami bertanya-tanya ada apa dengan Ford Motor Indonesia. Karena berdasarkan sepengetahuan kami berdasarkan data Gaikindo, sepanjang 2015 silam Ford Motor Indonesia berhasil menjual mobil dengan volume yang cukup banyak.
Sepanjang 2015, Ford Motor Indonesia berhasil menjual mobil sebanyak 6.103 unit, dimana penjualan mobil mereka paling banyak disumbang oleh Ford Ecosport yang hampir terjual hingga setengah penjualan mobil Ford, kemudian disusul oleh Fiesta dan Ranger. Angka tersebut memang terpangkas dari 11.614 unit di tahun 2014 silam dan Ford berhasil masuk ke dalam 10 besar brand mobil dengan penjualan terbanyak se-Indonesia pada saat itu.
Melihat angka penjualan yang hanya 6.103 unit, dari presentase penjualan tahun lalu memang menurun hampir 50%, tetapi memang di tahun 2015 penjualan mobil nasional dan penjualan mobil brand-brand lain juga ikut turun. Contoh, penualan mobil sepanjang Januari hingga Agustus 2014 pabrikan besar mengalami penurunan volume penjualan besar-besaran, Toyota turun 21%, Daihatsu 11%, Suzuki 23% dan Mitsubishi juga turun hingga 18%. Pengecualian untuk Honda yang sedang panen besar dengan Honda HRV dan Mobilionya, Honda justru meningkat hingga 8%.
Angka 6.000 unit penjualan juga sebenarnya bukan angka yang buruk, karena masih banyak pabrikan lain yang penjualannya kurang dari angka tersebut. Sebut saja Chevrolet, Kia, Hyundai, Tata, Peugeot dan merek-merek mobil premium, penjualannya tidak lebih banyak dari Ford dari segi kuantitas.
Sedangkan untuk Ford sendiri, alasan turunnya penjualan mobil mereka memang cukup bertubi-tubi. Pertama, semenjak hadirnya Ford di Indonesia pada tahun 2002, Ford menjadikan Ford Ranger sebagai tulang punggung utama mereka diikuti oleh Ford Escape, sayangnya Escape tidak dilanjutkan oleh Ford di Indonesia karena takut bersaing dengan CRV dan X-Trail. Kemudian di tahun 2012 penjualan Ford Ranger anjlok karena sulitnya pasokan unit yang disebabkan oleh banjir di Thailand, kemudian di tahun 2013 diberlakukan undang-undang minerba terbaru yang menurunkan penjualan mobil untuk tambang. Untungnya Ford masih selamat dikarenakan Ford Fiesta yang laris manis setelah mengalami facelift.
Di tahun 2014, Ford merasakan manisnya penjualan Ecosport yang saat itu hanya bersaing dengan Nissan Juke, tapi hal tersebut tidak berlangsung lama, karena di akhir tahun, Honda membawa Honda HR-V sebagai rival Ecosport berlogo Honda yang sebenarnya tidak lebih baik dari Ecosport dari segi value for money dan reliability, dan akhirnya penjualan Ecosport nyungsep. Begitupula dengan Fiesta yang sudah dikenal sejak tahun 2010 silam mulai terasa tua dibandingkan dengan Toyota Yaris, Honda Jazz dan Mazda2 SkyActiv yang baru saja diluncurkan.
Tahun 2015 akhir, Ford juga meluncurkan 3 buah model baru yaitu Ford Ranger Facelift, All New Ford Everest dan Ford Focus Facelit, three musketeer yang sangat membanggakan tersebut juga mengalami timing yang sangat sulit. Mulai dari Ranger yang diluncurkan bersamaan dengan Triton dan Hilux, dan Ford Everest yang hanya bisa mencari celah inden sebelum Fortuner dan Pajero Sport diluncurkan. Dan saat Fortuner diluncurkan, harga Ford Everest langsung terlihat kemalahan dan tidak menarik untuk dibeli jika dibandingkan dengan Fortuner atau Pajero Sport. Ford Focus? Jangankan promosi, untuk direview saja tidak ada unitnya!
Bergantungnya pasokan unit dari Thailand dikarenakan FMI tidak memiliki pabrik di Indonesia juga membuat Ford memberikan kesulitan, apalagi Ford selalu memberikan harga yang sangat kompetitif sehingga tidak banyak margin keuntungan yang bisa diambil. Ditambah lagi, nilai tukar Rupiah yang anjlok dan rencana kenaikan pajak untuk barang impor di masa pemerintahan Jokowi yang sedang gencar mengurangi impor demi nilai tukar membuat Ford melihat tidak ada masa depan bagi produk mereka yang saat ini masih mengandalkan impor.
Melihat kompetisi yang semakin ketat dan R&D Ford yang semakin telat untuk menggarap pasar Indonesia, rasanya memang masuk akal untuk mengatakan bahwa penjualan Ford akan menjadi niche market yang tidak perlu berharap menjadi mobil massal. Tetapi sampai menutup Ford Motor Indonesia, keputusan tersebut adalah keputusan yang amat mengecewakan karena kami sangat berharap Ford bisa terus bertahan melewati masa-masa sulit.
Kami akan mengenang Ford di Indonesia sebagai pabrikan mobil yang mengenalkan teknologi mobil yang bisa parkir sendiri, apa itu Hill Start Assist, apa itu Stability Control, apa itu dual clutch, apa itu mesin downsizing Turbo dan semua teknologi tersebut bisa kita dapatkan dengan harga yang terjangkau. RIP Ford Motor Indonesia, pelopor standar baru teknologi mobil Indonesia.
Read Next: Ferrari California T Bisa Makin Mantap Dengan Opsi Handling Speciale Baru