AutonetMagz.com – Dalam kasus jual beli barang, kadang ada penjual yang suka melakukan preview barang dengan berbagai macam alasan, seperti sedang menilai minat publik, barang asli masih dipesan, dan lain-lain. Kalau sudah ada konsumen yang tertarik dengan barang tersebut, namun ujung-ujungnya barang yang diterima berbeda jauh dengan apa yang dilihat saat preview, tentu saja akan menimbulkan kekecewaan dari pihak konsumen.
Nah, bagaimana dengan Suzuki? Tahun lalu mereka melakukan preview Suzuki Celerio yang rencananya dipasang sebagai city car di atas Karimun Wagon R. Setelah studi dan riset hampir setahun, sekarang mereka resmi merilis Celerio untuk pasar Indonesia. Dengan status CBU Thailand, apakah mobil ini berbeda jauh dengan yang sempat kami review di IIMS? Mari kita telusuri dalam First Impression Review Suzuki Celerio Indonesia bersama AutonetMagz.
Eksterior
Dibanding Celerio yang kami jumpai tahun 2014, Celerio yang dijual oleh Suzuki Indonesia agak terlihat gundul karena tidak memakai body kit yang lengkap dari depan, samping hingga belakang termasuk roof spoiler. Stiker bermotif carbon printing pada gril, cekungan handle pintu dan beberapa sektor lain juga absen. Sepertinya semua hal tadi merupakan paket upgrade yang bisa dibeli secara terpisah.
Gril depannya masih mengandalkan 2 bilah chrome dengan frame berwarna matt black, bukan diwarnai sewarna bodi ataupun pakai bingkai chrome juga. Tiga bilah di bagian air dam bumper depan juga tak diberikan aksen chrome. Lumayan, setidaknya tidak membuat tampilannya norak dan lebay gara-gara kebanyakan chrome seperti beberapa mobil yang bisa kita temui di pasaran.
Di sisi samping, kita melihat kalau mobil ini sebenarnya agak-agak boxy, tapi ada sejumlah alur desain dan kontur body yang dihadirkan untuk mengaburkan kesan mengotak. Jika dibandingkan duo Agya-Ayla, kami rasa mobil ini desainnya lebih sip meski tak sebaik penampilan Datsun GO Panca. Pada sektor kaki-kaki, kita mendapat pelek 6 spoke 14 inci yang berdesain bak kipas angin.
Kami tahu ada beberapa konsumen yang suka iseng mengetuk-ngetuk bodi ketika melihat-lihat sebuah mobil untuk mencari tahu seberapa baik materialnya. Untuk Celerio ini, ketika diketuk-ketuk sama sekali tidak terkesan murahan, ditekan pakai jari pun masih terasa lumayan kokoh. Coba bandingkan dengan beberapa mobil yang harganya lebih mahal tapi panel bodinya terkesan kurang kokoh dan mudah penyok saat ditekan dengan jari. Poin plus untuk Celerio di material eksterior.
Sayangnya, saat keisengan kami berlanjut untuk memeriksa karet-karet pintu, kami menemui kalau karet pintu belakang pemasangannya belum cukup baik, terutama di bagian sudut pintunya. Kasus tersebut hanya terjadi di pintu belakang saja, kalau di pintu depannya pemasangan karetnya sudah rapi dan tak gampang lepas. Tak terlalu masalah, setidaknya ia sudah dilengkapi dengan karet peredam ganda.
Bagian belakangnya mungkin agak terkesan datar dengan pintu bagasi yang cenderung rata, namun keuntungannya desain seperti ini bisa memaksimalkan kapasitas bagasi. Overall, eksterior Celerio lumayan oke meski kalau dibandingkan dengan Splash misalnya, kami masih lebih suka desainnya Splash meski sudah agak berumur. Pada akhirnya, tinggal selera anda yang menentukan apakah Celerio enak dipandang atau tidak.
Interior
Tak ada yang berbeda sama sekali dari interior Celerio yang sempat kami simak di IIMS kemarin, masih dengan dominasi warna hitam, aksen silver di beberapa bagian, head unit indash dan bahan plastik di dashboard dan doortrim. Tahun lalu, kami tak sempat memeriksa secara penuh tentang build quality interiornya, dan akhirnya kemarin sempat kami periksa. Bagaimana hasilnya?
Karena desain dashboard-nya tidak banyak lekukan tajam dan tarikan garisnya halus, celah antar panel dashboard dan doortrim cenderung minim, konsisten dan rapi. Hanya saja di aera dashboard tengah antara pengemudi dan penumpang depan, area itu masih bisa sedikit goyang saat ditekan. Selain area tersebut, semuanya terkesan well built.
Head unit indash-nya minimalis, baik dari segi desain dan kemampuan entertainmentnya. Hanya cukup untuk mendengarkan radio, CD dan MP3 dengan koneksi AUX dan USB. Mode selektor AC-nya lengkap dengan pengaturan arah hembusan, sirkulasi udara, suhu dan kecepatan kipas AC. Dibanding kompetitor yang harganya mirip-mirip, Daihatsu Sirion facelift misalnya, mungkin fasilitasnya tak beda jauh, paling hanya steering switch control yang tak akan kita temui di Celerio.
Di balik setir yang berdesain mirip dengan Ertiga dan Swift dan punya tilt steering, ada panel instrumen yang punya MID sebagai fitur standar dan dual airbag untuk pengemudi dan penumpang depan. Joknya masih menggunakan motif polkadot seperti unit yang tampil di IIMS, dan sebagai pilihan transmisi, ada varian manual 5 speed dan CVT yang bisa dipilih berdasarkan kebutuhan dan kocek anda.
Mengenai kepraktisan, Celerio tidak terlalu bagus namun juga tidak buruk. Ia punya glove box yang besar, door pocket yang besar di pintu depan dan 2 buah cup holder di depan rem tangan. Tapi saat dilanjut ke belakang, door pocket-nya tidak begitu panjang dan hanya ada 1 cup holder di belakang tuas handbrake, tak ada center console box.
Duduk di bangku depan Celerio masih terasa pas, namun kami masih kurang sreg dengan kursi yang headrest-nya menyatu karena membuatnya tidak bisa disetel untuk berbagai postur orang, tapi jika anda sudah coba duduk dan rasanya pas, berarti tak ada masalah. Yang menurut kami harus banyak diberi masukan adalah kabin belakang Celerio.
Dengan adanya 3 seatbelt, berarti kabinnya dirancang untuk memuat 3 orang di belakang, tapi dengan headrest yang hanya setinggi leher orang dewasa, terasa kurang nyaman karena kepala tak punya tempat untuk bersandar. Hidup ini sudah cukup miris jika tak punya sandaran iman dan sandaran hati, masa iya sandaran kepala juga ikut-ikutan hilang?
Selain itu, penumpang yang duduk di tengah akan merasa kurang lengkap dibanding penumpang lainnya, karena tidak ada headrest sama sekali dan seatbelt-nya hanya 2 titik. Berita baiknya, headroom dan legroom-nya sangat lega untuk ukuran mobil sekecil ini, tidak akan membuat penumpangnya merasa sumpek.
Bagasi Celerio punya kapasitas 254 liter, dan jika masih kurang, jok belakangnya yang terpisah 60:40 bisa dilipat hingga rata, meski tidak rata lantai seperti Ertiga. Kita mendapatkan cover tray pemisah bagasi dan tempat penyimpanan ekstra yang rapi, bisa buat menyimpan alat-alat seperti kotak P3K dan lain-lain. Untuk fitur keselamatannya, selain dual airbags yang sudah disebutkan, ada rem ABS yang siap mencegah roda terkunci saat hard braking.
Mesin
Mesin Celerio harusnya sudah familiar untuk orang Indonesia, terutama yang sudah pernah mencoba LCGC Karimun Wagon R karena mesinnya sama persis. Berkode K10B, mesin 1.000 cc 3 silinder ini bisa menghasilkan 68 PS dan 90 Nm, cukup untuk menggendong bodi Celerio yang beratnya hanya 805 kg (manual) dan 840 kg (CVT).
Selain itu, seharusnya mesin ini juga bisa berbagi komponen suku cadang mesin dengan Karimum Wagon R, jadi tak usah khawatir soal suku cadang. Engine bay Celerio tidak semuanya dicat sewarna bodi, dan masih ada beberapa bagian yang terasa kasar saat disentuh. Kap mesinnya tidak dilengkapi peredam meski saat diraba terkesan halus.
Perlu diingat juga, di luar negeri Celerio mengalami isu miring soal keselamatan akibat masalah brake failure yang menyebabkan mobil gagal ngerem. Menurut pihak Suzuki Indonesia, masalah tersebut sudah diselesaikan melalui prosedur recall dan unit yang beredar di Indonesia berbeda. Makannya, Suzuki berani menjamin masalah tersebut tak akan ditemui di Celerio spek Indonesia.
Kesimpulan
Sebagai sebuah mobil kecil yang bukan LCGC dan bermesin 1.000 cc, Suzuki Celerio bisa jadi pilihan bagi mereka yang sedang mencari mobil pertama dan mengutamakan kualitas baik, kabin lega, ukuran bodi dan mesin kecil serta suka dengan kehalusan berkendara, karena Celerio adalah mobil Jepang 1.000 cc CVT pertama di pasar Indonesia. Seperti kita tahu, CVT unggul di transmisinya yang ringan, akselerasi yang halus dan konsumsi BBM yang cenderung lebih irit. Kami juga senang kalau Suzuki tak banyak menyunat hal-hal yang dimiliki Celerio preview di IIMS dan Celerio yang dijual sekarang.
Akan tetapi, pernyataan Suzuki yang menyatakan tak memasang target penjualan dan berusaha menaikkan brand image melalui Celerio dan Swift GS membuat kami sedikit berpikir. Memang, mengubah mindset publik soal brand image akan makan waktu lama, tapi tak pernah terpikirkan untuk mengubah brand image dengan menjual city car 1.000 cc CBU Thailand. Menurut kami saja, dengan beraninya Suzuki menjual hot hatch Swift Sport saja itu sudah cara yang bagus untuk menaikkan brand image secara perlahan.
Lalu, karena Splash masih dijual oleh Suzuki Indonesia dengan selisih harga yang tak begitu jauh dari Celerio, kami sempat berpikir, apa mungkin orang yang tadinya mau beli Celerio bisa lari ke Splash? Tambah sedikit budget dari harga Celerio, bisa dapat Splash bermesin 1.200 cc yang setara dengan Etios, Brio, March dan lain-lain serta durabilitas yang sudah teruji oleh waktu. Beberapa keunggulan Celerio dibanding Splash adalah desain baru, transmisi CVT yang halus dan harga lebih murah.
Celerio sekarang sudah dijual dengan harga OTR Jakarta sebesar 146 juta (manual) dan 158 juta (CVT). Bagaimana menurutmu Suzuki Celerio Indonesia? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Foto Terbaru Toyota Land Cruiser 2016 Tersebar di Dunia Maya