AutonetMagz.com – Terima kasih kepada Porsche Indonesia dan Porsche Asia Pasifik, karena AutonetMagz diberikan kesempatan untuk mencoba Porsche 911 Carrera S baru di jalanan Singapura. Kalau fans Porsche, lebih mengenal 911 Carrera baru ini sebagai 911 991.2 karena sudah di-facelift. Dan ini adalah Carrera yang membuat fans Porsche 911 ribut, karena inilah 911 Carrera pertama yang pakai turbo.
Kenapa fans Porsche bakal ribut? Simpel, karena menurut mereka, hanya 911 Turbo dan di atasnya lah yang boleh pakai turbo, sementara Carrera tidak. Tapi kita sampingkan dulu kontroversi ini, tentu ingin tahu kan apa yang membuat Porsche 911 dielu-elukan sebagai salah satu mobil sport harian paling ikonik di dunia. Simak First Impression Review Porsche 911 ini!
Eksterior
Sedikit cerita, perjalanan kami saat mencoba Porsche 911 Carrera S ini dimulai dari Fullerton Hotel yang terkenal, berlokasi di sekitar Teluk Singapura, persis di seberang patung Merlion yang terkenal itu. Hotel ini ada kecocokan dengan Porsche, karena sama-sama punya warisan tradisi yang panjang dan bernilai tinggi, selaras dengan sejarah 911 Carrera yang sudah berusia 50 tahun lebih.
Saat instruktur Porsche menyerahkan kunci mobilnya kepada kami, kami menyadari kalau warna kunci dan warna mobilnya sama. Jadi, kalau anda mengecat ulang 911 anda, kuncinya mungkin harus dicat ulang juga biar serasi.
Dari eksterior, facelift dari Porsche 911 Carrera berkode 991.2 ini masih mirip dengan versi sebelum facelift. Wajar, malah nyaris semua 911 generasi betapapun bentuknya mirip semua, karena Porsche 911 harus menjaga tradisi.
Mungkin akan terkesan kalau pembuat 911 sangat pemalas dan tidak kreatif, tapi terserah mau disebut apa, yang namanya 911 ya harus begini, harus menjaga proporsi desain klasik yang didefinisikan oleh Porsche.
Porsche hanya fokus kepada perubahan di detail kecil, seperti bumper depan baru dengan sirip udara aktif yang bisa menutup untuk meningkatkan aerodinamika, bisa membuka untuk memaksimalkan sistem pendinginan, khususnya di mode Sport dan Sport+.
Di atas air intake kanan kiri bumper depan, ada LED DRL baru, dan lampu utamanya tetap berbentuk lingkaran seperti versi lama, lengkap dengan cincin LED di sisi luar lampu, plus lampu projector LED di dalam rumah lampu utama.
Dari samping, di sini kami sadar kalau 911 Carrera S yang kami coba sudah dilengkapi pelek 20 inci berwarna Black Satin yang aslinya hanya menjadi sebuah opsional.
Sangat selaras dengan warna Lava Orange di mobil tes kami, dan handle pintu barunya menurut kami kemungkinan diambil dari mobil-mobil VAP (Volkswagen-Audi-Porsche) lain, karena bentuknya mirip-mirip.
Di sisi belakang, ubahannya lebih jelas, karena lubang udara untuk mesinnya kini mempunyai bilah vertikal di bawah kaca belakang, seperti Porsche 901 lawas yang menjadi cikal bakal 911 sekarang. Menurut instruktur kami Tony, engineer Porsche sudah menjaga detail desain seperti ini untuk waktu yang lama, dan sekarang dipakai di 911 Carrera baru yang berturbo supaya mobil ini terkesan spesial.
Karena orientasi mesin Carrera sudah berubah – di mana dari dulu Carrera selalu pakai mesin tanpa turbo namun sekarang pakai turbo – Porsche akhirnya mendesain ulang bumper belakang dengan 2 ventilasi udara di masing-masing sudut bumper untuk memaksimalkan pendinginan dan aliran udara bagi mesin.
Ubahan eksterior terakhir ada di lampu belakang yang menurut kami menjadi sedikit mirip dengan lampu belakangnya baby Cayenne. Yap, maksud kami Porsche Macan, dan lampu ini cocok untuk membuat 911 menjadi lebih modern. Oh ya, 911 Carrera S ini sudah dilengkapi paket Sports Chrono, jadi dua knalpotnya terletak agak ke tengah.
Baca juga : Porsche Indonesia Siap Jual 4 Mobil Baru
Interior
Masuklah ke mobil ini, maka kita akan menemukan interior yang mirip dengan 911 Carrera sebelum facelift, tapi dengan beberapa pembaruan, contohnya ada di setir. 911 Carrera S baru memakai setir yang sama dengan Porsche 918 Spyder, satu dari tiga hypercar hybrid yang dianggap sebagai the holy trinity-nya dunia otomotif.
Bedanya, setir milik 911 Carrera dilapis kulit, sedangkan 918 Spyder dilapis bahan Alcantara. Setirnya sendiri nyaman digenggam, sedap dipandang, cantik dengan detailing metal yang rapi dan tombol-tombolnya terorganisir serta mudah dioperasikan.
Karena kehadiran paket Sports Chrono, di tengah dashboard-nya ada jam analog yang merupakan salah satu ciri khas Porsche. Di setirnya tertanam tombol putar untuk memilih mode berkendara, mulai dari Normal, Sport, Sport+ dan Individual, plus satu tombol “fun” di tengahnya. Tombol apa sih itu? Nanti kami jelaskan di artikel Driving Impression Porsche 911 Carrera S yang akan kami susun terpisah.
Head unit Porsche 911 Carrera S ini kini dilengkapi dengan fitu audio-video dengan layar 7 inci. Fasilitasnya pun melimpah, sebut saja Apple CarPlay, Google Earth, bahkan sampai ke Google Street View. Saat dipakai di Singapura, fitur ini sangat membantu karena navigasi kita dilengkapi dengan estimasi waktu tempuh dan kondisi lalu lintas yang disajikan secara live.
Di konsol tengah, ada tuas transmisi yang dibalut bahan kulit dan diimbuhi detailing metal, plus tulisan PDK. Deretan tombol dengan berbagai fungsi duduk manis di sekitarnya, ada yang untuk mengatur suspensi, mengatur suara knalpot via Car Sound Symposer, ketinggian suspensi, stability control, start stop control dan sunroof.
Bagaimana saat diduduki? Duduk di jok sport Porsche 911 Carrera sangat nikmat, selain karena pengaturan jok elektriknya lengkap (sliding, reclining, height adjuster, lumbar support), posisi duduknya rendah sebagaimana harusnya mobil sport, dan sangat mudah menemukan posisi duduk ideal di mobil ini. Oh ya, jok penumpang juga elektrik.
Bangku belakangnya bagaimana? Yah, sepertinya bukan tempat yang nyaman untuk orang dewasa, tapi masih cocok untuk dihuni anak-anak, dan anak-anak pasti suka menumpang sebuah Porsche. Inilah satu dari sekian benefit yang dimiliki Porsche 911 berkat konfigurasi RR (Rear Engine-Rear Wheel Drive alias mesin di belakang dan penggerak roda belakang). Sampai saat ini, hanya Porsche yang mampu dan piawai membuat mobil sport dengan konfigurasi RR.
Porsche 911 Carrera S punya bagasi yang didesain dengan lantai cukup dalam, tapi ruangnya sendiri tidak lebar. Lumayan untuk memuat satu koper, dan ini masih cukup oke untuk ukuran mobil sport.
Tombol untuk membuka bagasinya sendiri adalah tombol elektrik di sisi kanan pengemudi. Jangan lupa, Porsche 911 kan mesinnya di belakang, jadi bagasinya ada di depan ya.
Mesin dan Transmisi
Seperti yang tadi saya bilang, Porsche 911 Carrera S 991.2 ini menuai kontroversi dari fans Porsche 911, karena ini pertama kalinya Carrera pakai turbo. Sebelum facelift, Porsche 911 Carrera pakai mesin boxer 6 silinder 3.400 cc dan Carrera S pakai 3.800 cc, semuanya tanpa turbo. Sekarang, baik Carrera maupun Carrera S pakai mesin boxer 6 silinder 3.000 cc twin turbo baru, yang hanya dibedakan dari jumlah tenaga dan torsi yang dihasilkan.
Porsche 911 Carrera kini punya 370 hp, sementara Carrera S punya 420 hp, keduanya lebih besar 20 hp daripada Carrera dan Carrera S lawas.
Bahkan di 911 Carrera S yang kami coba, torsinya bisa mencapai 500 Nm, dan sudah tersedia sejak 1.700 rpm dan terus terasa hingga 5.000 rpm.
Adalah transmisi kopling ganda Porsche yang dinamai PDK, atau singkatan dari Porsche Dopplekupplung yang punya 7 percepatan, dan transmisi PDK ini bertugas meneruskan tenaga dan torsi tadi ke roda belakang. Hasilnya tidak main-main, karena meski ini bukan kasta tertinggi 911, akselerasi 0-100 km/jam selesai dalam waktu kurang dari 4 detik, tepatnya 3,9 detik. Padahal ini bukan Porsche 911 GT2 lho.
Kesimpulan
Impresi pertama kami sampai pada kesimpulan bahwa Porsche 911 Carrera dan Carrera S facelift ini pasti selalu punya dua sisi yang berlainan, seperti pada sebuah koin. Soal desain misalnya, di mana fans Porsche akan senang karena bentuk 911 yang long-lasting itu masih bisa mereka nikmati sampai sekarang, plus sedikit sentuhan modern dan ventilasi udara vertikal yang mengingatkan mereka akan Porsche 901 yang menjadi awal perjalanan dari Porsche 911 yang telah memakan waktu selama 50 tahun lebih ini. Di sisi lain, karena desainnya relatif sama saja dengan para pendahulunya, konsumen baru Porsche 911 harus belajar untuk bisa menghormati proporsi klasik dan tradisi mobil ini, apalagi banyak sportscar harian lain yang desainnya lebih agresif dan futuristik.
Soal peningkatan spesifikasi mesin, di sinilah Porsche membuat kita lupa sejenak akan ubahan interior-eksterior dan fokus di mesinnya. Porsche mau tidak mau harus memakaikan turbo untuk 911 Carrera yang dari dulu tidak pernah pakai turbo, dan alasannya adalah mereka harus membuat 911 Carrera menjadi lebih baik dari yang lama, tapi mereka juga harus mempertimbangkan soal emisi yang harus diturunkan, konsumsi BBM yang harus lebih efisien dan isu-isu lainnya.
Penggemar mesin naturally aspirated dipastikan menyayangkan hal ini, karena mesin naturally aspirated yang senang berteriak dan bernyanyi di buritan 911 kini diganti dengan mesin induksi paksa alias turbo.
Tidak semua orang suka turbo, karena siulan turbo kadang mengganggu suara asli mesin yang harusnya bisa dinikmati. Belum lagi, yang namanya mesin turbo tidak akan mudah terlepas dari yang namanya turbo lag, sekecil apapun itu.
Tapi terlepas dari karakter dan performa mesinnya, apakah para fans Porsche 911 harus khawatir akan kehilangan idola mereka? Akan kami cari tahu, karena mobil –terutama mobil sport – itu harusnya dikendarai, dan kami akan membahas impresi berkendara Porsche 911 Carrera S ini di artikel terpisah. Stay tune di AutonetMagz dan sampaikan opinimu di kolom komentar!
Read Next: Mesin SkyActiv Turbo Mazda CX-9 Siap Masuk Ke Mobil Mazda Lain