AutonetMagz.com – Demam crossover sekarang tak melulu soal membuat SUV kecil semacam Honda HR-V, Nissan Juke, Ford EcoSport dan beberapa kontestan lainnya, tapi mulai merambah ke mobil-mobil lain yang lebih layak disebut crossover wannabe. Contohnya banyak, bisa kita lihat di Nissan Livina X-Gear, Honda Jazz Twist, Hyundai i20 Active.
Melihat kemampuan styling crossover yang mampu menarik minat, Hyundai meluncurkan city car bergaya crossover pertama di Indonesia (abaikan Geely LC Cross), yakni Hyundai Grand i10X. Bagaimanakah impresi dan rasanya? Inilah First Impression Review Hyundai Grand i10X ala AutonetMagz!
Eksterior
Grand i10X sebenarnya adalah Grand i10 GL, bukan GLS yang merupakan varian termahal. Dengan membubuhkan sejumlah tambahan berupa lower protector hitam di bumper depan, lengkap dengan aksen skid plate. Foglamp-nya kini tidak jomblo lagi, karena sudah ditemani oleh LED DRL, namun untuk headlamp-nya tidak berubah sama sekali.
Pada dasarnya, Hyundai Grand i10 sama sekali adalah sebuah mobil yang jauh dari kesan tangguh, terutama jika dilihat dari samping. Sebuah masalah? Tidak juga, ini kan city car, tapi saat ingin dibuat gaya crossover, harus tepat ubahannya agar tidak norak. Makannya, ada Rocker Shield (sejenis side body moulding) dan aksen door handle yang sama-sama berwarna hitam agar kesan kontras dan tough bisa mencuat.
Sentuhan lain di bagian samping adalah stiker hitam –sekali lagi, itu stiker – yang dipasang di pilar C yang desainnya selaras dengan garis desain jendela mobil. Dengan sentuhan ini, muncullah kesan ala floating roof yang sedan jadi tren belakangan ini, sekaligus bisa membuatnya kelihatan lebih modern dan bisa mengikuti tren.
Yang kami hargai, Hyundai tidak hanya menempelkan body kit gaya crossover saja, lalu selesai. Lebih dari itu, mereka berpikir “kayaknya bakal total ubahannya kalau ground clearance-nya naik sedikit, apalagi untuk melibas jalan rusak.” Untuk itulah kini Grand i10X kini memakai karet bundar buatan Kumho yang lebih tebal daripada Grand i10 standar.
Dengan ukuran 175/70 R14, ground clearance-nya naik hingga 0,5 inci menjadi 167 mm, menjadikannya sebagai yang paling jangkung di kelasnya. Tak hanya itu, pelek 14 incinya kini memakai warna two tone Diamond Cut Polished Dark Grey, suatu detail yang jarang kita temui di kelas city car.
Beranjak ke belakang, bagian bawah bumpernya juga dilengkapi dengan lower protector hitam dan skid plate silver, ada muffler tip chrome serta roof spoiler dengan high-mounted stop lamp. Anda mungkin melihat ada roof rack yang menempel di atapnya pada foto sebelumnya, namun itu bukanlah hal standar pada Grand i10X, melainkan opsi tambahan yang bisa ditambah sendiri dengan ekstra budget.
Overall, secara eksterior Hyundai cukup mampu membuat Grand i10 yang tadinya tampil polos menjadi sedikit punya taji sebagai sebuah crossover wannabe. Mobil ini juga bakal menarik di jalan karena tak ada lagi city car yang standarnya sudah punya tampilan seperti ini (sekali lagi, abaikan Geely LC Cross).
Interior
Pada interior, Hyundai masih menerapkan desain dashboard dan pelapis yang sama seperti varian basisnya, yakni Grand i10 GL. Kursinya masih menggunakan bahan fabric, dan berbeda dengan varian GLS yang lebih mahal, kursi depan menggunakan model headrest yang menyatu seperti pada Suzuki Celerio atau Honda Brio. Kalau alasannya ingin mengangkat kesan sporty, pemakaian jok ini sangat tepat meski sedikit kurang dibanding tipe GLS karena headrest-nya tak bisa diatur.
Lingkar kemudinya kini berlapis kulit, merupakan poin plus karena bisa meningkatkan grip dan nyaman untuk digenggam, tapi tidak ada audio steering switch control. Untungnya, Hyundai masih melengkapi Grand i10X dengan pengaturan tilt steering, jadi setidaknya posisi mengemudi yang lebih nyaman bisa dicapai.
Sejumlah fitur yang fungsional juga ditawarkan oleh Hyundai, Grand i10X otomatis akan mengunci pintu ketika kecepatan mencapai 20 km/jam, sistem serupa yang juga bisa kita jumpai pada Nissan Grand Livina.
Sementara head unit-nya menggunakan spek Double DIN CD, MP3, USB dan Konektivitas Aux, bukan head unit berlayar sentuh seperti pada varian GLS. Speakernya berjumlah 4 buah, dengan satu set 6” 3-way system. Dashboard Grand i10X masih menggunakan bahan plastik keras dengan kombinasi warna two tone. Kualitas buatannya tergolong masih layak, mengingat mobil ini dibuat di India.
Pengaturan AC-nya masih menggunakan kontrol secara manual, mungkin di segmen ini sepertinya hanya Nissan March dan Mitsubishi Mirage yang memiliki sistem AC otomatis dengan layar digital, tapi setidaknya pengaturan ventilasi masih disertakan.
Joknya memakai bahan kombinasi fabric dan vinyl dengan aksen two tone color. Meski nyaman dan empuk untuk diduduki, tapi jok ini tak punya pengatur ketinggian. Yah, paling tidak bahan ini mudah dibersihkan. Perlu diketahui, Grand i10X tidak punya pengaturan spion elektrik, kita harus menggerakkan tongkat ajaib di sudut pilar A untuk mengatur spion.
Kabin belakang Grand i10X tak terlalu spektakuler. Tak ada adjustable headrest, seatbelt tengahnya masih 2 titik dan harus ditarik ulur secara manual, dan sandaran joknya tidak terpisah 60:40 atau 50:50, melainkan menyatu. Headroom dan legroom-nya memang bukan yang paling lega di kelasnya, tapi tidak sempit juga kok.
Kapasitas bagasinya juga lumayan, namun pelipatan jok belakangnya tak bisa menghasilkan ruang yang rata lantai. Di balik penutup lantai bagasinya, kita disiapkan dengan ban serep space saver yang berukuran kecil dengan pelek kaleng.
Mesin dan Safety
Hyundai sama sekali tidak mengubah apapun dari mesin 1.250 cc D-CVVT bertenaga 87 PS dan torsi 12,2 kg-m milik Grand i10 GL, tapi Hyundai hanya menyediakan Grand i10X dengan transmisi manual saja. Alasannya, karena mayoritas konsumen yang membeli mobil ini tidak tinggal di tengah kota, agak sedikit ke daerah pinggir atau mungkin luar kota. Mereka lebih suka transmisi manual daripada otomatis, karena durabilitasnya jauh lebih baik dan relatif bebas perawatan.
Urusan safety, di sinilah kekurangan Grand i10X terekspos jelas. Tak ada airbag, tak ada ABS, EBD, dan banyak hal lain absen. Hanya Hyundai Reinforced Body Structure (HRBS) sebagai pertahanan utama kalau ada benturan, plus sabuk pengaman. Jika dibandingkan dengan Daihatsu Sirion misalnya, sangat kelihatan kalau Grand i10X ini sangat tertinggal, mengingat Sirion sudah punya airbag.
Kami memahami bahwa Hyundai harus menyunat beberapa fitur untuk menyesuaikan harga agar terjangkau dengan kocek konsumen, tapi kecenderungan ATPM di Indonesia untuk menyunat fitur safety benar-benar menjadi perhatian khusus bagi kami, karena sebuah mobil tak cukup hanya untuk membantu transportasi orang bepergian dari sini ke situ, tapi harus bisa melindungi sepanjang perjalanan kalau ada hal yang tidak diinginkan. Ini tak hanya untuk Hyundai, tapi untuk semua merek yang hobi melakukan sunatan massal.
Test Drive
Saat peluncuran, Hyundai mengajak para perwakilan media untuk mengikuti sesi defensive driving memakai Grand i10X, menunya adalah bagaimana cara mengerem dengan atau tanpa ABS serta latihan slalom. Di sinilah kami mendapat kesempatan untuk mencari tahu, seberapa besar bedanya rasa pengendaraan antara Grand i10 GLS dan Grand i10X yang sama-sama ditawarkan sebagai unit tes.
Performa mobil ini cukup bagus, masih responsif di putaran mesin bawah dan gigi rendah, dipadu dengan kopling yang enteng, sepertinya tak akan terlalu bikin betis kiri jadi kekar saat berkutat dengan macetnya jalanan. Perpindahan giginya presisi, jauh lebih mantap daripada transmisi manual Daihatsu Sirion yang pengoperasiannya kasar dan terkesan kurang rigid.
Apa yang kami suka adalah kelincahan dan minimnya body roll mobil ini. Sirion terasa gesit, tapi suspensi terasa sedikit goyah dalam kecepatan tinggi, Grand i10X terasa lebih lincah dan lebih kaku dari Sirion. Dengan penggunaan profil ban yang lebih besar, rasanya i10X lebih nyaman dalam melewati lubang jalanan dibandingkan dengan Grand i10 GLS yang menggunakan profil ban tipis.
Kemudinya terasa akurat, tapi penyakit dari MDPS – lebih tepatnya, penyakit power steering elektrik hampir semua mobil – adalah minimnya feel berkendara. Setirnya tergolong enteng, malah sangat enteng. Mungkin ini memudahkan di kepadatan dalam kota atau saat parkir, tapi kami lebih suka kemudi yang masih ada feel-nya, karena lebih mantap dan komunikatif.
Secara keseluruhan, handling mobil terasa cukup baik, peredaman suspensi nyaman tapi masih cukup handal untuk bermanuver cepat di tengah lalu lintas. Mesinnya juga cukup responsif untuk mobil seukuran ini, membuatnya jadi salah satu pilihan yang baik untuk lalu lintas dan kondisi jalan Indonesia.
Kesimpulan
Berkat gaya crossover, mesin yang handal dan setelan suspensi yang tepat berikut transmisi manual halus nan presisi yang menghadirkan rasa berkendara yang bagus, Hyundai Grand i10X memiliki gaya dan pengendaraan yang tak bisa disamai mobil manapun di kelasnya. Akan tetapi, sunatan massal di fitur safety yang hanya mengandalkan kekuatan struktur bodi dan sabuk pengaman jelas membuatnya susah berkompetisi di pasaran dan melawan Honda Brio, Toyota Etios, Suzuki Celerio dan Daihatsu Sirion.
Kami pikir ini adalah masalah umum mobil-mobil Hyundai dan sejumlah merek lain, karena mereka harus menanggung biaya impor dan pajak sehingga memaksa mereka untuk menyunat fitur mobil mereka, dan harus berjuang melawan merek Jepang yang rata-rata punya pabrik perakitan mobil di Indonesia.
Dengan banderol harga 155,500 juta Rupiah, ia 350 ribu lebih murah daripada Daihatsu Sirion tapi masih lebih mahal daripada Brio E matik. Hyundai Grand i10X baru cocok untuk orang yang suka styling crossover, butuh ground clearance tinggi untuk menghadapi jalan jelek, menikmati asiknya berkendara dengan sebuah city car yang fun to drive, dan tidak keberatan jika tak ada fitur keselamatan selain seatbelt.
Apa anda termasuk orang-orang seperti itu? Sampaikan opinimu tentang Hyundai Grand i10X di kolom komentar!
Read Next: Mitsubishi Outlander Facelift Siap Tanding di Kandang Sendiri