AutonetMagz.com – Kalau kalian bayangkan judul seperti ini di Indonesia mungkin tidak terlalu sigifikan. Pasalnya apabila tidak ada trotoar, kemungkinan besar jalanan itu adalah jalan pegunungan, sepi kendaraan atau kawasan yang tidak memungkinkan untuk ngebut.
Sementara jika terdapat trotoar, kemungkinan itu adalah kawasan kota dimana seringkali macet, hanya tampak orang berlalu lalang di jam – jam tertentu atau malah dipakai motor dan tukang gorengan sehingga pejalan kaki juga enggan melintasinya.
Lalu kenapa harus dibahas? Meski disini pick-up truck kurang populer seperti di Amerika, mobil yang sedang hot penjualannya (selain LCGC dan LMPV) itu justru SUV, sebut saja HR-V hingga CR-V, Rush-Terios hingga Fortuner dan kawan – kawan ladder frame-nya. Lebih lagi, yang namanya kecelakaan susah diprediksi, jadi tidak ada salahnya kita bahas.
Jadi apabila kalian sedang menjadi pejalan kaki, waspadalah terhadap SUV karena desain bonnet yang cenderung tinggi malah berakibat 2 hingga 3 kali lebih besar untuk membuat korban meninggal. Di Amerika sendiri, dari data kecelakaan 2016 didapatkan 6000 pejalan kaki yang meninggal dan sebagian besar penyebab adalah mobil SUV.
Logis sih, coba kalian bayangkan dengan tinggi rata – rata manusia, desain bonnet yang tinggi cenderung membuat kerusakan pada organ dalam manusia, sementara jika (amit – amit) ditabrak oleh LCGC ataupun sedan, kefatalan paling parah bisa dimungkinkan adalah amputasi kaki.
Temuan menariknya adalah kejadian ini juga disumbang oleh karena faktor teknologi. Maksudnya adalah peran dari pejalan kaki yang suka menggunakan smartphone dan juga pengemudi yang terdistraksi entah itu dari smartphone maupun infotainment system di mobil. Namun , hal yang satu ini berlaku untuk semua kecelakaan, tidak hanya SUV.
Lain negara lain cerita, Indonesia tidak memiliki data lengkap tentang kejadian – kejadian seperti ini, jadi data yang bisa didapat tidak mendetail hingga jenis mobil, follow-up korban dan sebagainya. Kita sebagai pejalan kaki maupun pengemudi harus aware akan keselamatan, semoga tidak terlena dengan teknologi yang sudah terbukti berkontribusi terhadap angka kecelakaan.
Untuk pabrikan mobil, semoga desain mobil di masa depan semakin ramah untuk pejalan kaki, syukur – syukur airbag di bonnet bisa menjadi standar. Tapi kalau soal SUV sih susah dibilang juga ya, kami tidak tahu bagaimana solusinya. Bukan promosi, namun langkah yang dilakukan Pajero Sport dengan sistem canggih berhenti sendiri-nya sih sangat mendukung artikel ini ya. Yang jelas untuk pejalan kaki, setidaknya berjalan dengan arah berlawanan dengan kendaraan dapat berpeluang menghindari kalian dari kecelakaan. Bagaimana menurut kalian?
Read Next: Perjuangan Belum Usai, Kali Ini Tesla Menggagas Sebuah Pick-Up