Royal Enfield Interceptor 650 : Gak Berasa RE!

by  in  Berita & Mobil Baru & Nasional
Royal Enfield Interceptor 650 : Gak Berasa RE!
0  komentar

Autonetmagz.com – Akhirnya tim Autonetmagz berkesempatan mencoba salah satu motor paling bertenaga dari Royal Enfield (RE) ini. Dirilis secara resmi untuk pasar Indonesia dalam gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019, Interceptor 650 membuat kami penasaran soal comeback dari motor dengan mesin parallel-twin khas pabrikan asal Inggris tersebut. Hingga pada akhirnya, rasa penasaran kami pun terbayar karena motor ini dipinjamkan unitnya oleh pihak Nusantara Royal Enfield selama satu minggu! Jadi daripada basa basi panjang, kita ‘bongkar’ moge satu ini.

Sebelumnya nih ala-ala disclaimer, buat kalian yang belum tau spesifikasi dari RE Interceptor 650 ini boleh banget dicek link tersebut. Hingga saat ini, pihak RE hanya baru menambahkan pilihan warna saja. Sementara untuk spesifikasi di atas kertas memang belum terjadi ubahan karena umur motor ini juga baru dua tahun.

Pertama kita bahas soal desainnya, terlihat jelas bahwa nuansa Royal Enfield Interceptor (1959 – 1970) masih kental terasa pada motor ini. Tema desain retro yang awet dari Interceptor 650 menunjukkan keseriusan pihak RE dalam mempertahankan daya tarik serta ciri khas motor buatannya. Penggunaan instrument cluster yang dominan analog, bentuk lampu-lampu klasik, frame double-cradle yang melintang lurus, penempatan warna krum yang pas, jok motor dengan diamond cut, bentuk knalpot yang kekar, serta penggunaan velg jari-jari, membentuk harmoni desain retro brat-style yang semakin mendukung tema tersebut.

Walau sayangnya desain motor yang dinamakan INT650 di pasar Amerika ini, seakan terlalu ‘totalitas’ karena motor ini semua lampunya masih menggunakan halogen, berikut multi information display (MID) yang kurang variatif, mesinnya masih air-cooled, serta suspensi depannya belum upside down (USD). Untuk bagian lampu, tim Product Strategy Royal Enfield menjelaskan bahwa memang pemakaian lampu halogen cocok dengan tema retro yang mereka usung, jadi besar kemungkinan bahwa pihak RE berusaha tetap mempertahankan sisi klasik dari motor karya mereka sesuai dengan ciri khas brand yang pabriknya berada di Chennai, India namun tim riset dan pengembangannya tetap berada di Leicestershire, Inggris.

Namun overall secara desain, aura nostalgia Interceptor lawas teraplikasikan dengan amat baik pada motor ini. RE sukses membangkitkan kembali motor mereka yang telah di-discontinued ke dalam era modernisasi. Saat banyak pabrikan memunculkan desain neo retro, RE tetap bertahan dengan gaya retro classic-nya. Jadi yang kangen sama modelan motor klasik dijamin puas deh mandangin Interceptor 650. Kalau yang kangen sama mantan minggir dulu, saya mau bahas sektor mesinnya.

Untuk bagian mesin memang tidak ada ubahan dari sejak pertama kali muncul. Konsisten dengan mesin parallel-twin 648 cc air-cooled, 4 klep SOHC dan dipasangkan girboks slipper clutch 6-percepatan, yang membuat motor ini dapat menghasilkan output sebesar 47 hp dengan torsi 52 Nm pada 4.000 rpm. Lalu untuk bagian kaki-kakinya, di bagian depan motor ini dilengkapi dengan suspensi teleskopik 41 mm dengan travel 110 mm, bagian belakang twin coilover dengan travel 88 mm yang bisa diatur settingan preload-nya sebanyak 6 step.

Ban depan belakang memakai Pirelli Phantom SportComp masing-masing dengan ukuran 100/90 R18 dan 130/70 R18 yang membalut velg Excel jari-jari berbahan aluminium. Tak lupa sektor pengeremannya yang sudah disc brake depan belakang dari ByBre, dan juga dilengkapi dengan dual-channel ABS. Mumet ya penuh dengan angka-angka? Biar otak refresh kita tes jalan motornya ya, kuy gastips!

Kesan pertama naik motor ini adalah, tidak terlalu tinggi ternyata. INT650 memang memiliki jok dengan tinggi 804 mm yang membuat kaki saya bisa jinjit sempurna tanpa berganti kaki (tinggi saya 167 cm, memang pendek tau saya). Walaupun kaki masih bisa menapak, namun dry weight motor ini mencapai 202 kg. Terasa berat jika kita mau merubah posisi motor dalam keadaan mesin mati. Bayangkan jika tangki bensin berukuran 13,7 L itu terisi penuh, berarti mindahin motor seberat kira-kira 214 kg, on the way jadi sahabat koyo buat yang tidak terbiasa.

Namun rasa berat tersebut hilang seketika saat motor ini sudah dibawa riding, gak berasa bawa moge! Untuk bermanuver dalam kota hingga menikung miring dengan cepat rasanya sangat nyaman, tidak terasa berat sama sekali. Posisi ridingnya pun masih terbilang nyaman didukung dengan jok yang empuk saat dikendarai lama sekalipun. Walau area kaki terasa agak melebar karena tangki yang besar, hal tersebut menyebabkan handle bar yang tinggi pun tetap membuat saya membungkuk sedikit. Untuk posisi footstep juga agak ke belakang, sedikir berkarakter sporti. Namun hal inilah yang membantu pengendalian INT650 menjadi lebih enak untuk bermanuver. Intinya motor ini nurut dibelokin kemana aja, asal jangan diarahin ke tembok.

Sudah di gastips, sekarang waktunya gaspol. Motor ini ngejambak banget bahkan dari 2.000 rpm loh, membuat nyawa tertinggal sedikit saat pertama kali narik! Bahkan saat kondisi ingin menyusul atau menanjak, rider tidak perlu melakukan downshift agar bisa mendapatkan torsi ‘gajah’-nya. Cukup puter sedikit, ngegas bro. Kondisi stop n go pun bisa dilakukan dari gigi 2 jika terpaksa tanpa perlu turun gigi apalagi turun motor, karena masih ngisi ternyata, hebat.

Selama seminggu mencoba motor ini di dalam kota, saya pribadi kurang puas karena belum menyentuh gigi 5 hingga 6, padahal gigi 4 saja bisa mencapai 130 km/h. Mengendarai motor ini memang bisa membuat kita lupa akan speedometer, karena anteng banget, tidak terasa sudah menyentuh 100 km/h. Iya, kalian gak salah baca kok, ini motor anteng banget, gak berasa vibrasi mesinnya seperti RE yang lain, pokoknya selangkangan approved. Menikung 100 km/h? Aman, motor ini tidak liar kok.

Selama saya dan tim mencoba motor ini, kelebihan yang pertama kami dapatkan adalah vibrasi mesin yang sangat halus ketika dikendarai. Tidak seperti motor RE lainnya, vibrasi mesin yang dirasakan pada INT650 terasa amat halus bahkan pada rpm tinggi sekalipun. Gearbox 6-speed yang presisi, desain klasik yang sulit tergerus zaman, handling yang baik serta sasis yang rigid membuat motor powerful dari RE ini menjadi sangat mantap untuk dibawa riding harian maupun touring. Bodi yang full metal terasa solid dan kokoh, melambangkan build quality yang berada di atas rata-rata motor made in India.

Kelemahan yang kami temukan adalah, karena terlalu mempertahankan kesan klasik, maka hal-hal kecil seperti engine guard pada footstep dan indikator gir tidak dimasukan ke dalam motor ini. Kami pun sedikit dibuat bingung dengan indikator bensin yang kurang konsisten, layaknya pacarmu kalau pms suka berubah-ubah. Lampu halogennya juga dirasa kurang terang saat berkendara malam, walaupun memang kontrasnya cukup membuat marka jalan terlihat jelas. Lalu mesinnya memang emosian, gampang panas kayak ormas, tapi dijamin puas akan output yang dihasilkannya. Tak lupa suspensinya yang terlalu empuk hingga membuat efek membal saat menikung, namun hal tersebut bisa diakali karena pengaturan preload-nya bisa diubah.

Itulah kesan kami setelah mengendarai RE Interceptor 650 selama seminggu. Dengan harga mulai dari Rp 205,7 Juta (OTR), motor ini cocok buat kalian yang mau mencoba moge karena karakternya yang bertenaga besar namun tidak liar dan enak untuk diajak bermanuver. Interceptor 650 ini dirasa pantas jika dijuluki sebagai Tamed Beast, nurut tapi galak kalau sang rider berkehendak demikian. Untuk skema warnanya, pihak RE membaginya menjadi dua tipe. Pertama ada two-color paint scheme yang paling baru dengan pilihan Baker Express dan Ravishing Red. Lalu ada single colourways yang merupakan heritage dari RE terdahulu dengan warna solid yang tersedia dalam Orange Crush, Glitter and Dust, Silver Spectre, dan Mark Three.

Jadi bagaimana, tertarik meminang motor yang sudah memenangkan penghargaan MCN sebagai “Best Retro Bike of the Year” dua tahun berturut-turut (2019 – 2020) ini? Berikan komentar terbaik anda di kolom yang tersedia di bawah, masih mendang-mending atau langsung angkut nih motornya?

Read Prev:
Read Next: