Mazda Yakin Bisa Bangkit Lewat Mobil RWD

by  in  Berita & Mazda
Mazda Yakin Bisa Bangkit Lewat Mobil RWD
0  komentar

AutonetMagz.com – Strategi Mazda yang mengarahkan produknya menuju kelas atas, malah membuat pabrikan Jepang tersebut kewalahan. Setelah mendapati penjualan Mazda 3 yang lamban, perusahaan ini terkena regulasi emisi yang ketat di Eropa sehingga harus membayar denda dan menaikkan harga CX-5 untuk kawasan benua biru tersebut. Hal ini menyebabkan Mazda belum bisa menebus dividen yang diharapkan setelah berinvestasi dengan pengembangan model yang mahal serta mesin baru.

Mengalami penjualan yang menurun bahkan sebelum terjadinya pandemi COVID-19, Mazda telah memikirkan strategi baru yang cukup mengundang pertanyaan. Bukan malah merambah ke dalam segmen yang lebih murah, namun Mazda semakin merangsek ke dalam segmen yang lebih mahal dengan rencananya menyiapkan mobil dengan grup sasis kecil dan besar. Menurut Nikkei Asia, mobil SUV berpenggerak rear-wheel drive (RWD) dan bermesin straight-6 akan termasuk ke dalam ‘strategi’ penganut jinba ittai ini. Bukannya memproduksi mobil spek tersebut butuh biaya lebih mahal, hei Mazda?

Pabrik suku cadang Mazda di Hiroshima pun mengonfirmasi, untuk produksi model sasis besar akan dimulai pada awal 2022 di plant Hofu, Yamaguchi. Sebelumnya mesin straight-6 yang sedang mereka bangun, kabarnya memiliki kapasitas 3,0 L atau 3,3 L dengan variasi mesin bensin, diesel, Skyactiv-X, serta mild hybrid. SUV baru ini juga dipersiapkan untuk menjadi pengganti model CX-5 dan CX-8 walaupun saat kemunculannya nanti dua model tersebut tidak akan langsung diberhentikan. Hingga saat ini, beberapa supplier bersiap untuk membangun sekitar 300.000 unit, atau hanya di bawah 20% dari penjualan global Mazda, pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2025.

Mazda sendiri tidak serta merta langsung menghajar segmen kelas atas secara membabi buta, pihak mereka tetap akan saving costs dengan cara memproduksi beberapa suku cadang di luar negeri serta mengurangi spesifikasinya. Hal ini dilaksanakan guna menjaga kualitas yang premium dengan harga minimum. “Penetapan harga akan berubah tergantung pada fokusnya dalam volume penjualan atau peningkatan branding,” ujar Masatoshi Nishimoto, manajer penyedia informasi IHS Markit. Melihat dari efek yang dirasakan Mazda sekarang, harusnya mereka berfokus pada volume penjualan dengan membuat sebuah model yang memiliki trim bervariasi hingga mencakup beberapa range harga.

Selain strategi ‘serang segmen atas (lagi),’ Mazda juga mengandalkan inovasi mesin rotary mereka sebagai range extender untuk mendukung baterai agar bisa mencapai jarak lebih dari 400 km. Teknologi ini nantinya akan disematkan di MX-30 mereka pada 2022 dan diharapkan akan membuat masyarakat semakin tergoda membeli EV tersebut. Apakah strategi Mazda ini sudah tepat menurutmu? Berikan komentar terbaik pada kolom komentar di bawah.

Read Prev:
Read Next: