AutonetMagz.com – Semenjak Mercedes-Benz merapikan nomenklatur SUV mereka, pengelompokannya menjadi sedikit lebih jelas. GLA berarti A-Class versi SUV, GLC berarti C-Class versi SUV, GLE berarti E-Class versi SUV dan GLS berarti S-Class versi SUV. Seharusnya begitu dari awal, apalagi BMW yang notabene jadi rivalnya sudah lebih rapi dengan menamai modelnya dengan nama X1, X3 dan X5, jadi sekarang jelas siapa ketemu siapa.
Berhubung sebentar lagi GIIAS 2019 yang akan berlangsung tanggal 18-28 Juli 2019 di ICE BSD digelar, pameran berskala internasional itu akan jadi momen yang tepat untuk meluncurkan mobil baru. Mercedes-Benz Distribution Indonsia (MBDI) membawa mobil baru lebih dari 1 buah, dan salah satunya ya Mercedes-Benz GLE450 baru ini. Apa yang bisa kita nikmati di mobil ini? Simak first impression review Mercedes-Benz GLE450 ini!
Eksterior
Meski ia bukan G-Class a.k.a G-Wagen yang sudah legendaris dan punya bentuk yang tidak boleh diganggu gugat menurut Mercedes-Benz dan penggemar G-Wagen, entah mengapa Mercedes-Benz mau mempertahankan bentuk dasar GLE-Class yang bermula sejak munculnya ML-Class. Identifikasi paling jelas ada di pilar C, selalu begitu desainnya sejak jaman ML-Class sampai GLE-Class sekarang.
Padahal transformasi SUV mereka yang lain, misalnya GLK-Class ke GLC-Class sangat total.
Karena E-Class punya 2 garis LED DRL, maka Mercedes-Benz juga menyematkan 2 garis LED DRL pada Mercedes-Benz GLE450 ini. Wajar, sebab bisa diibaratkan bahwa GLE-Class adalah E-Class versi SUV. Lampu depannya sudah lebih menyudut ala-ala predator face macam A-Class dan CLS-Class, tapi sudutnya tidak terlampau tajam. Karena ini GLE450 AMG Line, ia pakai body kit ala AMG dengan secuil kisi udara asli, tapi ia tidak berhak dapat grile Panamericana karena ia bukan AMG sejati.
Ngomong-ngomong grile, sebenarnya bukan betapa besar grile-nya yang mengusik kami, melainkan logo Mercedes-Benz yang besar. Kira-kira lebih besar daripada tangan orang dewasa Indonesia. Meski kesannya seperti jumawa dengan membesarkan logo bintang 3 sudut itu, Mercedes-Benz sengaja melakukannya karena di balik logo itu ada banyak sensor untuk sistem asistensi pengendara, misalnya sensor rem otomatis. Oh ya, chrome di bumper depan itu sepertinya lebih baik diganti silver.
Di luar sensor yang sudah built-in dalam logo Mercedes-Benz tadi, mobil ini punya sensor parkir nyaris di segala sisi plus kamera untuk pandangan 360 derajat. Ini diperlukan karena Mercedes-Benz GLE450 ini bisa parkir sendiri, sebuah fitur yang mulai menjamur di kelas mobil premium.
Sedikit kejutan, versi Indonesia ini sudah terpasang suspensi udara yang punya 4 level ketinggian. Tadinya kami kira ini suspensi konvensional dengan fitur adaptif, ternyata benar-benar suspensi udara. Wah…
Suspensi udara itu menemani pelek alloy ukuran jumbo, yakni 21 inci. Meski sudah dibungkus ban Pirelli berukuran 275/45 R21, pelek 21 inci ini tidak kelihatan besar di Mercedes-Benz GLE450, malah terkesan pas-pas saja. Kami takkan kaget jika nanti ada pembelinya yang ganti pelek 22 atau 24 inci, karena pasti masih masuk.
Over fender GLE450 dicat sewarna bodi dan sebagai bagian dari paket AMG Line, rem cakram depan sudah cross-drilled. Sudah pakai RFT kah? Belum.
Ada fitur perlente yang ada di GLE-Class tapi tidak ada di versi sedannya alias E-Class, apakah itu? Semua pintu Mercedes-Benz GLE450 spek Indonesia sudah dapat vacuum door atau soft closing door, jadi cukup tutup pintu seadanya dan sistem akan mengencangkan pintu yang kendor. Selain meresmikan kita jadi member “Anti Banting Banting Club”, fitur ini mampu meningkatkan rasa elegan dan mewah saat kita memanfaatkannya.
Bagian side step standarnya agak mencuat keluar, jadi mungkin ada kalanya ia sedikit intrusif sebagai side step. Untungnya, roof rail bawaannya memang fungsional, tapi rasanya sayang memasang roof box di roof rail itu kala tahu bahwa Mercedes-Benz GLE450 ini punya panoramic sunroof yang sangat besar.
Pada bagian belakang, mobil ini tak mengalami perubahan bentuk yang menyeluruh. Lampu belakang kini full LED dengan bentuk pipih yang agak menyerupai siluet lampu CLS-Class. Kamera mundur mobil ini ngumpet dengan rapi di balik logo Mercedes-Benz, namun dari sini ada juga detail yang kami tak sukai dari beberapa mobil baru belakangan ini : Knalpot palsu.
Interior
Kualitas desain dan bahan interior Mercedes-Benz terbaru biasanya jarang mengecewakan. Saat masuk dan duduk pertama kali, kita akan disapa oleh 2 layar besar yang ditemani 1 speaker besar di atasnya. Sebagian besar bahan sudah soft touch, joknya kulit dan yang terlihat seperti metal memang benar metal. Barulah kita menemukan plastik di bagian bawah, dan sayang kantong pintu mobil ini belum dilapis kain atau karet di bagian dalamnya untuk mencegah rattling dari barang yang disimpan di situ.
Tidak susah mencari posisi duduk kesukaan anda di Mercedes-Benz GLE450 ini, karena baik setir atau jok driver sudah dilengkapi pengaturan elektrik yang lengkap dan leluasa. Bahkan tidak hanya jok driver, semua jok di mobil ini sudah elektrik kecuali baris ketiga. Khusus driver, ada fungsi untuk mengatur jok penumpang depan lewat tombol berhuruf “L” di pintu driver. Fungsinya ada 2, yakni untuk memberi legroom penumpang belakang atau hanya ingin iseng ke penumpang depan.
Bagaimana pun juga, ini adalah sebuah SUV, jadi serendah-rendahnya posisi duduk di GLE450 ini tetap saja terasa agak tinggi. Khas Mercedes-Benz, tuas persneling ada di kolom setir bagian kanan sementara tuas sein dan wiper ada di kolom setir bagian kiri. Sayang, kedua bagian ini menggunakan plastik yang terkesan murah. Rem parkir elektronik dan switch buat lampu ada di dekat dengkul depan, dan di setirnya ada 2 touch pad ala Blackberry untuk masing-masing layar kanan dan kiri.
Mercedes-Benz nampaknya sudah belajar banyak soal fleksibilitas dengan penggunaan layar besar. Panel instrumen bisa diatur driver sesuka hati untuk menampilkan apa saja dan punya 4 tema desain instrumen. Urusan layar sebelah kiri, fleksibilitas tidak terbatas pada informasi dan setelan fitur, namun juga kontrolnya. Lihat saja, ia bisa dikontrol pakai 4 cara : Touch pad di setir, touch screen, touch panel di tengah dan voice command. Ini mencegah komplain mengenai penggunaan MBUX.
Itu benar, Mercedes-Benz GLE450 sudah memakai sistem MBUX seperti A-Class, B-Class dan CLA-Class. Tinggal sebut “Hey Mercedes” dan kita sudah bisa memberi perintah suara dalam bahasa Inggris. Kita bisa memintanya mengatur AC, mengganti ambient light dan membuka tiap menu di sistem, tapi kita tidak bisa menyuruhnya memasang tempat tujuan di GPS karena ia offline. Itu juga sebabnya kita tak dapat navigasi dengan gimmick augmented reality (AR).
Selain memiliki 64 pilihan warna dan 10 kombinasi warna pilihan, ambient light Mercedes-Benz GLE450 punya gimmick kecil saat kita memainkan AC. Saat kita menaikkan suhu di sisi penumpang, ambient light sisi penumpang akan menyala merah, begitu pula saat kita menurunkan suhu maka lampunya akan jadi biru. Hal yang sama juga berlaku di sisi pengemudi, dan jika suhu sudah mentok paling dingin atau paling hangat, nyalanya jadi putih. Gimmick kecil yang sungguh menarik.
Kurang? Gimmick menarik lainnya ada di cup holder depan tengah, sebab ia punya pemanas dan pendingin. Ada tombol yang bisa kita tekan, jika berwarna biru artinya dingin sementara berwarna merah berarti hangat. Persis di depannya, ada 2 buah slot USB Type C dan sebuah kompartemen yang cocok buat menaruh HP. Sayang ia belum ada wireless charging dan cover piano black kompartemen ini mesti dijauhkan dari benda-benda yang gampang bikin baret.
Area touch panel MBUX baru memang perlu adaptasi dibanding rotary dial di Mercedes-Benz COMMAND lama, tapi setidaknya haptic feedback dan beberapa shortcut di kanan-kirinya sudah menolong. Tombol buat mengatur mode berkendara dan menyalakan parkir otomatis ada di sisi kiri touch panel ini, dan ada area yang didesain seperti persneling mobil untuk kita meletakkan tangan saat memainkan touch panel ini. Kedua grab handle di tengahnya juga ada finishing metal dan ambient light.
Mercedes-Benz GLE450 ini punya glovebox dan center console box yang lumayan praktis, dan kita ketambahan 1 port USB Type C lagi di dalam center console box-nya. Tepat di depan center console box itu, ada switch khusus untuk mengatur tinggi-rendahnya suspensi udara mobil ini. Uniknya, Mercedes-Benz tidak mengurutkan levelnya sebagai 0, 1, 2 dan 3, melainkan -2, -1, 0 dan 1. Mengapa tidak mulai dari 0 saja?
Meneliti lagi bagian kabinnya, kami suka bagaimana Mercedes-Benz menyematkan double visor ke dalam mobil ini. Ya, mobil ini punya 2 sun visor dan kami sudah mencobanya di sisi driver. Sedikit sayang karena bagian tengah mobil ini pakai kisi AC yang kotak biasa, bukan macam turbin jet yang keren seperti di Mercedes-Benz lain. Buat sebuah mobil yang harganya sudah menempel 2 M Rupiah pun, spion tengahnya sangat biasa dan tidak terkesan mahal.
Mobil yang besar seperti Mercedes-Benz GLE450 ini bakal terasa enak pula untuk ditumpangi di baris kedua. Baik ruang kaki dan kepala di sini lega sekali, plus panoramic sunroof memberi kesan lapang. Jok kulitnya sudah elektrik seperti kami bilang di awal, dan kualitas interior baris kedua sama bagusnya seperti baris pertama. Mainan buat penumpang baris kedua tidaklah banyak, paling hanya switch AC di tengah.
Di balik jok depan ada slot plastik yang berguna untuk memasang monitor rear seat entertainment. Unit yang kami lihat tidak menyediakan itu, namun pihak MBDI mengatakan itu bisa dipasang, tinggal pesan saja jika mau ada rear seat entertainment. Tata suara Burmeisternya punya 13 speaker, dan di bagian tengah ada armrest yang bisa dilipat dan menyediakan 2 buah cup holder. Port charger baris kedua ada di bawah swicth AC dan ya, lagi-lagi USB Type C.
Jendela kiri dan kanan beris kedua Mercedes-Benz GLE450 punya blind elektronik yang berguna untuk menjaga privasi penghuni baris kedua, dan tombolnya terintegrasi dengan power window. Jika mau mengakses jok baris ketiga, ada switch di bagian atas jok yang harus ditekan untuk menggeser jok baris kedua secara elektrik. Proses ini makan waktu sangat lama, dan untuk mengembalikan posisi jok kedua tidak bisa dengan sekali tekan switch, karena switch itu harus terus ditekan.
Bagi orang dewasa, duduk di baris ketiga benar-benar pengalaman yang jauh dari kata enak. Kepala dan kakinya akan mentok dan paha akan sangat terangkat. Meski Mercedes-Benz sudah menghadirkan headrest proper, kantong, 2 cup holder dan 2 port charger (USB Type C lagi), tetap saja kalau sempit ya tidak enak. Memang sebaiknya jok baris ketiga ini untuk anak kecil, sebab untuk jarak dekat pun orang dewasa akan tersiksa duduk di situ.
Bagasi mobil ini bisa dibuka via 3 cara : Tombol di sisi driver, tombol di kunci atau sensor tendang di bawah bumper belakang. Kapasitasnya saat semua jok tegak tidak superior, namun saat jok baris ketiga dilipat rata lantai, ruangnya melonjak jadi 630 liter. Jok baris kedua juga bisa dilipat rata lantai atau dinaikkan via tombol di bagasi, dan sekalinya sudah terbenam, ruang membesar jauh jadi 2.055 liter.
Selain tombol untuk melipat dan menaikkan kursi kedua, ada satu tombol lagi yang berkaitan dengan fungsi suspensi udara.
Saat ditekan, bagian belakang mobil akan turun menjadi rendah supaya kita bisa memasukkan barang yang agak berat tanpa perlu berurusan dengan bibir bagasi yang terlalu tinggi. Di balik lantai bagasi Mercedes-Benz GLE450 ini, ada storage ekstra dan beberapa peralatan.
Mesin
Mercedes-Benz belakangan ini gemar sekali mempromosikan teknologi EQ-nya yang berkaitan dengan listrik dan hybrid. Bukan, maksud kami bukan berarti si GLE450 ini hybrid semacam E350e atau BMW i8, tapi ia adalah SUV pertama Mercedes-Benz di Indonesia yang sudah pakai teknologi EQ Boost. Ini adalah sejenis sistem mild hybrid yang mengandalkan on-board power supply 48-volt dan Integrated Starter Generator (ISG) yang bisa menambah tenaga hingga 22 hp kala diperlukan.
Saat dikombinasikan dengan mesin M256 milik GLE450 yang berjenis mesin inline 6 3.000 cc turbo, mesin ini menghasilkan 367 hp dan 500 Nm. Selain ekstra 22 hp via EQ Boost, ada juga ekstra torsi 250 Nm untuk periode singkat. Mesin ini dikawinkan dengan girboks 9G-TRONIC 9 percepatan torque converter dan penggerak AWD. Oh ya, Mercedes-Benz nampaknya tidak perlu susah-susah menulis “6 Cylinder” di cover mesinnya, karena itu “receh” untuk merek yang bisa bikin mesin V8 dan V12.
Kesimpulan
Mercedes-Benz memang tidak mengubah tampang mobil ini terlalu drastis. Mereka hanya memastikan muka dan buritan mobil ini bisa keep up dengan Mercedes-Benz baru dan masuk sebagai anggota keluarga dari sisi penampilan. Mobil ini tidak cantik, tapi juga jauh dari kata buruk, namun bentuknya yang tergolong besar membuat presence mobil ini tidak bisa diacuhkan semudah itu. Belum lagi jika mengingat logo Mercedes-Benz yang besar.
Namun sebagai gantinya, kita diberikan interior yang bikin betah untuk didiami dan kita bisa mengeksplor gimmick dan teknologi yang banyak. Sebut saja MBUX dengan aktivasi “Hey Mercedes”, AC yang sinkron dengan ambient light, 4 jenis panel instrumen, koneksi Apple CarPlay dan Android Auto dan masih banyak lagi. Betah juga berlama-lama di dalamnya oleh karena ruangannya yang luas dan terkesan lega, tapi tentu saja pengecualian buat baris ketiga.
Mercedes-Benz Indonesia akan merilis resmi The new GLE ini di GIIAS 2019 pada tanggal 18-28 Juli 2019 nanti, dan banderol buat mobil ini adalah 1,799 Miliar Rupiah dalam kondisi Off The Road (OFR). Mercedes-Benz GLE450 AMG Line ini adalah satu-satunya varian saat ini, tak ada lagi versi diesel seperti GLE250d lawas. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar ya.
Jika ingin melihat lebih jelas hasil first impression review Mercedes-Benz GLE450 ini, tonton videonya di channel YouTube AutonetMagz.
Read Next: Kreta Indo Artha : Payung Indomobil Untuk Jadi Distributor KIA