AutonetMagz.com – Hampir 30 tahun nama Toyota Kijang dikenal di masyarakat Indonesia dari generasi ke generasi, jadi jangan heran kalau gegap gempita peluncuran Toyota Kijang Innova baru ini membuat keramaian di mana-mana. Bahkan setelah bertambah namanya menjadi Kijang Innova, minat konsumen tak terbantahkan meski harganya sudah tidak bisa dibilang ramah di kantong rakyat menengah ke bawah.
All New Kijang Innova yang diluncurkan Toyota di Fairmont Hotel minggu kemarin sekaligus merupakan World Premiere, jadi merupakan pertama kalinya ia tampil di dunia. Bagaimana sih Toyota Kijang Innova berubah setelah hampir 10 tahun beredar lama di Indonesia? Saksikan First impression review All New Toyota Kijang Innova dari AutonetMagz!
Eksterior
Toyota mengatakan, konsep eksterior Toyota Kijang Innova baru adalah tough & sophisticated. Toyota ingin menonjolkan hal itu pada bagian mukanya, terutama dengan grilnya yang besar. Meski besar, grilnya tidak terkesan tonggos seperti facelift terakhir pada Toyota Kijang Innova. Bagusnya lagi, hiasan chrome-nya tidak norak, karena dipadu dengan warna abu-abu dan hitam dengan kombinasi yang pas.
Headlamp bergaya Alphard di Innova lama ditinggalkan, diganti dengan headlamp yang agak sipit dan memanjang ke samping. Pada tipe V dan G, ia masih bertipe diamond cut tanpa DRL, lain halnya dengan tipe Q yang sudah diberikan LED projector lens dan DRL sebagai standar. Di bagian atas dan bawah lampunya, ada lis chrome yang menyatu dengan gril. Lampu sein pindah ke dekat foglamp yang juga punya hiasan chrome, dan di depan ada corner sensor.
Jika anda menyimak bocoran video Innova yang pernah kami beritakan, disebutkan pelek Innova baru sudah berukuran 17 inci. Tapi itu hanya untuk tipe Q diesel, sementara varian lainnya menggunakan pelek yang lebih kecil dengan ukuran 16 inci. Desain baru peleknya tidak jelek sebenarnya, tapi kami lihat yang 17 inci membuat kuda-kuda Kijang Innova ini lebih mantap. Peleknya belum dilengkapi finishing two tone yang bisa ditemui pada Corolla Altis, misalnya.
Banyak yang memperdebatkan kaca paling belakang saat melihat sosok Innova dari samping. Entah itu bilang mirip Datsun GO+ Panca atau Suzuki Ertiga, terserah anda saja, tapi jelas ini dibuat biar tidak sama dengan Innova yang lama. Daripada Datsun GO+ Panca atau Suzuki Ertiga, kami lebih melihat kalau tarikan garis jendela ini mirip dengan Toyota Caldina.
Paling kami sedikit heran, jika Fortuner dan Yaris dilengkapi aksen floating roof, di Innova kok tidak ya? Ah sudahlah, mungkin memang cocok begini saja. Khusus untuk tipe Q, pegangan pintu dan kaca jendela bagian bawahnya sudah diberikan aksen chrome. Dari pilar A hingga pilar C, semuanya masih menyiratkan aura Innova lama.
Dari samping juga kami menyadari sesuatu, bahwa rem belakang Innova masih mengandalkan teromol serta bagian kolong spakbornya tidak ditutupi pelindung sehingga kesannya kurang rapi sedikit. Meski rem belakangnya teromol, paling tidak ABS dan EBD sudah jadi standar di semua tipe. Oh ya, meski banyak yang ribut soal kaca baris ketiganya, pasti seiring makin berseraknya mobil ini di jalan lambat laun kita akan terbiasa.
Di sisi belakang Innova ini, perhatian kami tertuju pada desain lampu belakang yang lebih menyerupai mobil keluaran rival, yakni Honda HR-V. Agak mengganjal sih, terutama dia belum memakai lampu LED. Di bagian belakang ini pula terdapat kamera parkir, sensor parkir 4 titik, roof spoiler dan antena bermodel sirip hiu.
Interior
Desain interior yang mirip Hilux dan Fortuner ini sebenarnya cukup menarik bagi beberapa orang, meski di balik desainnya yang atraktif itu materialnya masih menggunakan bahan plastik yang biasa-biasa saja. Sebenarnya tidak masalah dengan bahan plastik, asal plastiknya yang bagus supaya sepadan dengan harganya. Berita baiknya, fit dan finishing-nya juara.
Berikutnya, kami menilai desain nyeleneh di doortrim-nya punya sisi plus dan minus. Plusnya, kesannya sangat sedap dipandang dan tidak monoton. Minusnya, desain ini membuat kita tidak bisa menyenderkan penuh tangan kita di pintu, karena pasti tangan kita tidak tertopang semuanya. Sayang sih, padahal bahan fabric di doortrim-nya bagus lho,lembut saat diraba dan terkesan mahal. Jangan lupa, pada Innova tipe Q semua power window-nya sudah otomatis.
Dengan memasangkan panel instrumen yang mirip dengan Toyota Camry, Alphard atau Vellfire, aura mobil mahal makin terasa jika anda jadi pengemudi. Seluruh informasi pada layar MID di tengahnya bisa diakses dengan kontrol dari setir yang banyak tombolnya, baik di bagian kiri maupun kanannya. Tombol pada setir terdiri dari tombol MID, tombol audio dan tombol telepon. Cruise control? Sayangnya tidak ada di Innova tipe manapun, tapi setirnya bisa diatur tilt maupun telescopic.
Sementara tipe G dan V mengandalkan silver panel untuk menghias dashboard, maka tipe Q menggunakan wood panel. Diferensiasi lainnya adalah jika jok Innova G dan V berwarna agak cokelat, maka tipe Q diberi warna hitam, namun semuanya sama-sama bermotif kulit zebra atau harimau.
Sayangnya, tipe Q hanya punya jok fabric, belum dilapis bahan kulit. Agak aneh sebenarnya jika mengingat berapa harganya, tapi jok Innova baru lebih nyaman diduduki berkat bantalan samping yang lebih menopang, dan pengaturan ketinggian seatbelt hadir untuk pengemudi dan penumpang depan. Khusus pengemudi, ada height adjuster di samping sliding dan reclining.
AC digital tetap dipertahankan, namun kini desain tombol dan layarnya lebih elegan dan pastinya sudah lengkap dengan mode auto. Hembusan AC triple blower-nya mengalir hingga baris ketiga. Head unit-nya kini modelnya sama dengan Toyota-Toyota lainnya, tapi ada perlakuan yang bagus di mana touch screen-nya cukup responsif, tidak seperti milik Yaris yang kurang sensitif. Ada fitur air gesture juga di beberapa tipe, tapi saran kami sih tidak usah dipakai, useless.
Saran kami untuk Toyota, sepertinya akan baik jika fitur air gesture dihilangkan dan diganti dengan navigasi GPS sebagai standar, karena head unit-nya tidak punya hal itu. Menyinggung soal konektivitas, Innova baru sangat lengkap karena punya internet browser, HDMI, DLNA, bluetooth, voice command, miracast, dan masih banyak lagi. Persis di bawah head unit dan AC, ada tombol untuk mengaktifkan mode Eco, mode Power dan mematikan stability control.
Sebagai mobil keluarga, kepraktisan Innova kini membaik. Di bagian depan, 3 cup holder sudah siap siaga dan ada storage yang memadai di doortrim dan bagian depan tuas transmisi. Untuk pertama kalinya, Toyota Kijang Innova punya laci berpendingin di atas glovebox utama, cocok untuk menjaga kesegaran minuman dingin lebih lama atau cokelat batangan supaya tidak cepat meleleh. Glovebox-nya juga bagus, karena ia jatuhnya perlahan saat dibuka sehingga terkesan mewah.
Salah satu poin penting Innova adalah space bagi penumpang, dan itu tidak hilang di generasi barunya ini. Saat masuk ke bangku baris kedua, saya masih merasa memiliki legroom dan headroom yang lega meski tinggi saya mencapai 178 cm. Khusus tipe Q, hadirnya captain seat membuat dia hanya bisa dinaiki 7 orang. Kalau mau yang daya angkut orangnya lebih banyak, tipe V dan G hadir tanpa captain seat, sehingga bisa memuat 8 orang.
Seperti jok penumpang depan, jok penumpang tengah mendapatkan fasilitas sliding dan reclining. Toyota sangat bangga memamerkan meja lipat yang disediakan untuk penumpang belakang Innova tipe V dan Q, karena ini tidak ada di Innova yang kemarin. Pelipatannya mudah, mejanya pun rigid. Meja lipat ini mampu menahan beban hingga 10 kg dan sudah punya cup holder, jadi total ada 4 cup holder di bagian kabin tengah, belum termasuk kantong di pintunya.
Kebanggaan Innova baru lainnya adalah ambient lighting berwarna biru, yang diilhami oleh duo Alphard dan Vellfire. Kesan mewahnya sangat dapat, dan terang serta redupnya bisa diatur dari tombol di sebelah tombol-tombol AC baris kedua yang bertengger di atap. Karena untuk pengaturan AC baris kedua ada tombol auto juga, kami rasa Innova baru ini sudah dual zone climate control.
Ada sedikit hal mengenai joknya, entah kenapa secara visual kami merasa jok tengah Innova baru ini menipis dibanding jok Innova lama, meski saat diduduki rasanya masih fine, bahkan joknya sudah komplit dengan ISOFIX. Bagi konsumen yang butuh asupan listrik buat gadgetnya, power outlet untuk baris kedua tersedia di bagian tengah bawah.
Gang di antara captain seat-nya cukup sempit jika anda adalah orang yang suka menunjukkan kebesaran anda (baca : gendut), apalagi di antara kedua jok tengah ada cup holder untuk 2 gelas atau botol di bagian bawah sehingga akan menyulitkan jika harus melangkahinya. Oleh karena itu, akses termudah untuk masuk ke kabin belakang adalah dengan one touch tumble yang sudah disediakan Innova baru, bukan lewat gang senggol di antara captain seat-nya.
Seperti yang diduga, kabin baris ketiganya pas-pasan untuk orang dewasa, tapi tidak dalam kategori menyiksa. Orang dewasa masih bisa duduk di sini, tapi bakal pegal juga kalau duduknya untuk waktu yang lama. Toyota sekarang lebih perhatian dengan bangku baris ketiga, karena kini sudah layak untuk menampung 3 orang dengan aman dan layak. Terbukti dengan adanya headrest dan seatbelt 3 titik untuk semua penghuni baris ketiga, apalagi storage dan AC pun masih diberikan.
Bagasi Innova baru tergolong sebelas-dua belas dengan Innova lama, tidak ada perbedaan kapasitas yang mencolok, demikian juga mekanisme pelipatan bangkunya yang masih menyamping. Bedanya, jika bangku Innova lama bisa membuat otot bisep anda kekar karena berat saat dilipat, bangku Innova baru jauh lebih mudah untuk dilipat karena sudah ada per di engselnya. Sentuhan kecil, tapi bermanfaat untuk mengurangi beban hidup sekian persen.
Pintu bagasi Innova baru di tipe Q sudah punya teknologi vacuum door atau soft closing door, jadi jika kita tidak sengaja menutup pintu bagasi kurang rapat, pintu bagasi akan merapat dengan sendirinya (cara kerja bisa dilihat di video). Bagus sih, tapi jika kami boleh menyarankan, kehadiran electric tailgate seperti pada Nissan X-Trail atau Ford Everest bakal lebih useful daripada soft closing door ini. Hanya saran saja lho ya.
Mesin dan Fitur Safety
Seperti yang sudah diberitakan jauh-jauh hari sebelumnya, highlight jantung Innova baru adalah mesin diesel pengganti mesin KD lama yang dinamai GD berspesifikasi 2.400 cc 4 silinder turbo diesel. Dengan tenaga 149 PS di 3.400 rpm, ia jauh melampaui pendahulunya yang tenaganya hanya 100 PS lebih sedikit, sementara torsinya 359 Nm (1.200 rpm – 2.600 rpm) untuk yang matik dan 342,2 Nm (1.200 rpm – 2.800 rpm)untuk yang manual.
Sementara mesin bensinnya masih berkode 1TR-FE, namun kini dengan Dual VVT-i, maka dari itu kini mesin tersebut punya tenaga 139 PS di 5.600 rpm dan torsi 183 Nm di 4.000 rpm. Pilihan transmisinya adalah manual 5 percepatan atau matik 6 percepatan, dan khusus yang matik, ada mode manual yang merupakan pertama kalinya hadir di Toyota Innova.
Kami cukup bingung dengan absennya peredam di bagian kap mesin Innova bensin, namun peredam itu ada di varian bermesin diesel. Sebenarnya ada sesi test drive, tapi karena areanya terbatas, kami tidak bisa mencari tahu banyak hal. Hanya sedikit yang bisa kami sampaikan sekarang, yakni : mesin dieselnya jauh membaik performanya di putaran bawah, setirnya tambah berat dan tuas transmisi Innova diesel manual sangat bergetar saat dipegang. Sudah, itu saja.
Soal fitur safety, Toyota sangat royal untuk Innova tipe Q diesel. Di tipe inilah kita akan menemukan 7 airbags, stability control, hill assist control yang tidak ada di Innova lain. Untuk semua varian, sudah mendapatkan ABS+EBD sebagai standar, namun tipe V dan G hanya dapat 3 airbags dan tidak ada immobilizer untuk Innova G.
Kesimpulan
Akhirnya kijang yang dulu berasal dari padang rumput kini menjadi peliharaan VIP di Istana Bogor. Maksudnya adalah, evolusi Kijang dari mobil yang dulu dibuat sebagai mobil yang sederhana dan pas untuk mayoritas rakyat Indonesia kini sudah mencapai standar yang tinggi jika dibandingkan 4 generasi Kijang pertama, terutama di segi fasilitas pemanja pengemudi dan penumpang.
Bukan apa-apa, diambilnya elemen “mahal” dari Alphard, Vellfire dan Camry seperti panel instrumen, ambient lighting, driving mode selector, meja lipat, penyimpanan berpendingin dan sederet fitur safety pada Innova Q diesel membuatnya sudah tidak bisa dipandang sebelah mata lagi seperti Innova lama yang selama 10 tahun begitu-begitu saja. Bahkan secara fitur, sudah menyerempet pasar Serena, Biante, Delica dan NAV1.
Kami juga kaget dengan perhatian dari Toyota untuk memfasilitasi pengemudi dengan sistem-sistem yang membantu keasyikan, keamanan dan fleksibilitas mengemudi. Padahal yang namanya mobil keluarga biasanya lebih memprioritaskan kenyamanan penumpang dan masa bodoh soal pengemudi. Bukti-bukti nyatanya ada pada transmisi matik dengan mode manual, tilt and telescopic steering, pengaturan jok lengkap dan seterusnya.
Bukan berarti Kijang ini tanpa cela mentang-mentang sudah jadi piaraan VIP. Ada beberapa item sepele yang sedikit kurang menunjang fasilitasnya yang sudah oke punya. Sebut saja desain doortrim aneh yang tidak bisa dipakai sebagai armrest, tidak ada jok kulit untuk tipe V atau bahkan Q, belum ada GPS, rem belakang teromol, pelindung spakbor dan peredam kap mesin absen, bahkan ketiadaan immobilizer untuk tipe G mungkin bakal menjadi catatan yang menghiasi pertimbangan konsumen.
Masih ada lagi, dengan rentang harga yang sekarang (280 juta Rupiah hingga 424 juta Rupiah), banyak konsumen melihat Toyota Kijang Innova bukan lagi menjadi mobil rakyat yang terjangkau. Daripada mobil rakyat, harganya sudah mendekati mobil wakil rakyat. Singkatnya, harga Kijang ini bikin kejang seperti tertusuk kujang.
Tapi pada akhirnya, konsumen akan bingung juga saat mau membeli Toyota Innova Q, karena banyak alternatif lain dengan harga yang selisihnya tidak jauh beda dengan Innova Q seperti Mazda Biante dari kelas MPV roti tawar, Nissan X-Trail dari kelas SUV, Ford Focus Ecoboost dari kelas sedan/hatchback dan mobil-mobil lainnya.
Bagaimana pendapatmu tentang All New Toyota Kijang Innova baru ini? Sampaikan di kolom komentar dan simak video review kami saat Innova baru diluncurkan!
Read Next: Ford Ranger Sabet Rating 5 Bintang di Tes Tabrak Asean NCAP