AutonetMagz.com – Beberapa hari lalu, BMW Indonesia mengajak kami untuk hadir di dalam sebuah workshop. Dinamai BMW Group Technology Workshop 2017, sudah pasti fokusnya ke teknologi apa yang dimiliki BMW baru-baru ini. Ada 3 sesi, di mana 3 sesi tersebut mewakili setiap merek yang ada di bawah BMW Group Indonesia : BMW, BMW i dan Mini. BMW Motorrad dan Rolls Royce tidak masuk karena memang tidak diurus oleh BMW Group Indonesia.
Di BMW i merupakan sesi yang paling bikin penasaran, karena kita akan menghadapi si cantik BMW i8 dan berusaha mengenali mobil ini lebih dalam. Banyak rupanya yang belum kami tahu, di antaranya bagaimana BMW menghindari cairan kimia industrial dalam proses treatment kulit joknya. Yang ada, mereka mengandalkan minyak zaitun yang lebih alami dan tidak merusak lingkungan macam limbah kimia berbahaya pada umumnya.
Memang, dosis minyak zaitun yang dibutuhkan pasti lebih banyak daripada bahan kimia industrial, namun output ramah lingkungan adalah fokus utamanya. Berikutnya, soal bagaimana memperlakukan BMW i8 saat mau mengisi baterai via stop kontak di rumah. Rupanya cenderung sama seperti smartphone milikmu : Sebaiknya jangan tunggu habis dulu baru diisi, melainkan isi saat baterai sudah terkuras setengahnya, atau paling tidak sisa 30%.
Demikian juga, jangan dicabut paksa saat baterainya belum penuh. Jika anda memakai BMW i Wallbox, port charger akan terkunci ke mobil, dan baru bisa dilepas jika indikator sudah berwarna hijau. Nyala hijau berarti baterai full, biru berkedip artinya proses charging berjalan lancar, nyala lampu putih artinya charging port di mobil siap dipasang/dicabut, sedangkan kalau nyalanya kuning, berarti ia sedang menginisialisasi proses pengisian daya.
Kalau lampunya merah, khawatirlah sedikit, karena itu artinya pengisian daya bermasalah, tidak terjadi atau tidak lancar. Kalau pendaran lampunya biru tapi tidak berkedip, artinya pengisian daya yang dilakukan sudah diset waktunya oleh pemiliknya. Meski ada fasilitas quick charging, BMW tidak menyarankan untuk menggunakannya kecuali di saat darurat. Alasannya sama seperti mobil hybrid atau listrik lain : Fast charging bisa memperpendek umur baterai dari yang seharusnya. Oh ya, garansi baterainya 8 tahun.
Lanjut ke Mini, dengan Mini Cooper S Cabrio sebagai alat demonya. Di sini, ditekankan bagaimana mekanisme elektrik milik Mini bisa membuat atapnya terlipat lebih cepat, hening dan halus daripada mekanisme hidraulik di Mini lama. Di samping itu, dijelaskan juga bahwa ada safety roll bar yang akan otomatis aktif saat mobil akan terguling di atas 80 derajat. Ia akan langsung keluar dari pilar B untuk memastikan kepala pengemudi dan penumpang aman meski mobil terbalik.
Kembali ke BMW, di sini BMW 740Li jadi peragawatinya. Teknologi Carbon Core, air gesture, gril dengan flap otomatis dan kontrol WLAN dari tablet android Samsung ke mobil jadi bahan uji coba di sini. Karena mobil ini sudah pernah kami bahas sebelumnya, kami memutuskan untuk mencoba demonstrasi teknologi BMW via tablet, dengan scanning QR code untuk menjalankan teknologi virtualnya.
“BMW Group selalu menekankan pentingnya sebuah inovasi dalam menghadirkan dan mengembangkan jajaran kendaraannya. Maka dari itu, kegiatan seperti BMW Group Technology Workshop 2017 merupakan sarana bagi kami untuk memberikan informasi seputar inovasi dan teknologi mutakhir BMW Group kepada masyarakat, terutama mereka yang menyambut baik akan hadirnya inovasi-inovasi baru di kehidupan seharihari,” ujar Jodie O’tania, Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia.
Read Next: All New Volvo XC60 : The Safest Compact SUV!