AutonetMagz.com – Hyundai belum lama memulai revolusinya di Indonesia sebagai merek non premium pertama yang menjual mobil listrik, bahkan mobil listrik Hyundai adalah mobil listrik pertama di Indonesia yang bisa dibeli secara sah dan resmi dengan harga di bawah 1 Milyar Rupiah. Mengandalkan Hyundai Kona Electric dan Hyundai Ioniq Electric, bahkan Ioniq langsung jadi armada taksi GrabCar di bandara.
Saking niatnya, bahkan Hyundai akan memindahkan kantor pusat regional Asia dan Oceania yang sebelumnya ada di Malaysia jadi di Indonesia. Sayangnya, Hyundai nampaknya harus sedikit terganjal dengan masalah yang ada di mobil listrik Hyundai Kona EV. Mungkin beberapa sudah tahu bahwa baterai adalah salah satu suku cadang paling penting di mobil listrik, dan ternyata baterai Hyundai Kona EV bermasalah.
Hingga 82 Ribu Hyundai Kona Bermasalah
Warta dari Electrek berkata bahwa risiko masalah baterai ini adalah mobil terbakar tiba-tiba dan sudah ada belasan kasus yang melaporkan kejadian mobil mereka terbakar. Masalah ini diklaim menjangkiti sebanyak 27.000 Hyundai Kona EV di Korea Selatan dan 55.000 Kona EV lain di seluruh dunia. Ingat, masalah ini hanya di Hyundai Kona Electric, jadi buat yang punya Hyundai Kona biasa bermesin bensin 2.000 cc tenang saja ya.
Menurut investigasi Hyundai, sumber masalah disinyalir ada pada partisi antar sel baterai yang tidak sesuai standar dan bisa menyebabkan korsleting, berujung pada kebakaran. Baterai Hyundai Kona EV adalah buatan LG. Investigasi yang sampai melibatkan Kementrian Transportasi Korea Selatan ini masih berjalan, tapi sementara hasilnya diduga akibat LG keliru mendesain sel baterai mobil.
LG Balik Tuding Hyundai
Meski hasil investigasi itu masih sementara, LG malah mengira masalahnya ada pada Hyundai.”Tidak ada kebakaran saat uji lab, dan masalahnya ada di produksi massal tahap awal di jalur khusus Hyundai Motor,” demikian ungkap LG. Prosesi recall pun tak terhindarkan, dan ini bukan hal sepele. Karena yang rusak adalah fisik baterainya, ini tidak bisa diperbaiki dengan mengunduh software atau firmware terbaru, melainkan harus ganti baterai.
Untuk perbaikan tiap mobil pastinya konsumen tak akan dibebankan, namun Hyundai harus mengeluarkan sekitar 158 juta Rupiah untuk memperbaiki 1 mobil. Nah, kalau 58.000 mobil itu harus diperbaiki semua, biayanya membengkak hingga 12,9 Trilyun Rupiah, belum lagi kalau ternyata jumlah mobil yang bermasalah bertambah. Hyundai dan LG sampai saat ini masih diskusi siapa yang harus membayar kerugiannya, namun semoga versi Indonesia aman ya. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Kena Potongan Pajak, Harga Wuling Confero Turun 11 Juta Lebih!