Banten, AutonetMagz – Rasanya hampir tidak percaya jika Kia mencoba menghadirkan Morning 1.000 cc sebagai varian paling terjangkau dari produk Kia yang ada di Indonesia. Mobil ini dibanderol dengan harga lebih mahal 8 juta dari mobil LCGC, jika dibandingkan mungkin terasa sedikit lebih mahal, namun harga tersebut sudah sangat terjangkau mengingat mobil ini tidak mendapatkan potongan pajak seperti layaknya mobil LCGC, bahkan mobil ini di-impor langsung dari Korea Selatan.
Kami beruntung menjadi salah satu jurnalis yang mendapatkan kesempatan untuk mencoba Kia Morning 1.0 ini. Kami bertanya-tanya, apakah mobil ini akan memiliki kenyamanan yang sama dengan Kia Picanto? Pasalnya Kia Picanto adalah mobil yang sangat nyaman untuk mobil di kelas City Car dengan mesin 1.200 cc, dan Kia Morning memiliki harga yang lebih murah bahkan mendekati LCGC. Apakah kenyamanannya turut mengalami penyunatan dan terasa seperti LCGC? Mari kita telusuri lebih jauh.
Pagi hari kami berkumpul di Showroom Kia Tebet, disana terdapat 9 unit Kia Morning yang sudah diberikan corak khusus pada bodi dan kaca belakang yang dilapisi stiker lengkap dengan wajah Peter Schreyer sang desainer mobil ini. Setelah diberikan pengarahan, kami masuk ke dalam mobil masing-masing, saya duduk di bangku penumpang depan dan jurnalis lain mendapatkan giliran mengemudi untuk pertama kali. Ah, untunglah, sebenarnya saya agak malas menyupir, apalagi mobil murah identik dengan posisi duduk yang tidak ergonomi.
Ketika di dalam mobil, saya cukup kagum juga terhadap mesin mobil ini, ternyata ciri khas Kia tidak hilang di Kia Morning yang memiliki harga terjangkau. Sebelum saya masuk ke dalam, mesinnya sudah menyala rupanya, suaranya sangat halus, getarannya sangat minim di posisi idle. Ketika duduk dan bersandar di door trim baru getarannya sedikit terasa, namun sangat lembut untuk ukuran mobil 3 silinder, bahkan hampir mendekati mobil 4 silinder. Ini berkat penggunaan engine mounting hidrolik yang disematkan pada Kia Morning.
Beberapa mobil mulai keluar dari halaman parkir Kia Tebet menuju jalan tol, suara mesin masih halus, ketika pedal gas diinjak hingga 4.500 Rpm atau lebih, baru kami merasakan suara mesinnya masuk ke dalam, ini menandakan suara mesinya dapat diredam dengan baik oleh peredam suara Kia Morning yang memiliki 3 lapis peredaman suara di bagian mesin. Suspensinya masih sama persis dengan Kia Picanto, sangat lembut dan terasa mirip seperti sedan compact seharga 200 jutaan, hanya saja Kia Picanto masih lebih nyaman karena menggunakan ukuran ban yang lebih besar.
Berkendara dengan mobil ini di jalan raya, kami merasa mobil ini masih memiliki kekedapan kabin yang baik untuk kelas city car, memang Picanto memiliki kekdapan yang paling baik diantara kompetitornya, dan beruntung di Kia Morning kekedapan kabin mobil ini tidak dikurangi sehingga suara luar dapat diredam dengan sangat baik.
Namun ketika mobil melaju diatas kecepatan 60 km/jam, kami mendapatkan suara ban masuk ke dalam kabin, dan ketika melaju diatas 100 km/jam, suara ban dari mobil ini cukup mengganggu meskipun masih lebih redam dibandingkan dengan LCGC lainnya. Kami sempat menanyakan ini dan Bapak Arifani dari Product Planning Kia, ia mengatakan bahwa peredaman di sektor kaki-kaki tidak mengalami ubahan dari Picanto, namun penggunaan ban yang lebih kecil membuat ruang di kaki-kaki bertambah besar, sehingga suara ban lebih terasa. Ibarat sebuah tong, semakin berisi semakin kosong semakin keras suaranya, Untungnya suara ini tidak begitu terasa di jalan aspal, suara ini hanya mengganggu di jalan yang terbuat dari beton. Jika ingin lebih nyaman mungkin baiknya upgrade ke velg 14 inchi yang disediakan Kia sebagai aksesoris opsional.
System audio mobil ini cukup menarik, kita disuguhi audio tanpa pemutar CD, namun mobil ini memiliki slot untuk SD Card, USB dan colokan Aux. Suaranya memang tidak begitu spektakuler karena hanya memiliki 2 buah speaker saja di bagian depan, namun jika kita ingin menambahkan menjadi 4 speaker, Kia sudah menyiapkan door trim pintu belakang dengan rumah speaker yang siap digunakan.
Sampai di Serang, kami berkesampatan mengunjungi Dealer Kia Serang dan mencicipi beberapa cemilan disana. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Anyer, kebetulan kali ini saya mendapatkan giliran untuk mengemudi mobil ini. Langsung saja saya memutar kunci dan memasukan gigi ke posisi R untuk mundur dari tempat parkir. Meskipun mobil ini masih menggunakan mobil dengan transmisi manual, Kia Morning 1.000 cc memiliki kopling yang sangat ringan dan pengoperasian transmisi yang sangat lembut seperti layaknya mobil Eropa, oke saya sudah mulai bisa tersenyum dengan transmisi dan pedal koplingnya yang nyaman.
Sebagai pengemudi, saya memiliki beberapa catatan terhadap Kia Morning ini. Pertama, mobil ini tidak memiliki electric mirror, namun mobil ini sudah dilengkapi dengan semacam joystick yang terletak di balik spion untuk mengatur kaca spion, sehingga tidak perlu membuka jendela kaca untuk mengaturnya. Kedua, mobil ini memiliki build quality yang sangat baik untuk ukuran mobil dengan harga terjangkau, bahkan saya menemukan beberapa detailing yang cukup menarik seperti lampu pada glovebox dan cup holder dengan model tombol mekanis untuk membukanya. Terakhir, Kia Morning hanya dilengkapi dengan 2 buah power window saja pada 2 buah pintu depan, namun untungnya pengemudi bisa mengatur power window penumpang kiri dari pintu pengemudi.
Di perjalanan, saya mencoba mengaktifkan mode ECO yang dapat diatur lewat speedometer. Caranya cukup unik, pencet tombol pada speedometer, ketika tulisan di MID berubah menjadi ECO, maka tahan tombol sekitar 2 detik untuk menyalakan atau mematikan mode ECO. Awalnya mode ECO tidak aktif, dan ketika diaktifkan, respon gas mobil akan sedikit melambat untuk menjaga putaran mesin agar lebih rendah. MID akan memberikan tanda kapan waktunya kita harus mengoper gigi ketika saya menggunakan mobil ini, cukup membantu dan menjanjikan. Namun berhubung kita kali ini saya tidak tertarik dengan mode ECO driving, saya kembali mematikan fitur ECO driving dan kembali ke mode normal.
Sampai di area industri Cikarang di jalan Anyer-Panarukan, disini kami terjebak macet yang cukup panjang, Kemacetan ini disebabkan oleh 2 buah truk yang mogok dan buruknya infrastruktur jalan raya Anyer-Panarukan yang kami lewati. Terlebih suasana di dalam mobil mulai membosankan karena siaran radio yang kami dapatkan tidak menyajikan program dan lagu-lagu yang menghibur, tapi ada hal yang menarik disini, saya baru tahu kalau ternyata iklan Radio di daerah ini jauh lebih padat dibandingkan dengan di Ibukota.
Terbebas dari kemacetan, jalan langsung menjadi lancar dan kami berkesampatan meng-eksplor mesin mobil ini lebih jauh. Kia Morning 1.000 cc ini memiliki tenaga puncak yang hampir mendekati redline, maka jangan heran jika saya berkali-kali melakukan shifting mendekati redline untuk mendapatkan performa maksimal mobil ini. Performa mesin yang kami rasakan masih lebih bertenaga dibandingkan dengan kompetitornya yang sama-sama memiliki mesin 1.000 cc, tenaga mesn dengan output tenaga 69 Ps atau lebih besar 1 Ps dibandingkan dengan Datsun GO Panca yang memiliki kubikasi mesin 1.200 cc rasanya juga tidak begitu terasa jika dibandingkan dari segi performa. Ketika berakselerasi dengan mobil ini, bagian terbaiknya ada pada transmisinya yang lembut dan rigid sehingga menyenangkan pada saat melakukan shifting.
Di jalan Anyer-Panarukan ini bukan jalan yang bagus sebenarnya untuk berakselerasi, memang jalannya sepi karena hari ini bukanlah hari libur, di hari kantor, daerah wisata ini cukup sepi dan mudah sekali untuk merasakan performa mobil, namun sayangnya kita akan menemukan jebakan-jebakan seperti lubang atau jalan yang tiba-tiba tidak rata maupun perbaikan jalan. Nah disini Kia Morning menunjukan taji dari suspensinya yang tetap lembut meskipun menyentuh jalan berlubang di kecepatan tinggi. Boleh dibilang, suspensinya sangat baik, bahkan lebih baik dibandingkan mobil yang kelasnya berada di atas mobil ini.
Akhirnya kami semua sampai di Hawai Bali Club Resort Anyer dengan selamat pada Sore hari, disini kami berkesempatan melihat matahari terbenam bersama teman-teman jurnalis lainnya. Yang melegakan dari perjalanan ini, meskipun saya sudah mengemudi selama 2 jam menempuh kemacetan, ternyata posisi duduk Kia Morning memberikan posisi yang ideal tanpa harus membuat pengemudinya terasa pegal jika mengemudi mobil ini terlalu lama. Ah tidak salah kan ternyata mengemudi mobil manual untuk kali ini.
What we like :
– Transmisi yang lembut dan presisi
– Kenyamanan suspensi
– Kekedapan kabin
– Posisi mengemudi
– Build quality
– Harga
We don’t :
– Velg kaleng
– Audio hanya dilengkapi 2 buah speaker
– Power window hanya 2 buah
Read Next: BMW Group Indonesia Punya Presiden Direktur Baru