AutonetMagz.com – Terakhir kali kami membahas Jaguar Land Rover dalam hubungannya dengan Tata Motors sebagai anak perusahaan mereka adalah membahas kerugian yang terpaksa harus ditelan oleh Tata di kuartal akhir tahun 2018 kemarin. Nah, kali ini, Tata Motors buka suara terkait masa depan Jaguar Land Rover. Pihak Tata menyebutkan bahwa JLR harus mencari partner baru untuk masa depan mereka.
Nah, pernyataan ini sendiri bukan berarti pihak Tata mempersilahkan JLR untuk berganti ‘induk’. Alih – alih, pihak Tata menyatakan bahwa untuk menyambut masa depan dunia otomotif, JLR harus menggandeng mitra strategis untuk mengembangkan teknologi masa depan mereka. Pernyataan ini disampaikan oleh Chairman dari Tata Motors, Natarajan Chandrasekaran dalam Annual General meeting Tata Motors. Beliau menyebutkan, “Seperti perusahaan otomotif lainnya, Jaguar Land Rover harus melakukan investasi di teknologi masa depan untuk memulai langkah mereka meninggalkan mesin ICE dan beralih ke mesi hybrid dan listrik.”
Chandrasekaran juga menambahkan bahwa JLR juga harus berinvestasi di beberapa area lain, seperti shared mobility dan juga model – model yang baru. Beliau juga menyebutkan bahwa penanaman modal adalah hal yang pasti jika ingin menatap masa depan, sehingga JLR harus terbuka untuk bermitra dengan pihak lain. Chandrasekaran menyatakan bahwa sejauh ini sudah ada banyak diskusi terkait hal ini, mulai yang bersifak taktikal hingga strategis. Nah, pihak JLR sendiri sebenarnya tidak diam – diam saja sejauh ini. Mereka juga membuka keran kerjasama dengan pihak lain dari luar lingkup Tata Motors.
Salah satunya adalah bersama BMW. Kerjasama antara Jaguar Land Rover dengan BMW merambah di sektor komponen motor listrik. Nah, dari kerjasama ini kabarnya mobil – mobil Jaguar Land Rover nantinya bakal menggunakan mesin ataupun motor listrik lansiran BMW, termasuk di dalamnya juga menggunakan platform dari pihak BMW, menarik. Chandrasekaran pun menyebutkan bahwa tawaran dari mitra lain masih terus berdatangan, dan pihaknya akan terus melakukan evaluasi dari setiap tawaran yang masuk. Pihak JLR sendiri membutuhkan kerjasama tersebut untuk menutupi besarnya biaya untuk R&D.
Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.
Sumber : AutoCar
Read Next: Audi e-Tron 50 : Mobil Listrik Audi Paling Murah