AutonetMagz.com – Berkat Toyota C-HR, kita mengenal sasis baru Toyota yang disebut dengan Toyota New Global Architecture atau disingkat TNGA. Jika mengingat harga Toyota C-HR yang 490 jutaan, apa ia mahal karena pakai TNGA? Belum tentu benar, tapi karena TNGA sendiri adalah sasis yang baru lahir, bukan berarti salah juga, soalnya pasti banyak waktu dan biaya yang didedikasikan buat menciptakan TNGA kan. Ngomong-ngomong, TNGA itu apaan sih?
TNGA adalah sasis baru Toyota yang sengaja dibuat bersifat universal, alias “Satu untuk semua”. Tujuan utama adalah supaya produsen bisa hemat waktu dan biaya saat merancang mobil. Perlu diketahui, dalam merancang mobil, yang paling susah dan mahal adalah merancang sasis, mesin, girboks, kaki-kaki dan penggerak. Jika sebuah merek mau bikin mobil baru dan butuh sasis baru yang dirancang dari nol, siap-siap saja kas merek mobil tersebut bokek mendadak.
Selain bikin bokek, tiap prototipe sasis, mesin dan komponen lainnya belum tentu berhasil dalam sekali coba, yang berarti biaya ekstra lagi. Mau bukti? Ingat, prototipe Audi R8 V10 generasi pertama dan Honda NSX NC1 pernah terbakar saat pengetesan, bukti kalau bikin mobil memang butuh waktu lama, biaya besar dan belum tentu berhasil. Di sinilah sasis universal macam TNGA bisa masuk sebagai solusi logis dan praktis buat para produsen.
Jika dulu produsen mobil butuh 3 sasis buat bikin 3 mobil berbeda, sekarang 1 sasis bisa buat 4-5 mobil. Sebagai contoh, Toyota C-HR dan Toyota Prius sebenarnya berdiri di atas pondasi TNGA yang sama meski sosok keduanya beda jauh. TNGA sendiri dijanjikan punya titik berat yang lebih rendah daripada sasis non-TNGA Toyota, dan khusus di Prius, rigiditasnya 60% lebih besar. Buat konsumen, sasis ini dijanjikan lebih fun to drive, lebih aman dan lebih efisien dalam penggunaan energi.
Buat produsen mobil, keuntungan sasis sejenis TNGA bisa bikin proses perancangan mobil baru lebih cepat, karena insinyur tak harus mendesain sasis baru dari nol dan bisa pakai pondasi modular yang sudah ada. TNGA sendiri bikin komponen antar model (misalnya airbag atau AC) bisa dimiripkan, sehingga hemat biaya karena tak perlu minta komponen baru saat bikin mobil baru lagi. Sasis TNGA juga lebih cepat perancangannya, dan bisa memangkas tenaga pekerja hingga 20 persen.
Toyota bilang, akan ada 5 layout TNGA untuk dipakai oleh hampir semua model Toyota, mulai dari hatchback kecil, crossover, SUV hingga mobil sport. TNGA juga sudah disiapkan untuk teknologi hybrid dan listrik, sebab sudah ada slot khusus untuk memasang baterai dan motor listrik, jadi jika Toyota mau memperbanyak model EV atau hybrid, tidak usah repot-repot bikin sasis khusus, karena TNGA juga sudah siap.
Terus, apa sasis universal macam TNGA ini adalah barang baru buat pasar Indonesia? Tidak. Sama sekali tidak. Kita pernah kedatangan mobil IMV Toyota yang konsepnya sedikit banyak mirip TNGA, yakni satu sasis buat banyak mobil. Mobil yang masuk IMV Toyota adalah Kijang Innova, Fortuner dan Hilux. Di luar itu, sasis universal juga ada di produk Yaris-Vios-Sienta, Prius-Mebius dan lain-lain. Tuh, bukan barang baru kan? Hanya saja TNGA memang dibangun dengan teknologi lebih maju.
Lagipula, Toyota bukan yang pertama. Merek lain sudah melakukan hal sejenis, dan yang paling gampang adalah sasis VW Group bernama MQB yang ada di VW Golf, Audi A3, SEAT Leon, Skoda Octavia dan lain-lain. Renault-Nissan punya sasis CMF yang ada di Datsun GO dan Renault Kwid, BMW Group punya sasis UKL buat BMW X1, X2, Active Tourer, Gran Tourer dan MINI Cooper. Subaru punya Subaru Global Platform (SGP) yang sekarang ada di XV dan Impreza baru.
Jadi intinya, TNGA hanyalah nama dari sasis modular Toyota yang nanti akan hadir di mobil baru Toyota lainnya. Bukan yang pertama, namun memang sudah dipermak agar rasa mobil-mobil baru mereka nantinya beda sama yang lama. Ingat, sasis adalah pondasi mobil yang berperan besar dalam menentukan rasa dan karakter mobil saat dikendarai. Lalu, apakah mobil yang pakai TNGA bisa punya fitur keselamatan yang lebih lengkap? Belum tentu.
Contoh gampangnya adalah Toyota Rush dan Daihatsu Terios. Coba, dengan fitur keselamatan yang jauh membaik, kedua mobil ini sama sekali tidak pakai TNGA. Akan tetapi, jika yang ditanya adalah tingkat proteksi sasis, mungkin saja memang bisa lebih baik. Siapa tahu sasis TNGA punya crumple zone yang lebih efisien dan efektif dalam menyerap benturan kan? Ingat, tingkat keselamatan mobil tidak hanya dihitung dari fitur keselamatan, namun juga konstruksi sasis dan crumple zone.
Kami sendiri berharap mobil dengan TNGA seperti Toyota C-HR bisa CKD di sini untuk menekan harga. Masalahnya, itu bukan langkah bagus dari segi pengoptimalan fasilitas pabrik, mengingat TNGA bukan milik mobil biasa semata, tapi juga hybrid. Kalau kondisi Toyota Indonesia belum bisa memenuhi kriteria layak rakit mobil-mobil TNGA yang sudah siap untuk teknologi hybrid dan listrik, maka produk TNGA Toyota rakitan Indonesia masih jauh dari kenyataan.
Kondisi yang kami maksud tidak hanya dari pabriknya saja, kalau soal itu sih SDM kita bisa dilatih. Masalahnya juga bisa datang dari konsumen yang belum melek mobil hybrid dan listrik serta regulasi pemerintah yang belum ramah terhadap teknologi terbaru. Apa pun itu, Toyota berharap dengan TNGA mereka bisa membuat mobil dengan tempo yang lebih cepat, lebih irit biaya dan lebih enak dibandingkan sasis lama mereka. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: New Honda Vario 2018 Dirilis, Lebih Modern & Pakai Smartkey!