AutonetMagz.com – Mazda CX-3 termasuk pemain junior di kelas subcompact crossover, namun daya tariknya bisa memikat cukup banyak orang untuk bisa terus bertahan. Dengan menjual desain, fitur dan kualitas berkendara, tidak susah untuk Mazda CX-3 berdiri di tengah persaingan crossover dengan gayanya sendiri. Guna menghadapi kompetisi yang kian ketat, Mazda CX-3 facelift pun akhirnya dirilis di GIIAS 2018 kemarin (Meski ubahannya susah dilihat).
Meski baru facelift, Mazda sudah punya rencana besar buat Mazda CX-3 generasi keduanya nanti. Menurut GoAuto, generasi kedua Mazda CX-3 paling tidak sudah bisa dikenali di tahun 2020 mendatang dan bakal berdiri di atas platform SkyActiv II. Penggunaan platform ini kemungkinan membuat ukuran Mazda CX-3 membengkak, dan semoga ini memberikan efek positif di kelegaan ruang belakang. Mazda biasanya begitu, kabin depan luar biasa bagus tapi belakang ala kadarnya.
Desain dashboard, lipatan jok dan dimensi mobil akan diperbarui. Selain itu, Mazda juga ingin menyematkan mesin SkyActiv-X baru di CX-3, di mana mesin ini bakal dipakai juga oleh generasi baru Mazda 3 mendatang. Kami sudah mencoba mesin SkyActiv-X di Sirkuit Mine, Jepang. Meski tergolong mulus, masih ada gejala knocking kecil yang mengganggu di versi prototipe, tapi Mazda bilang isu ini akan selesai saat Mazda 3 baru siap dipamerkan.
Langkah pembaruan jelang menyambut generasi kedua Mazda CX-3 kedengarannya masih bagus, sampai kami agak bingung kala Mazda mengatakan akan mengganti suspensi independen multi link di belakang dengan suspensi torsion beam yang lebih murah tapi performanya tak sama dengan suspensi independen. Sekedar tahu saja, suspensi independen sejenis multi link atau double wishbone biasanya lebih menunjang handling daripada torsion beam.
Buat merek seperti Mazda, handling mobil itu penting karena semua mobil Mazda handling-nya nikmat apa pun jenis mobilnya. Keputusan penggantian ke suspensi torsion beam menurut Direktur Litbang Mazda, Kiyoshi Fujiwara adalah,”Torsion bar lebih bagus dalam meredam road noise dibanding multi link, jadi kami pilih itu demi mengurangi suara berisik di kabin. Kami dapat banyak komplain dari media.” Hmm… Semoga perubahan suspensi ini tidak mencederai kualitas berkendara Mazda. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Nissan X-Trail Facelift Berkeliaran di Indonesia, Segera Rilis?