AutonetMagz.com – Masalah produksi memang menjadi salah satu isu lama dalam hal otomotif, jika laku keras inden mengular, namun jika tak laku produksi dihentikan. Sebuah hal yang wajar jika kondisi – kondisi tersebut terjadi dalam hal manufakturing. Nah, jika di Indonesia pabrik Mitsubishi tengah berusaha keras menambah jumlah produksi, lain halnya dengan pabrik Maserati yang ada di Turin, Italia.
Pabrik Maserati Mirafiori di kota Turin, Italia sendiri adalah pabrik yang memproduksi SUV lansiran pabrikan berlogo trisula ini. Yap, Maserati Levante merupakan komoditas perakitan pihak Maserati di pabrik ini sejak tahun 2016 silam. Nah, seperti yang kita tahu, Maserati Levante bukanlah tipikal mobil yang laku keras bak kentang goreng. Penjualan dari Maserati Levante sendiri cenderung untuk mereka yang memang punya tabungan dengan limit yang tinggi dan juga mengerti perkara kualitas dari mobil ini. Dengan kondisi ini, jelas ceruk pasar dari Maserati Levante tidaklah besar, dan jelas juga tidak memerlukan operasi pabrik yang sangat aktif untuk memenuhi stok-nya.
Dan hal ini memang dipahami oleh induk dari Maserati yaitu FCA yang menaunginya. Pihak FCA sendiri telah mengatur ulang proses produksi mereka di pabrik Maserati Mirafiori untuk menyesuaikan dengan permintaan dari konsumennya. FCA sendiri juga sudah mengumumkan bahwa hingga bulan Juli 2018 mendatang, pihak FCA akan memotong jam kerja di pabrik Maserati ini sebanyak 59%. Ada dampaknya? Jelas ada, menurut FIOM Union, keputusan yang bersifat temporari dari Maserati ini sendiri akan membuat 2.080 lapangan pekerjaan hilang. Dan karena jam kerja berkurang, serta penghitungan salary yang berbasis jam, maka pekerja di pabrik Maserati akan mendapatkan gaji lebih sedikit.
Sebenarnya ada sesuatu yang menarik dengan kebijakan dari FCA ini, dimana apa yang mereka lakukan saat ini bertentangan dengan apa yang digaungkan oleh CEO FCA, Sergio Marchionne pada tahun 2014 silam. Kala itu, Marchionne mengatakan bahwa pihak FCA mempresentasikan rencana investasi lima tahunan mereka, dan menjamin bahwa para pekerjanya akan diperkerjakan secara penuh di pabrik Maserati di Italia ini sampai akhir tahun 2018 nanti. Nah, di ajang Detroit Auto Show 2018 bulan lalu, Marchionne merevisi pernyataannya dengan mengatakan bahwa pihak FCA butuh waktu yang lebih untuk menyesuaikan dengan keadaan.
Tentunya kita berharap pihak FCA bisa memberikan kebijakan yang terbaik, bukan hanya untuk masa depan dari Maserati sendiri, namun juga untuk para pekerja yang menggantungkan hidupnya pada mereka. Bagaimana menurut kalian kawan?
Read Next: Maruti Suzuki : Lebih Baik Suzuki Indonesia Produksi Mobil Sendiri