AutonetMagz.com – Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekali yang terjadi kepada Nissan. Bergabungnya Mitsubishi dalam keluarga Renault-Nissan, skandal antara Nissan dengan Carlos Ghosn dan berujung pada menurunnya nilai perusahaan asal Jepang tersebut. Kini, Nissan sudah mengambil langkah perubahan untuk kembali mengangkat dirinya sendiri, entah berhasil atau tidak ini biar waktu yang menjawab semuanya.
Langkah perubahan Nissan kini adalah berhenti meneliti dan menciptakan mesin pembakaran dalam generasi terbaru. Menurut Nikkei, Nissan akan jadi merek Jepang pertama yang mengambil langkah tersebut. Alih-alih bikin mesin baru, Nissan akan mengalihkan segala sumber daya mereka untuk fokus dalam meneliti teknologi kelistrikan, tentunya termasuk baterai, motor dan lain-lain demi transportasi listrik di masa depan.
Renault dan Mitsubishi Siap Bantu Nissan
Sejujurnya, sudah bisa diperkirakan kalau Nissan akan mengambil langkah ini. Nissan bahkan sudah tidak melanjutkan model bermesin bensin atau diesel di Eropa, alasannya karena biayanya cukup mahal dan mereka juga harus menaati standar emisi Euro 7 yang berlaku tahun 2025. Untuk mencapai tujuan ini, Nissan akan dibantu oleh Renault dan Mitsubishi. Wajar, selain satu rumah, Renault dan Mitsubishi juga punya pengalaman di teknologi mobil listrik.
Nissan sendiri juga bukan anak kemarin sore di dunia mobil listrik. Nissan Leaf termasuk satu dari sedikit mobil listrik generasi awal dari Jepang yang dijual bebas ke konsumen, jadi Nissan sudah paham beberapa hal soal mobil listrik. Nissan belum membahas soal pemotongan jumlah karyawan, tapi Nissan bisa menghemat dana sebesar 500 miliar Yen atau 62,3 triliun Rupiah dengan stop bikin mesin generasi baru. Dana itu bisa buat investasi teknologi listrik, karyawan divisi RnD alias litbang yang sudah ada pun akan punya tugas baru.
Mesin Lama Tetap Dipelihara dan Dipoles
Apa berarti mesin lama Nissan ditinggalkan begitu saja? Tidak juga. Pasar Nissan di Asia masih besar, terutama di Tiongkok dan Jepang. Untuk kedua pasar ini, Nissan masih sedikit-sedikit memperbaiki mesin yang sudah ada, mesin hybrid pun akan tetap diutamakan. Tentu saja, sistem e-Power Nissan merupakan salah satu andalan saat ini, bisa dinikmati di Nissan Kicks e-Power, Nissan Serena e-Power dan Nissan Note e-Power.
Bagaimana dengan Amerika Serikat? Nissan juga tetap merawat eksistensi mesin pembakaran dalam mereka untuk pasar tersebut, khususnya untuk truk-truk seperti Nissan Frontier dan Nissan Titan. Singkatnya, mesin-mesin yang sudah ada akan terus dirawat dan dipelihara, pabrik-pabrik penghasil mesin pun akan tetap berjalan untuk masa-masa mendatang. Apa opinimu jika Nissan benar-benar putus hubungan dengan mesin bensin dan diesel? Sampaikan opinimu di kolom komentar!
Read Next: Mesin Mercedes Benz Twin-Turbo V8 Comeback Di Amerika