Jakarta, AutonetMagz – Tidak butuh waktu lama bagi Nissan untuk menyadari kesalahannya ketika memutuskan untuk menyuntik mati Nissan March dengan mesin 1.500 cc. Pasalnya, City car dengan mesin setara sub-compact hatchback tersebut tidak sesuai dengan market Indonesia, apalagi harganya cukup tinggi dibandingkan dengan city car sekelasnya.
Okay, memang mobil ini tidak jelek, untuk sebuah city car, varian mesin 1.500 ini sudah memiliki VDC (Stability control), 4 buah parking sensor, retractable mirror, AC dengan climate control dan push start stop engine button. Namun dengan banderol harga yang hampir mencapai 200 juta Rupiah, rasanya calon pembeli akan berpikir 2 kali untuk membanderol mobil yang masih masuk ke dalam kategori City Car meskipun mesinnya sudah dibuat lebih besar.
Mesin 1.500 cc yang dibekali di mobil ini juga bukan mesin yang buruk, mesin 1.500 cc HR15DE ini dikenal cukup bertenaga di putaran atas dan sangat irit sebagaimana halnya Nissan Grand Livina dan Nissan Juke, apalagi dengan bodi yang lebih kecil, tentunya performa dan efisiensi mesin ini pasti lebih baik dibandingkan dengan model lain.
Di tahun 2014 silam, varian 1.500 cc jika ditotal mampu menyumbangkan penjualan sebanyak 1.794 unit atau menyumbang sebanyak 29% dari total keseluruhan penjualan Nissan March yang mencapai 6.110 unit. Namun angka tersebut diperoleh dengan perjuangan keras dan program-program menarik yang ditawarkan Nissan, hal tersebut terlihat dari angka penjualan tiap bulan yang tidak stabil, seperti misalkan di awal-awal tahun mobil ini bisa laku ratusan unit, namun di bulan April hingga Juni, mobil ini hanya laku dalam hitungan jari atau belasan unit saja, tiba-tiba di bulan Agustus, penjualannya kembali melonjak menjadi ratusan unit, dan di bulan November kembali menurun, bahkan di bulan Desember hanya laku 3 unit saja.
Di awal tahun 2015 ini, Nissan hanya mampu menjual 21 unit Nissan March 1.500 cc hingga bulan April. Memang sih penjualan kendaraan lagi menurun di tahun 2015 ini, tetapi untuk sebuah mobil masal dengan harga kurang dari 200 juta Rupiah, angka tersebut merupakan bencana bagi sebuah pabrikan sebesar Nissan. Apalagi Nissan March facelift ini baru diluncurkan pada bulan Desember 2013 silam, atau belum genap 2 tahun tapi sudah disuntik mati karena dianggap gagal memenuhi ekspektasi.
Bukan pertama kalinya Nissan mengalami kegagalan dalam perencanaan produk mereka di Indonesia. Sebelumnya tercatat Nissan juga pernah mengalami hal serupa dengan Nissan Evalia yang diprediksi menjadi backbone penjualan menggantikan Grand Livina dengan target penjualan 50.000 unit pertahun fiskal, namun ternyata penjualan mobil tersebut hanya mampu meraih angka 7.000 unit pertahun. Bahkan menurut data Gaikindo, Nissan Evalia di tahun ini hanya terjual sebanyak 6 unit saja dari Januari hingga April 2015.
Baca Juga : Ini 7 Mobil Gagal di Indonesia
Meskipun begitu, menurut kami Nissan memiliki produk yang bagus dan cukup value, hanya saja dari spesifikasi dan model produk yang ditawarkan sering kali tidak sesuai dengan kemauan pasar Indonesia, padahal jika mereka mau mendengarkan apa kata konsumen Indonesia, kami yakin mobil-mobil mereka bisa memiliki potensi penjualan yang lebih tinggi.
Read Next: Datsun Hadirkan GO dan GO+ Panca Special Edition dengan Paket Aksesoris Ekstra