Autonetmagz.com – Siapa yang tidak mengenal ikon mobil fully electric Nissan yang satu ini? Muncul pada akhir 2010 lalu, Nissan Leaf telah menjadi mobil listrik yang sangat populer di dunia karena menjadi sebuah electric vehicle (EV) yang affordable pada masanya. Namun sayang, selama 4 tahun Leaf tidak memiliki ubahan yang cukup signifikan sehingga posisinya sebagai EV terpopuler mulai terancam oleh pabrikan mobil yang lain. Tapi pada 2017 yang lalu, akhirnya second gen dari mobil listrik ikonik Nissan telah mengalami ubahan total.
Dari segi eksterior, interior, hingga motor listriknya, semua mengalami ubahan berarti. Desain tegas yang terinspirasi dari IDS Concept membuat sehelai ‘daun’ kepunyaan Nissan ini jadi lebih ganteng dan pastinya futuristik. Walaupun interiornya sendiri terkesan terlalu simpel dan tidak setimpal dengan bagian luarnya, Leaf generasi terbaru memiliki motor listrik yang memiliki performa lebih dibandingkan pendahulunya. Dengan EM57 yang dapat menghasilkan 148 hp dan torsi 320 Nm, mobil ini dapat mencapai range 400 km (sesuai NEDC) karena baterai Li-Ion 40 kWh-nya.
Muncul perdana di Asia Tenggara awal tahun ini di Thailand dan juga Singapur, Nissan Leaf MY 2018 akhirnya hadir juga di negeri tetangga kita. Pada gelaran Kuala Lumpur International Motor Show (KLIMS) 2018, Edaran Tan Chong Motor (ETCM) selaku APM Nissan di Malaysia memboyong langsung Nissan Leaf terbaru untuk pertama kalinya kehadapan publik negara tersebut. Namun sayang seribu sayang, mengutip dari Paultan Leaf 2nd gen ini hanyalah sebuah preview saja alias masih belum resmi dijual. Seperti dikasih mimpi namun tertunda ya?
Memang Nissan Malaysia sudah pasti akan menjual Nissan Leaf 2018 tersebut, namun jadwal perilisan harga saja yang diundur hingga pertengahan 2019 nanti. Jadi memang penampilan Nissan Leaf tahun ini di Asia Tenggara hanyalah sekadar tampil saja, hanya menggoda iman para penggemar EV. Namun tidak sampai disitu saja, Nissan Leaf terbaru ini juga masih berstatus completely build-up (CBU). Jadi bisa dipastikan bahwa jika dijual nanti, price tag dari sehelai ‘daun’ ini akan menjadi tinggi.
Jadi jika ingin bersaing dengan mobil dalam segmennya, Nissan Leaf haruslah bersifat completely knocked down (CKD). Jika hal ini tercapai dan dapat dukungan pemerintah setempat, mungkin masyarakat di Asia Tenggara mulai mempopulerkan mobil listrik seperti di benua Eropa sana. Tetapi semoga saja fitur-fitur yang tersedia dalam Leaf terbaru ini seperti quick charging CHAdeMO, PRO-Pilot, e-Pedal seperti pada Note e-Power, keenam airbag-nya, dan sistem Nissan Safety Shield tidak dikurangi pada Leaf 2018 CKD pasar Asia Tenggara. Duh kapan ya Indonesia bisa menjadi tempat yang populer bagi segala bentuk mobil listrik dunia.
Dengan munculnya preview dari EV terpopuler Nissan di beberapa negara Asia Tenggara, apakah Nissan Motor Indonesia (NMI) juga akan memunculkan Leaf 2nd gen dalam waktu dekat ini? Untuk sekadar mengingatkan, pada awal tahun ini pihak NMI sedang melakukan studi mengenai mobil listrik di Indonesia diawali dengan kemunculan Note e-Power-nya. Walaupun memang tanah air kita tidak disebutkan sebagai salah satu dari 7 negara di Asia yang menjadi fokus utama penjualan Leaf terbaru tahun ini. Jika mobil listrik semakin populer dan pemerintah sudah mendukung, tidak menutup kemungkinan bahwa Nissan Leaf MY 2018 akan dijual juga di Indonesia. Jadi bagaimana menurutmu kalau Leaf terbaru ini dijual oleh NMI tahun depan?
Read Next: BMW M2 Competition 2019, Kala Berlebihan Itu Bagus