AutonetMagz.com – Memang benar bahwa Mitsubishi Outlander (bukan Outlander Sport) belum lama meluncur di Indonesia, tapi sejujurnya mobil ini adalah mobil tua. SUV yang harganya mencapai miliaran rupiah karena teknologi PHEV-nya ini sebenarnya sudah beredar sejak 2014-an dan sudah satu kali mendapatkan facelift. Gosipnya, SUV yang harusnya sekelas dengan Nissan X-Trail, Honda CR-V, Mazda CX-5 dan Hyundai Tucson ini akan segera ganti model.
Soal bentuk, masih belum diketahui bakal seperti apa bentuk Mitsubishi Outlander generasi terbaru nanti. Paling tidak jika melihat Mitsubishi-Mitsubishi baru seperti Xpander Cross, Pajero Sport facelift dan Delica baru, bisa terbayang bagaimana mukanya nanti. Urusan teknologi, kami yakin Mitsubishi tak akan mau membuang gelar “SUV PHEV terlaris di dunia”, jadi kami rasa Mitsubishi Outlander baru akan tetap menyediakan varian PHEV seperti sekarang.
Warta dari Nikkei menuturkan bahwa Mitsubishi Outlander baru akan memakai mesin Nissan, dan ini merupakan sesuatu yang baru untuk Mitsubishi andai ini benar terjadi. Mesin yang dipakai konon adalah mesin Nissan X-Trail baru, karena 2 mobil ini ukuran dan kelasnya sama. Jika di Indonesia kita tahu bahwa Nissan Livina pakai mesin dan sasis Mitsubishi, maka kali ini kebalikannya, Mitsubishi yang pakai mesin dan sasis Nissan.
Sebenarnya bukan murni sasis Nissan, karena platform yang akan dipakai Mitsubishi Outlander baru adalah hasil kerjasama aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi untuk dipakai bareng-bareng. Tujuannya jelas, menyatukan kemajuan teknologi ketiganya sembari menghemat biaya. Selain itu, karena Mitsubishi dan Nissan adalah sama-sama pabrikan Jepang yang teknologi mobil listriknya sudah matang duluan, mereka juga akan bekerjasama di bidang ini.
Mitsubishi nampaknya juga akan menolong Nissan mengembangkan teknologi mobil plug-in hybrid. Menurut Nikkei, Nissan pertama yang akan jadi mobil plug-in hybrid adalah Nissan Rogue Sport alias Nissan X-Trail baru. Ya, ini merupakan pengembangan dari Nissan X-Trail hybrid yang sebelumnya berjenis mild hybrid jika kemudian jadi plug-in hybrid dengan baterai lebih besar dan keiritan lebih bagus. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Penjualan Mobil Global Turun 39% Di Bulan Maret