Lombok, AutonetMagz.com – Pada kesempatan menyaksikan event MotoGP Mandalika 2023 ini, YIMM selaku ATPM motor-motor Yamaha di Indonesia mengajak beberapa rekan media dan juga AutonetMagz untuk mencoba beberapa Wave Runner yang disediakan oleh PT KBA – Yamaha Marine indonesia selaku ATPM produk-produk Yamaha Marine di Indonesia. Bagaimana impresi dan keseruannya? Simak terus artikel ini.
Cara Berkendara Yang Berbeda Dari Motor
Ada beberapa model yang dapat kami coba di kesempatan kali ini, dari mode entry dengan mesin kecil, sampai versi cruiser dengan mesin 1350 supercharged yang sangat menyenangkan. Namun sebelum mulai, tim dari KBA – Yamaha marine memberikan briefing bagaimana cara mengendarai kendaraan yang sebenarnya disebut sebagai PWC (Personal Water Craft). Pelajaran pertama lumayan mengejutkan, karena berbeda dengan sepeda motor, untuk mengendarai Wave Runner, akselerasi dilakukan dengan menarik tuas yang terletak mirip dengan tuas rem motor, bukan dengan memuntir tuas gas.
Sedangkan untuk mengerem cukup lepaskan tuas tersebut maka wave runner akan berhenti dengan sendirinya. Khusus beberapa tipe tertentu, Wave Runner Yamaha juga dilengkapi dengan tuas untuk mundur pada bagian handle sebelah kiri, dan tidak lupa juga ketika melakukan belokan, jangan pernah melepas gas, karena malah akan membuat kita kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke laut, seru kan?
Giliran tim ANM mencoba dan kesan pertama lumayan menggagetkan karena kita berjalan di atas permukaan air dimana hambatan akan lebih besar. Wave runner akan berhenti begitu kita melepas tuas akselerasi, dan juga adanya ombak-ombak kecil di pantai Sengigi juga membuat perjalanan agak sedikit melompat-lompat. Namun ketika sudah terbiasa, mengendarai wave runner ternyata menyenangkan, kita bisa berputar dengan tajam dimana tetap harus menjaga keseimbangan, dan juga bisa mulai merasakan alur ombak yang membuat berkendara lebih halus dan tidak terlalu melompat-lompat.
Dua Model Wave Runner Yamaha
Setelah terbiasa, kami memutuskan untuk menggunakan wave runner yang berukuran lebih besar, dan langsung terasa perbedaannya. Ketika mencoba wave runner berukuran kecil dan mesin kecil, akselerasi lebih halus dan wave runner terasa lincah untuk berbelok. Namun untuk melawan ombak, wave runner terasa mantul-mantul karena ringan. Berbeda dengan wave runner yang berukuran lebih besar, unit terasa lebih stabil meskipun kemampuan berbelok menjadi lebih sulit, dan menghadapi ombak jadi lebih tidak terasa.
Tidak terasa hampir 2 jam kami mencoba wave runner di pantai Sengigi, dan pengalaman yang kami rasakan ternyata produk Wave Runner buatan yamaha memiliki karakteristik yang mirip dengan sepeda motornya. Wave Runner tetap terlihat sporty, dan fun untuk dikendarai, meskipun penggunaannya sudah berbeda alam. Dan jika menilik harga ynag disediakan oleh KBA – Yamaha Marine, ternyata Wave runner tidak semahal yang kami sangka karena untuk ukuran kecil dapat didapatkan dengan harga mirip sebuah LCGC sampai 400 Jutaan untuk versi cruiser yang dilengkapi dengan mesin 1350 cc dan Supercharger. Tertarik? Kami juga kok!
Read Next: Yamaha Marine : APM Wave Runner & Motor Tempel nomor 1 di Indonesia