Melihat Potensi Daihatsu Rocky e:Smart Hybrid Masuk Indonesia

by  in  Berita & Daihatsu
Melihat Potensi Daihatsu Rocky e:Smart Hybrid Masuk Indonesia
0  komentar

AutonetMagz.com – Awal 2021, muncul kabar bahwa pihak Daihatsu Motor Company ingin membuat versi hybrid dari Daihatsu Rocky yang dirilis 2 tahun lalu. Pertengahan 2021, media Jepang memberitakan bahwa paten dari sistem hybrid Daihatsu, eSmart Hybrid, telah didaftarkan untuk Rocky dan kembarannya Toyota Raize. Hingga pada awal Oktober muncul teaser resmi dari Daihatsu, kita tidak bisa menampik bahwa Daihatsu Rocky e:Smart Hybrid akan segera terealisasi. Namun seberapa besar potensi hybrid subcompact crossover ini menyambangi Indonesia?

Hybrid Rangkaian Seri Pertama Toyota-Daihatsu

Seperti yang diketahui, akhir September lalu ramai soal bocornya informasi mengenai sistem eSmart Hybrid dalam laman resmi Daihatsu Jepang. Walaupun laman tersebut sudah ditarik kembali, namun banyak informasi yang dapat diperas lewat ‘teaser’ tersebut. Pertama-tama dari struktur rangkaian sistem hybrid-nya yang menggunakan rangkaian seri, yang artinya hanya memanfaatkan ICE sebagai generator listrik saja. ICE yang digunakan pun berkode WA-VEX, yang ditengarai memiliki konfigurasi 1.200cc 3-silinder atkinson cycle.

Nantinya tenaga listrik yang dikeluarkan dari mesin tersebut berfungsi untuk mengisi daya baterai yang menggerakkan hybrid electric vehicle transaxle alih-alih girboks. Jadi mesin hanya akan menyala untuk mengisi baterai, jika baterai penuh mesin akan otomatis mati. “Runs on 100% motor” seperti yang disebutkan pada teaser, itulah mengapa e:Smart Hybrid masuk ke dalam kategori hybrid rangkaian seri, pertama diantara keluarga hybrid Toyota-Daihatsu

Seberapa Besar Potensi Rocky e:Smart Hybrid Masuk Indonesia?

Berbicara mengenai potensi Daihatsu Rocky e:Smart Hybrid sambangi Tanah Air, tak lepas dari pembicaraan soal carbon tax yang akan berlaku mulai Oktober 2021 di Indonesia. Seperti yang tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2021 yang menyebutkan bahwa skema pajak akan lebih berfokus pada emisi, bukan jenis kendaraan lagi. Walaupun begitu, aturan tersebut menjelaskan bahwa mesin hybrid yang memiliki kapasitas hingga 3.000cc akan dikenakan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 15%, lebih tinggi dibandingkan dengan peraturan sebelumnya.

Tentu hal ini akan menjadi concern tersendiri untuk pihak PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dalam menjual Daihatsu Rocky bermesin hybrid. Dengan peraturan yang membuat battery electric vehicle (BEV) mendapatkan tarif PPnBM sebesar 0%, tentu hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan pabrikan untuk mulai fokus pada BEV atau tetap mengeksplor dunia hybrid. Padahal untuk negara berkembang seperti Indonesia yang infrastruktur BEV-nya masih belum merata, mobil bermesin hybrid masih relevan dengan keadaan masyarakat kita saat ini.

Melihat dari segi motor listrik yang masih ditenagai mesin bensin, serta pengembangan mesin WA-VE hasil karya anak bangsa dengan Daihatsu Motor Co. Jepang, membuat kehadiran Daihatsu Rocky e:Smart Hybrid adalah suatu hal yang mungkin terjadi. Walaupun posisi harganya akan lebih mahal (Di Jepang Rp 271 – 301 jutaan), Rocky e:Smart Hybrid bisa menjadi mobil peralihan elektrifikasi yang pas untuk Indonesia. Terlebih dengan adanya fitur one-pedal driving mode, apakah menurut kalian Daihatsu Rocky e:Smart Hybrid cocok untuk pasar Indonesia?

Read Prev:
Read Next: