Ketinggalan Lagi, Thailand Akan Terapkan Euro 5 & Euro 6 di 2021

by  in  Berita & International
Ketinggalan Lagi, Thailand Akan Terapkan Euro 5 & Euro 6 di 2021
0  komentar

AutonetMagz.com – Masih segar di ingatan kita bahwa sektor otomotif di Indonesia telah resmi menerapkan regulasi Euro4 per bulan Oktober 2018 kemarin untuk kendaraan bermesin bensin, sedangkan kendaraan bermesin diese masih bisa memperpanjang nafasnya hingga bulan April 2021 mendatang. Nah, penerapan Euro4 secara tak langsung membuat Indonesia bisa ‘mengejar’ standar emisi di Negeri tetangga kita, Thailand. Namun tak berselang lama, kita akan kembali ketinggalan urusan regulasi emisi.

Mengutip dari Bangkok Post, Office of Industrial Economics (OIE) Thailand telah memerintahkan para pabrikan otomotif di Thailand untuk mulai bersiap menyambut regulasi Euro5 dengan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Dari sumber, diketahui bahwa Thailand akan memasuki regulasi Euro5 pada tahun 2021 mendatang, dengan toleransi selama 2 tahun hingga tahun 2023 sesuai dengan arahan National Environment Board Thailand. Nah, jadi tak hanya produk yang dirakit di Thailand, namun mobil yang diimpor juga harus memenuhi standar yang sama, yaitu Euro5.

Standar Euro5 sendiri berlaku untuk mobil – mobil bermesin konvensional, sedangkan untuk mobil ramah lingkungan seperti mobil hybrid, dan PHEV harus memenuhi standar Euro6 pada waktu yang sama. FYI, untuk saat ini, sudah ada beberapa mobil yang dijual di Thailand yang sudah memenuhi standar Euro5 walau regulasinya hanya mengharuskan standar Euro4 saja. Sudah ada 11 kendaraan berukuran sedang dan besar yang sudah menggunakan standar emisi euro5, senada dengan 19 kendaraan impor yang sudah memenuhi standar tersebut. Yang lebih menarik, mala ada 84 kendaraan impor yang statusnya malah sudah memenuhi standar euro6, kemungkinan besar mobil rakitan Eropa.

Sedangkan standar terendah yang ada di Thailand saat ini diisi oleh beberapa truk dan bus bermesin diesel yang masih memenuhi standar Euro3. Nah, himbauan ini sendiri sempat mendapatkan sedikit tentangan dari para pabrikan, salah satunya karena faktor harga. Yap, membuat mobil yang lebih ‘ramah lingkungan’ tentunya berarti ada harga yang harus ditambahkan. Mengapa? Karena mesin harus dituning ulang atau diakali supaya bisa fit in dengan regulasi yang lebih ketat, dan upaya ini jelas tidak gratis. Pabrikan memperkirakan ada tambahan biaya 15 ribu hingga 20 ribu Bath jika ingin fit in dengan regulasi baru.

Angka tersebut jika diRupiahkan berarti mencapai 6,6 hingga 9 juta Rupiah, per unit mobil. Namun director-general OIE, Nattapol Rangsitpol menyanggah bahwa biaya yang harus dikeluarkan sebesar itu. Nah, jadi nampaknya pihak pabrikan tak bisa ngeles lagi dengan keputusan ini. Kalau menurut kalian bagaimana?

Read Prev:
Read Next: