AutonetMagz.com – Nama McLaren rasanya tak asing lagi kalau membahas dunia adu tarik-tarikan kecepatan mobil balap. Mereka adalah salah satu tim legendaris di F1 sebagai balapan paling bergengsi di dunia, namun tahun 2023 ini mereka mencoba terjun ke arena balap khusus mobil listrik Formula E. Seraya dengan pamitnya Mercedes dari Formula E, McLaren mengisi kekosongan yang ada. Setelah itu, lahirlah NEOM McLaren Formula E.
Markas tim NEOM McLaren Formula E ini tetap di area yang familiar, yakni McLaren Technology Center di Woking, Inggris. Tim yang identik dengan warna jingga ini akhirnya menginjakkan kaki – dan bannya – di tanah Jakarta, Indonesia untuk menghadiri balapan Formula E ronde ke-10 dan 11 pada ajang Gulavit Jakarta E-Prix. Sebagai momen pertama balapan mobil listrik di Indonesia, tentu ini tantangan baru untuk McLaren.
Debut Pakai Mobil Baru, Cuaca Panas Pengaruhi Strategi
Pada tahun 2023 ini adalah tahun di mana mobil balap Formula E generasi ketiga debut dan langsung balap. McLaren jadi punya double event, yakni debut pertama sebagai tim dan langsung pakai mobil baru. Mobil baru ini memakai dua motor listrik untuk roda depan dan belakang, desain baru, lebih efisien dalam penggunaan energi dan lain-lain. Nah, kubu McLaren akan diperkuat oleh Rene Rast dan Jack Hughes sebagai prajurit kehormatan di balik kemudi mobil balapnya.
Pengalaman balap yang sudah dikantongi pembalap McLaren, terutama Rene Rast yang sebelumnya balapan di DTM tentu akan jadi modal dasar untuk memperkuat pondasi tim. Oh ya, saat kami melakukan sesi wawancara dengan Ian James sebagai prinsipal tim NEOM McLaren, ada banyak remaja perempuan yang histeris saat melihat Rene Rast di paddock McLaren untuk langsung minta berjabat tangan, tanda tangan hingga foto bersama. Wah, pembalap McLaren ternyata superstar ya.
Menurut Ian James, balapan di Jakarta menyajikan satu tantangan serius yang akan menguji mereka sebagai tim, yakni cuaca panas. Baterai mobil listrik biasanya sensitif dengan suhu yang terlalu panas atau dingin sehingga tingkat degradasinya bisa lebih cepat. Tidak hanya mobil, pembalapnya pun tidak biasa dengan iklim Jakarta yang panas dan lembap, di mana ini akan mempengaruhi fokus, stamina dan mungkin emosi ketika balapan. Untuk itulah diperlukan strategi khusus di Jakarta, strategi di sirkuit lain belum tentu cocok buat balapan di Indonesia.
Aksi NEOM McLaren di Jakarta E-Prix Raih Poin Klasemen
Balapan hari Sabtu dan Minggu sekitar jam 3 membuat terik matahari tidak begitu menyengat, tapi tetap saja panas di Ancol. Jangankan buat pembalap McLaren, buat orang Indonesia sendiri saja ini masih panas. Ban Hankook ion yang menggantikan Michelin untuk tahun ini pun akan lebih cepat bereaksi terhadap permukaan aspal sirkuit yang bisa mencapai 44 derajat celcius. Meski begitu, tim NEOM McLaren tetap maju dan berusaha menyelesaikan balapan.
Pada balapan Formula E ronde 10 hari Sabtu, Jake berhasil menyalip 10 mobil saat memulai di posisi ke-20 dan membawa pulang poin bagi NEOM McLaren dengan menyelesaikan balapan di posisi ke-10, sementara Rene ada di urutan finish ke-12. Balapan ronde 11 hari Minggu nampaknya bukan harinya McLaren, sebab meski hasil kualifikasinya lumayan, baik Jack maupun Rene belum bisa membungkus poin. Semoga berhasil di balapan berikutnya, ditunggu kedatangannya di Jakarta musim depan!
Read Next: Jakarta E-Prix : ABB dan Peran Besarnya di Formula E