AutonetMagz.com – Hyundai mendukung penuh pengembangan mobil terbang dan diperkirakan bahwa mobil yang akan menggantikan peran taksi konvensional di Bandar udara Amerika Serikat ini dapat beroperasi pada pertengahan dekade ini. Prediksi tersebut dikutip dari Reuters, dimana pernyataan dibuat oleh COO operasi global Hyundai dan CEO Hyundai Amerika Utara, Jose Munoz. Beliau mengklaim bahwa perusahaan tempatnya bekerja mungkin siap untuk “menerbangkan” pelanggan pada tahun 2025. Itu lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, yang menyatakan bahwa Hyundai bisa merilis taksi terbang di bandara utama AS pada tahun 2028.
Untuk Taksi Bandara Terlebih Dahulu
Menurut Reuters, Taksi udara yang dipamerkan Hyundai sebelumnya adalah quadcopters yang ditenagai oleh baterai. Memang, Hyundai baru-baru ini melakukan investasi sebesar $ 7,4 miliar di AS untuk memproduksi kendaraan listrik dan mengembangkan solusi mobilitas pintar, termasuk mobil terbang. “Kami melihat pasar ini sebagai peluang pertumbuhan yang signifikan,” kata Munoz. Basis operasi Hyundai untuk teknologi saat ini berada di negara bagian Washington, meskipun mereka juga memiliki rencana untuk membuka infrastruktur di tempat lain, seperti passengger drone airport di Inggris. Meski ada yang menilai teknologinya akan bagus di masa depan, Munoz mengatakan Hyundai tidak mau ketinggalan untuk mengejar perkembangan teknologi. Memang, diperkirakan bahwa pasar mobilitas udara perkotaan dapat bernilai hingga $1 triliun pada tahun 2040. “Ketika berbicara tentang teknologi masa depan… tidak pernah terlalu cepat. Para pionir adalah pemenangnya,” kata Munoz.
Munoz mengatakan kepada Reuters bahwa dia “sangat percaya diri” dalam perkembangan teknologi. Mengenai ‘apakah produsen mobil menghabiskan uang di pasar yang mungkin tampak terlalu berbeda?’ ia tidak ingin berada di posisi belakang dalam tren, seperti ketika SUV sangat diminati pasar saat ini. Hyundai tidak ingin hanya menjual taksi terbang sebagai transaksi bisnis yang sederhana. Munoz percaya Hyundai dapat mengembangkan layanan di seputar mobil terbang ini, bahkan nantinya akan digunakan untuk kargo komersial. Pada 2019, Hyundai menjanjikan investasi $ 1,5 miliar selama enam tahun untuk unit kendaraan terbangnya. Beberapa produsen mobil lain, termasuk Toyota, Daimler, dan Geely juga sedang berinvestasi dalam pengembangan mobil terbang.
Pro-kontra Keberadaan Mobil Terbang
Menurut hg.org, Salah satu masalah sebelum mobil terbang diproduksi massal adalah penerimaan publik atas kendaraan yang akan terus-menerus terbang di atas kepala kita. Apakah mereka akan diizinkan terbang di atas wilayah udara milik pribadi terkait masalah privasi individu dan keamanan? misalnya kita tidak boleh masuk ke istana presiden, namun dengan mobil terbang ini kita bisa “terbang rendah” diatasnya. Bukankah ini nantinya akan menjadi berbahaya? karena teror bisa lebih mudah dilakukan dengan mobil terbang ini. Yang jelas, mobil terbang dirasa akan menimbulkan masalah keamanan yang sangat besar yang tidak dimiliki mobil normal pada tingkat yang sama. Kecelakaan yang melibatkan satu atau lebih kendaraan darat dapat membahayakan penumpangnya, pengemudi mobil lain, dan bahkan pejalan kaki.
Namun mobil terbang yang mengalami malfungsi atau bertabrakan dengan mobil atau bangunan tinggi lain, dapat meningkatkan jumlah korban luka dan kematian berlipat ganda. Bayangkan apabila sebuah mobil terbang menabrak mobil terbang lain dan kemudian keduanya jatuh di suatu tempat terbuka yang dipenuhi pejalan kaki. Lantas, apakah harapan Hyundai ini akan terwujud? Kita lihat saja. Bagaimana menurut kalian?
Read Next: Siap Rilis, NJKB Honda BRV 2021 Terbongkar