AutonetMagz.com – Mungkin kalian menyadari bahwa Toyota belum gencar memasuki dunia kendaraan fully electric (FEV). Bagi mereka, banyak problematika yang ditemui dalam ekosistem EV seperti harga yang belum terjangkau, demand masih sedikit, dan masih terbatasnya akses stasiun pengecasan. Namun seiring waktu, permasalahan tersebut mulai berangsur pudar.
Problematika FEV Yang Berangsur Pudar
Baik secara global maupun nasional, pasar FEV kini menyediakan pilihan mobil dengan harga yang lebih logis dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Lihat saja Wuling Air EV yang kini dibanderol Rp 295 Juta untuk tipe Long Range, walau interiornya sangat kecil namun masyarakat tetap menyukai kehadiran opsi EV yang harganya masuk akal.
Hal tersebut dapat dibuktikan lewat penjualan Wuling Air EV yang mencapai hampir 3 ribu unit hanya dalam 2 bulan saja. Ini juga membuktikan bahwa demand/permintaan EV berangsur meningkat, yang nantinya akan berpengaruh terhadap ketersediaan stasiun pengecasan yang semakin banyak disediakan. Lalu, mengapa Toyota masih terlihat santai saja dengan tren EV global ini?
3 Hybrid Toyota = 1 FEV
Salah jika kalian mengira bahwa Toyota tidak siap untuk menghadapi gempuran dunia elektrifikasi untuk mencapai netralitas karbon, karena mereka justru pemain lama dalam dunia tersebut. Sebut saja mobil berpenggerak hybrid, plug-in hybrid, FEV, bahkan hingga hidrogen pun sudah diaplikasikan lewat Corolla Cross, Prius, bZ4X, dan Mirai. Toyota justru layaknya ‘Rambo’ yang siap dengan segala persenjataannya.
Bahkan baru-baru ini mengutip Electrek, pihak Toyota mengklaim bahwa emisi karbon tiga mobil hybrid mereka hampir sama dengan satu model FEV. Pendataan tersebut terjadi di Australia di mana Toyota mengklaim bahwa 300.000 hybrid yang dijual di Australia dapat dijalankan untuk mengurangi emisi karbon yang setara dengan 90.000 FEV.
Bagi Toyota, ekosistem kendaraan FEV saat ini belum bisa menciptakan kondisi netralitas karbon. Sean Hanley selaku Vice President of Sales and Marketing Toyota Australia, mengungkapkan bahwa Toyota bukan anti terhadap FEV. Namun bagi mereka, kondisi netralitas karbon berarti ikut mengajak seluruh aspek ekosistem FEV mencapai tujuan tersebut. Mulai dari pabrik produksi, kendaraan, hingga penggunaan energi penghasil listrik harus ikut mencapai netralitas karbon.
Read Next: Otospector Paparkan Pentingnya Garansi di Mobil Bekas