AutonetMagz.com – Kelakuan Audi dan Lamborghini yang satu ini cukup aneh sebenarnya. Kami tahu tren penurunan dimensi dan kapasitas mesin terjadi di setiap jenis mobil, tapi untuk kelas supercar, kami tak menyangka bakal ada diet ketat sesadis yang akan dilakukan merek Jerman dan Italia ini. Salah satu diet ukuran mesin yang kami tahu adalah Mercedes-Benz AMG GT yang pakai mesin 4.000 cc V8 twin turbo untuk menggantikan mesin 6.300 cc V8 pada SLS AMG.
Tadinya kami pikir, kalau kedua supercar yang basisnya sama ini ingin diet juga, mesin terkecilnya yang masih kedengaran masuk akal harusnya mesin V8, atau paling tidak mesin V6 sudah paling “pait”. Ternyata penurunannya luar biasa besar, yakni menjadi mesin 2.500 cc 5 silinder turbo. Ini sih hanya separuh dari kapasitas mesin Audi R8 dan Lamborghini Urakan… eh, Huracan yang 5.200 cc V10.
Mesin 2.500 cc turbo ini akan sama dengan yang dipakai Audi RS3, namun diklaim kalau mesin ini akan disematkan teknologi kompresor elektrik baru agar bisa menghasilkan tenaga 600 hp dan torsi 650 Nm. Wah, hasil yang amat sangat besar untuk mesin yang dimensinya tak sebesar mesin V8, V10 atau V12 pada supercar lain. Pengaplikasian mesin ini bisa disimak di Audi TT Clubsport Concept.
Memang, Audi menjanjikan akan segera membawa teknologi kompresor elektrik untuk menghasilkan electric boost yang bisa menambah kemampuan mesin. Electric boost ini akan bermain di putaran mesin rendah untuk mencegah pengemudi merasakan turbo lag sebelum turbo pada mesin mulai bermain di putaran mesin selanjutnya.
Jika ditelaah lagi, sistem seperti ini agak mirip dengan mesin 1.400 cc TSI pada VW Golf Mk6. Tapi bedanya, kalau Golf pakai supercharger, maka Audi memakai kompresor dengan baterai lithium-ion dan alternator 48 volt untuk menjadi sumber tenaga Electric boost-nya.
“Electric boost akan menjadi keharusan bila kami pakai mesin kecil, sekalipun sudah pakai turbo. Masalah dari Electric boost adalah baterai yang digunakan cukup berat, dan bobot ekstra dari penambahan baterai ini jelas akan mempengaruhi performa mobil,” demikian kata Heinz Peter Hollerweger, head of Quattro GmbH.
Menurut autoevolution, target utama supercar bermesin 2.500 cc turbo ini adalah China, di mana jika ada orang yang beli mobil baru dengan kapasitas di bawah 4.000 cc kena pajak 17 persen sementara yang beli mesin V8 atau V10 besar pajaknya lebih dari 40 persen. Apa ini ide bagus? Well, dari sisi engineering sih mungkin iya, tapi kami tak yakin mesin kecil ini akan laris, karena ada klaim kalau karakter mobil ini akan sedikit memburuk akibat penambahan bobot dari baterai.
Untuk sebuah supercar, karakter dan ciri khas adalah kunci kesuksesan jika ingin bertahan. Dengan mengatas namakan angka penjualan, Audi dan Lamborghini sepertinya memang harus melepas idealisme mereka mengenai supercar untuk bertahan hidup di kondisi pasar yang tak menentu. Kalau ada orang yang mau mesin 2.500 cc 5 silinder turbo yang punya 600 hp dan 650 Nm, kenapa harus di Lamborghini Huracan atau Audi R8? Kenapa tidak di Audi TT RS saja?
Bagaimana menurut anda? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Subaru Stella Custom Teranyar Kini Juga Pakai Wajah Toyota Alphard