AutonetMagz.com – Rupanya bukan hanya kita, orang Indonesia saja yang kesal dengan sunatan fitur yang sudah lama menjadi fakta memilukan setiap konsumen yang mengharapkan mobil full spec, apalagi kalau sunatannya banyak. Tapi di negara-negara lain pun ada juga hal semacam ini, bahkan hal sepele yang sepertinya tak begitu masalah saja bakal disunat kalau tak sesuai regulasi yang berlaku. Contohnya simple, lampu sein Lexus RX versi Amerika misalnya.
Pada kondisi standar, si SUV ganteng All New Lexus RX yang kemarin kita lihat di Gaikindo IIAS dilengkapi pijar lampu sein yang menyala dengan unik. Kalau lampu sein biasa, bohlamnya menyala semua saat diaktifkan dan berkedip normal, tapi di Lexus RX, prosesnya sangat cantik dan futuristik. Lampu sein akan menyala beurutan satu-satu dari sisi terdalam hingga terluar dan berulang-ulang seperti foto di bawah ini.
Sayangnya, konsumen Lexus di Amerika terpaksa kehilangan lampu yang mekanisme nyalanya mirip dengan Audi R8 itu. Menurut Jalopnik, ia baru meneliti peraturan dari Departemen Federal Standar Keselamatan Kendaraan dan Perhubungan Amerika Serikat mengenai aturan lampu. Menurut file PDF yang ia baca, ukuran lampu sein minimal harus 2.200 mm2. Hello?
Perlu diketahui, 2.200 mm2 itu adalah standar minimal ukuran luas dari setiap segmen setiap bohlam LED yang menyala berturut-turut dalam satu baris. Karena Lexus tidak memenuhi regulasi tersebut saat diukur seberapa luas lampu sein yang menyala dalam satu baris, lampu sein LED nan futuristik ini harus dibuang dan digantikan dengan bohlam halogen biasa yang membosankan dan mengonsumsi lebih banyak energi.
Semoga di Indonesia lampu seinnya tidak ikut-ikutan disunat juga, apalagi kalau disunatnya karena terbentur dengan regulasi kendaraan bermotor kita yang sebenarnya sudah sangat ketinggalan zaman dan tidak relevan dengan perkembangan teknologi otomotif sekarang. Contoh gampangnya, masa mobil listrik dinyatakan tidak lulus uji komis… ehm, emisi?
Lalu kami sempat mendengar dari sesama rekan media otomotif kalau ada sebuah mobil yang terancam tidak lulus uji kelayakan karena tak punya ban serep standar (meski pada akhirnya bisa lolos juga). Aduh… Kalau ban standarnya sudah RFT ya memang begitu pak mobilnya, untuk menghemat bobot itu tujuannya. Apa pendapatmu mengenai regulasi-regulasi tersebut? Sampaikan di kolom komentar!
Photo credit : Jalopnik
Read Next: Beginilah Tampilan Mercedes A-Class Facelift, Mulai Debut Di Frankfurt Motor Show 2015