AutonetMagz.com – Di dunia yang sudah makin bertambah tua ini, kepedulian akan lingkungan memang menjadi hal yang cukup krusial untuk diperhatikan. Oleh karenanya, sejumlah negara maju dan negara berkembang pun berlomba menerapkan standar emisi yang ketat. Namun, Australia punya case yang spesial. Sebagai negara yang terbilang maju secara ekonomi, ternyata selama ini Australia tidak memiliki standar emisi lho untuk kendaraan yang dijual di sana.
Perlakuan Spesial Bagi SUV Ladder Frame
Mengutip informasi dari The Guardian, Pemerintah Australia baru-baru ini mengumumkan peraturan baru yang akan membatasi jumlah polusi dari kendaraan yang dijual di sana. Tentu saja, tujuannya adalah untuk menekan angka polusi CO2, dimana targetnya mencapai 321 juta ton di tahun 2050 mendatang. Nah, rancangan undang-undang mengenai peraturan baru ini akan diajukan ke parlemen Australia di minggu ini. Apakah ada penolakan? Tentu saja ada, terutama dari para pelaku industri otomotif. FYI, fakta uniknya, Australia adalah 1 dari 2 negara di dunia yang tidak menerapkan regulasi emisi di negaranya.
Penentangan dari industri otomotif di Australia pun akhirnya membuat Pemerintah Australia berkompromi. Pertama, mereka menurunkan target pengurangan polusi CO2 yang awalnya 369 juta ton di 2050 menjadi 321 juta ton. Kedua, model-model SUV populer seperti Toyota Land Cruiser, Ford Everest, Nissan Patrol hingga Mitsubishi Pajero Sport tidak akan dikategorikan sebagai passenger car. Mobil-mobil ladder frame itu akan dikategorikan sebagai kendaraan komersial ringan (LCV) yang artinya regulasi emisi pada mobil-mobil tersebut tidak seketat passenger car. Hmmm, unik.
Australia Ingin Tekan Emisi Hingga 2050
Pabrikan otomotif mengklaim bahwa SUV semacam itu memiliki kemiripan dengan truck (UTE / pikap / d-cab) dan Van ketimbang mobil penumpang pada umumnya. Namun, untuk SUV yang menggunakan struktur rangka monokok atau unibody tidak akan mendapatkan perlakuan yang sama. SUV monokok masih akan dianggap sebagai passenger car. Walaupun ada kompromi di sana-sini, namun langkah Australia tetap layak diapresiasi karena klaim RUU ini akan berdampak pada pengurangan emisi hingga 60%. Kasarnya, lebih baik ada daripada tidak sama sekali.
Uniknya, Tesla sebagai salah satu pemain otomotif di Australia mengeluarkan pendapat yang memantik perhatian. Mereka menyatakan bahwa RUU yang dicanangkan Pemerintah Australia menggunakan standar yang sangat moderat. Dan langkah ini membuat Australia yang sebelumnya berada di tingkat bawah (dalam hal regulasi emisi) di ranah global menjadi tingkat menengah. Jadi, bagaimana menurut kalian?
Read Next: Toyota : Hilux Listrik Akan Diproduksi Tahun Depan!