AutonetMagz.com – Ketika pertama kali masuk ke pasar Indonesia, PT SGMW Motor Indonesia dengan merk andalannya, Wuling, cenderung menyasar ke pasar low segment (100-200 Juta) dengan Wuling Confero yang cukup menghebohkan jagad otomotif Indonesia waktu itu. Lalu ketika mereka berturut-turut memperkenalkan Wuling Cortez dan Wuling Almaz sebagai SUV pertama mereka, publik pun terperangah, Karena bagaimana bisa fitur – fitur yang umum disematkan di mobil-mobil mid-up (300 jutaan ke atas) bisa didapatkan dengan harga 200-300 jutaan. Taktik ini pun berhasil mengerek merk Wuling dari sebuah merk asal Tiongkok yang identik dengan mobil murah dan berkualitas pas – pasan, menjadi sebuah merk yang identik dengan Value for Money yang amat baik.
Keberanian Wuling Menanamkan IOV
Di kuartal pertama tahun 2021 ini, gebrakan terbaru dilakukan oleh PT SGMW Motor Indonesia dengan memperkenalkan Wuling Almaz RS yang sudah dilengkapi dengan ADAS (Advance Driver Assistance System) dan fitur IOV (Internet of Vehicles atau populer disebut juga sebagai Telematics). Yang penulis ingin highlight kali ini lebih pada fitur IOV atau Telematics, yang bisa dibilang Wuling menjadi pelopornya di Indonesia di saat ATPM lainnya sibuk dengan rutinitas seperti : facelift, model baru, maupun baru heboh dengan fitur – fitur safety. Wuling melakukan sesuatu yang beda dan baru. IOV (Internet of Vehicles) ini sebenarnya bukanlah fitur sembarangan, karena untuk menghadirkan teknologi ini, tidak hanya cukup memasang fitur ke dalam unit kendaraan, melainkan ATPM juga harus menyiapkan infrastruktur yang meliputi hardware (Head unit kendaran, Server, SIM Card), Software (dalam bentuk aplikasi, sistem) dan backbone pendukung (Security, network, dll). Hal itu tentu saja tidaklah murah ataupun mudah, namun Wuling berani mengambil langkah ini dan itu patut diapresiasi.
Dengan terintegrasinya fitur-fitur seperti car tracking, Geo Fencing, remote car key, dll, tentu saja kita dapat menantikan integrasi lanjutan dengan fungsi-fungsi mobil lainnya, misalnya remote car shutdown jika kendaraan kita dicuri, car sharing menggunakan handphone, atau layanan Concierge seperti pengantaran bensin ketika darurat, maupun remote service reminder jika mobil kita mengalami gejala-gejala masalah dan terdeksi oleh system, ataupun pengaplikasian lainnya yang amatlah luas. Pengintegrasian lanjutan ini amatlah memungkinkan untuk dilakukan, karena dengan taktik subsidi harga oleh Wuling di bulan Maret ini, Almaz Pro RS yang sudah dilengkapi dengan fitur ADAS maupun IOV dihargai di bawah 354.8 Juta Rupiah saja, alias harga yang sama dengan Sub-compact SUV seperti Honda HR-V atau Mazda CX-3 dimana di merk Wuling, kita mendapatkan sebuah Compact SUV sekelas Honda CR-V dan fitur yang sekelas dengan mobil-mobil premium Eropa.
Tantangan Penerapan IOV di Indonesia
Dengan harga yang terjangkau ini, tentu saja, Wuling memiliki Grand Strategy untuk menaikkan volume penjualan Almaz RS yang diharapkan cukup masif untuk mengumpulkan data tambahan mengenai kebiasaan pengemudi Indonesia, dan dapat membantu PT SGMW untuk memetakan kebutuhan konsumen Indonesia ke depannya berdasarkan data yang didapatka n/ di-Feed dari unit-unit Almaz RS yang ada di pelanggan. Kembali lagi, adaptasi teknologi ini juga bukan tanpa masalah, karena kita masih harus melihat apakah sistem yang digunakan Wuling untuk IOV mereka ini cukup tangguh menghadapi serangan – serangan siber yang belakangan ini banyak mengincar server-server pemerintahan maupun korporat.
Dan juga bisa kita lihat kedepannya apakah hardware dari Wuling mampu mengatasi meningkatnya jumlah pengguna IOV produk Wuling di Indonesia sehingga layanan akan tetap bisa optimal tanpa gangguan atau glitch yang umum ditemui di Apps – apps modern yang bergantung penuh pada koneksi nirkabel. Kekhawatiran ini tentulah bukan tanpa dasar, karena bisa dibilang Wuling adalah merk mobil penumpang pertama yang mengintegrasikan sistem ini untuk penggunaan massal, karena biasanya kita melihat fitur IOV atau telematics ini diaplikasikan di mobil-mobil komersial (Truk Kontainer, Truk Tanki, Bus, dll) dimana di segmen ini sudah bisa berjalan dengan beberapa batasan tertentu (jumlah unit yang tidak terlalu banyak, rute yang lebih terbatas ,dll), sedangkan untuk penggunaan di mobil penumpang tentulah jauh lebih kompleks dan luas, mengingat skala penggunaan yang jauh lebih beragam dan jumlah unit yang lebih banyak.
Pada akhirnya, kita berharap dengan hadirnya teknologi IOV (Internet of Vehicle) di Wuling Almaz RS ini dapat memacu merk-merk mobil lainnya untuk menghadirkan teknologi yang sama di line-up kendaraan mereka, sehingga familiaritas pengguna makin meningkat, dan integrasi antara kendaraan dengan teknologi konektivitas di Indonesia makin memudahkan hidup kita ke depannya. Bagaimana tanggapan kalian?
Read Next: Suzuki Kembali Ke Malaysia Dengan Swift Sport