Waduh, Pabrik Honda Jepang Kena Serangan Virus WannaCry

by  in  Honda & International
Waduh, Pabrik Honda Jepang Kena Serangan Virus WannaCry
0  komentar

AutonetMagz.com – Paling tidak sudah ada sekitar 1 bulanan sejak polemik virus ransomware bernama WannaCry mulai heboh di media sosial, setidaknya setelah beberapa rumah sakit di Indonesia kena serangannya. Menyebar melalui jaringan internet, virus WannaCry ini disebar hacker untuk mengunci perangkat seseorang sehingga tidak bisa digunakan. Kalau mau dicabut virusnya, bayarlah uang tebusan yang diminta hacker. Mirip kasus penculikan atau penyanderaan sih.

Meski sudah agak mereda, ternyata tak semuanya bisa benar-benar tenang. Honda terpaksa untuk menghentikan produksi mobilnya di pabrik Honda di Sayama, dekat Tokyo. Itu setelah ditemukannya serangan virus ransomware WannaCry di dalam jaringan komputer pabrik tersebut. Menurut Autonews, Honda mengetahui pada hari Minggu bahwa virus tersebut telah berhasil mempengaruhi jaringan di seluruh Jepang, Amerika Utara, Eropa, China dan kawasan lainnya.

Tentu saja sudah ada upaya untuk mengamankan sistem tersebut pada bulan Mei, setelah wabah penyebaran awal. Pabrik Honda di Sayama memproduksi Accord sedan, Odyssey dan StepWagon, dengan output rata-rata 1.000 mobil tiap hari. Hari Senin, pabrik pun berhenti beroperasi. Untungnya, sejak hari Selasa kemarin produksi bisa berlangsung lagi, entah apa yang dilakukan Honda supaya virusnya minggat.

Serangan virus ransomware WannaCry yang menjangkiti aktivitas merek mobil bukan hanya terjadi di Honda saja. Sebelum Honda, Renault-Nissan Alliance sudah jadi target operasi hacker-hacker iseng yang menyebarkan virus ini. Bulan lalu, jaringan komputer aliansi yang menaungi merek-merek Renault, Dacia, Nissan, Infiniti, Datsun dan Mitsubishi ini dipastikan kena serangan virus WannaCry.

Akibatnya, aktivitas produksi di pabrik-pabrik Renault-Nissan di Jepang, Inggris, Prancis, Rumania dan India terpaksa dihentikan sementara. Penyebaran virus WannaCry sudah menginfeksi 200.000 komputer di lebih dari 150 negara, dan para ahli mengingatkan publik untuk tetap waspada meski situasi sudah agak tenang, karena virus ini bisa saja berevolusi. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!

Read Prev:
Read Next: