AutonetMagz.com – Istilah ‘Produk Murah Tapi Tak Murahan’ nampaknya memang jauh lebih mudah dikatakan daripada diwujudkan dalam bentuk barang. Yap, pernyataan tersebut memang selalu menjadi jargon untuk pabrikan yang membuat sebuah produk murah. Namun, seperti yang kami sebutkan sebelumnya, membuat produk berkualitas dengan harga murah bukanlah sebuah hal yang mudah. Jikalau Renault saja sudah tragis nasibnya di Indonesia dengan sosok Renault Kwid, Tata Motors malah lebih tragis dengan produk super murahnya, Tata Nano. Yap, mobil yang mendapat predikat mobil termurah di dunia ini telah mengakhiri masa baktinya pasca 10 tahun dijual.
Walaupun bukan produk yang membuat Tata menghasilkan banyak pundi – pundi Rupee, namun tak bisa dipungkiri bahwa nama Tata Nano memberikan sumbangsih yang besar untuk mengatrol nama Tata di pentas otomotif dunia. Muncul pertama kali di tahun 2008, kala itu pihak Tata masih berada di masa – masa bahagia mereka berkat kesuksesan mereka akan Tata Ace, sebuah mobil niaga murah yang menarik hati banyak konsumen. Singkat cerita, pihak Tata Motors memutuskan untuk membuat mobil murah yang akan menarik hati para pengguna kendaraan roda dua untuk beralih ke roda empat. Tata Nano sendiri didesain oleh Justin Norek dan Pierre Castinel dan hadir dengan mesin 2 silinder SOHC yang mengusung sistem multi point injection milik BOSCH. Mesin tersebut memiliki kubikasi 624cc dengan tenaga 38 PS dan torsi 51 Nm.
Pihak Tata membenamkan transmisi manual 4 percepatan dan menyusul dengan opsi otomatis. Mobil ini sendiri memang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa memotong biaya produksi yang nantinya akan berimbas pada harga barunya. Beberapa hal yang dikorbankan adalah penggunaan satu buah wiper saja, tak ada AC, dan juga tak ada spion di sisi penumpang kiri. Jelas pihak Tata menerjemahkan mobil murah secara literal, yaitu dengan mengurangi apa – apa saja yang bisa dikurangi, dan menjadikan mobil ini murah secara harga, namun menjadi murahan secara produk. Masalahnya, konsumen memang mendapatkan keuntungan secara finansial dengan membeli produk ini dengan harga murah, namun untuk jangka panjangnya, terlebih masalah driving quality dan juga safety menjadi hal yang harus diperjudikan jikalau mengendarai mobil ini.
Masalah pun mulai muncul, dimana para konsumen jauh lebih pintar dan mau berpikir panjang untuk membeli sebuah kendaraan. Dan oleh karenanya, penjualan dari Tata Nano dari tahun ke tahun selalu merosot. Pada bulan Juni 2018 kemarin saja pihak Tata hanya memproduksi 1 unit Tata Nano, yang mana pastinya sangat merugikan utilitas dari jalur produksi yang sudah disediakan bagi mobil murah ini. Oleh karenanya, pihak Tata Motors pun akhirnya membulatkan tekad untuk menghentikan produksi dari mobil yang melambungkan namanya ini. Ironisnya, tujuan baik Tata Motors di masa lalu, dan capaian mereka akan mobil termurah di dunia akhirnya jadi ternodai karena produk yang dibilang murah ini lebih merujuk pada produk murahan.
Jadi, kita ucapkan saja selamat tinggal pada mobil mungil ini, Tata Nano. Dan pelajaran dari Tata Nano sendiri bisa menjadi bahan untuk Tata maupun pabrikan lainnya untuk lebih mempertimbangkan lagi perkara – perkara utama dalam memproduksi mobil. Bukan sekedar murah, namun juga berkualitas dan juga aman. Bagaimana menurut kalian?
Read Next: Akhirnya KIA Stinger Jadi Mobil Polisi Patroli Australia