AutonetMagz.com – Toyota Motor Thailand (TMT) harus menyingsingkan lengan baju mereka untuk menghadapi situasi pasar yang makin dinamis belakangan ini, alias mengatur strategi baru untuk mempertahankan posisi mereka. Menurut Bangkok Post, Toyota Thailand telah menurunkan target penjualan tahun 2015 dari 330 ribu unit menjadi 280 ribu unit. Menurut Paultan, ini sudah 3 tahun berturut-turut penjualan Toyota di sana menurun.
Laporan penjualan Toyota di Thailand adalah sebagai berikut : Dari Januari hingga Juni, penjualan mereka 24,9% lebih rendah dari Januari sampai Juni. Dengan 123.125 kendaraan yang dijual hanya sanggup memberikannya pangsa pasar lokal 33,4%, turun dari sebelumnya 37,1%. Penjualan mobil penumpang turun 30,3% dari tahun ke tahun, sementara angka penjualan kendaraan komersial turun sebesar 20,2%.
Apa masalahnya sebenarnya? Masih menurut sumber yang sama, inti masalahnya bukan dari produk Toyota, melainkan situasi ekonomi Thailand yang tidak stabil. Presiden TMT Kyoichi Tanada mengatakan perusahaannya harus menghadapi serentetan faktor negatif yang melanda pasar otomotif mereka, terutama konsumsi yang rendah dan utang yang tinggi. Sektor swasta juga menjadi lebih selektif dalam menghabiskan dan menuangkan investasi segar, katanya.
“Meskipun penjualan bisa membaik di semester kedua, saya merasa bahwa tahun ini akan menjadi salah satu yang paling sulit untuk Toyota sejak saya mulai posisi saya di sini pada tahun 2009,” kata Tanada-san. Hilux Revo baru dan Fortuner yang baru diluncurkan kemarin diharapkan untuk meningkatkan penjualan semester kedua, apalagi belum lama ini penjualan global Toyota sudah disalip lagi oleh VW Group.
“Pemerintah harus mempercepat pencairan anggaran untuk merangsang ekonomi, yang merupakan satu-satunya pemicu peningkatan gairah pasar otomotif. Pemerintah Jepang, misalnya, merangsang ekonomi lesu dengan suntikan uang untuk menghasilkan kepercayaan sektor swasta, lalu diikuti dengan langkah penanggulangan lainnya di sektor pajak, ” katanya.
Pasar otomotif Thailand secara keseluruhan turun 16,3% menjadi 369.109 unit pada semester pertama 2015. TMT merevisi prediksi penjualan setahun penuh di Thailand dari 920.000 unit hingga di bawah 800.000 unit, dan Tanada percaya bahwa pasar Thailand akan butuh waktu hingga tahun 2018 untuk mencapai angka penjualan satu juta kendaraan per tahun lagi.
Kembali menganalisa keadaan negeri kita tercinta yang kondisi ekonominya juga sedang tak tentu, tentu Toyota berharap dengan Grand New Avanza dan Veloz (yang saking banyak bocorannya sehingga kadang suka bikin jenuh) dan Toyota Hilux yang akan diluncurkan bisa mempertahankan posisi mereka di pasaran. Lagipula mana ada sih merek yang mau penjualannya menurun?
Apa pendapatmu tentang manuver Toyota Thailand yang sedikit menurunkan target untuk beradaptasi dengan situasi yang sedang jauh dari kata mendukung? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Audi : Pasang Turbo Di Supercar R8? Nanti Dulu Deh