AutonetMagz.com – Belum lama kita dibuat heboh dengan mundurnya ATPM Ford Motor Indonesia, menyusul penjualan pabrik Chevrolet (ingat, penjualan pabrik, bukan mundur). Masih hangat juga soal raksasa elektronik Jepang yang baru mundur juga, yakni Panasonic dan Toshiba. Yang pasti, kaum yang gemar menyalahkan pemerintah atas segalanya bahkan sampai hal-hal terkecil sekalipun akan berteriak,”Semua salah Zoko Ui!”
Masa? Ehem, yang ini apa salah Zoko Ui juga? Jauh di luar sana, tepatnya di Amerika, salah satu sub-brand Toyota, yakni Scion pun harus menutup usia mereknya di angka 13 tahun. Cukup mengagetkan, karena sama seperti Ford, mereka belum lama memperkenalkan mobil-mobil baru seperti Scion iM, Scion iA dan konsep Scion C-HR yang aslinya adalah mobil Toyota yang ganti logo semua. Itu berguna, soalnya model jualan Scion sebelum ini tidaklah banyak.
Awalnya, Scion sendiri dibuat Toyota pada tahun 2002 untuk menyasar konsumen berusia muda yang suka berpikir kalau Toyota itu mobil untuk orang tua. Berhasilkah? Iya, pada awal-awal kemunculannya memang demikian, dan itu berkat Scion xA (Toyota ist) dan Scion xB (Toyota bB) yang mengangkat mereka menuju prestasi penjualan terbaik mereka pada tahun 2006, yakni 173.034 unit mobil terjual.
Akan tetapi, tahun berikutnya jadi susah untuk Scion. Akibat resesi ekonomi dan kasus akselerasi dadakan di mobil-mobil Toyota, Scion jadi kena batunya. Terlebih, Toyota sekarang sudah mulai berani bermain desain agresif untuk menyasar kaum muda tanpa perlu ganti logo, dan contoh nyatanya bisa disimak di Yaris lele, Sienta dan Prius baru. Simpelnya, Toyota sekarang jadi bisa menyasar anak muda tanpa memerlukan logo Scion lagi.
“Keputusan Toyota adalah untuk memenuhi keinginan konsumen. Konsumen muda belakangan ini ingin mobil yang fun to drive, tampilannya keren dan juga praktis. Seperti orang tua mereka, kini mereka mulai mengapresiasi Toyota dari nilai-nilai kualitas, kehandalan dan daya tahan. Di saat bersamaan, mobil Toyota sudah berevolusi menjadi lebih dinamis dan menggenggam hasrat konsumen muda,” ucap Toyota dalam pernyataan resminya.
Kembali ke Scion. Pasca tahun 2006, penjualan Scion langsung turun dan tidak pernah sebagus itu lagi, bahkan tahun 2010 mereka hanya mampu menjual 45.678 unit mobil saja. Dengan hadirnya Scion FR-S (Toyota 86) dan Scion iQ (Toyota iQ), efek yang dirasakan Scion ibarat orang yang dicubit, sakitnya sebentar tapi cepat redanya. Efeknya ke peningkatan penjualan memang berasa, tapi sesaat setelah itu kembali ke kondisi semula.
“Ini bukan kemunduran bagi Scion, tapi kemajuan untuk Toyota,” kata Jim Lentz, wakil presiden pendiri Scion yang sekarang menjabat sebagai CEO Toyota Amerika Utara.”Saya berada di saat Scion pertama kali dibentuk, dan tujuan kami adalah untuk membuat Toyota dan dealer kami lebih kuat dengan belajar bagaimana untuk lebih menarik dan melibatkan pelanggan muda. Saya sangat bangga karena itulah apa yang telah kita capai,” katanya.
Untuk pelanggan Scion, tidak usah risau, karena layanan garansi, servis, perbaikan dan pembiayaan akan terus berjalan di 1.004 dealer Scion yang berdiri saat ini. Kalaupun ada apa-apa, bisa ke dealer Toyota, karena kan itu mobil yang sama. Ke depannya, mobil-mobil Scion akan dikembalikan logonya dari logo Scion ke Toyota. Jadi Scion FR-S kembali menjadi Toyota 86, Scion xB menjadi Toyota bB, Scion iA jadi Toyota Yaris sedan dan Scion tC jadi… entahlah, Scion tC tidak ada versi Toyotanya hingga kini.
Jadi bisa disimpulkan, dari sisi konsumen, Scion bisa dibilang gugur karena Toyota kini bisa ikut merangsek ke pasar yang tadinya memang khusus untuk diserang oleh Scion saja, yakni pasar konsumen muda yang dinamis. Dari sisi Toyota, Scion dipensiunkan karena Scion sudah berhasil membantu Toyota dalam mempelajari selera konsumen muda dan menuangkannya ke mobil-mobil Toyota sendiri. Bagaimana menurutmu tentang tutupnya Scion ini? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Inilah Daftar Mobil Terlaris 2015 di Eropa, SUV dan Crossover Tumbuh Pesat!