Tokyo, AutonetMagz.com – Isu energi memang bukan hanya menjadi masalah bagi pihak tertentu ataupun negara tertentu saja, melainkan menjadi masalah umum alias global. Dan diperlukan inovasi dan juga kepedulian serta niat untuk menangani isu energi, yang juga sejalan dengan isu lain seperti energi yang ramah lingkungan alias minim karbon.
Dan Toyota nampaknya punya visi ke arah sana, dan tak hanya sekedar menjadi visi perusahaan, Toyota juga merealisasikannya di Jepang. Ya, kru AutonetMagz yang sedang ada di Jepang sendiri yang hadir dan ikut melihat bagaimana Toyota membangun sebuah ekosistem Hidrogen yang ramah lingkungan. Proyek yang berjangka waktu empat tahun ini sendiri juga merupakan kerjasama antara pihak Toyota dengan Ministry of Enviroment Jepang. Realisasi ini sendiri dimulai dengan membangun sebuah ekosistem forklift yang menggunakan fuel cell Hidrogen sebagai sumber tenaga utamanya.
Tentunya unit forklift sudah bukan hal yang asing di daerah industri, dan kondisi ini dimanfaatkan pihak Toyota untuk membangun ekosistem yang ramah lingkungan dengan sumber energi Hidrogen. Seperti yang kita tahu, Hidrogen sendiri bisa diproduksi dengan melakukan proses elektrolisis listrik. Dan pihak Toyota pun mempermudah proses tersebut dengan memproduksi listrik untuk proses elektrolisis dari tenaga gerak yang bersumber dari sebuah kincir angin. Kincir angin yang diberi nama Hama wing ini sendiri berukuran super besar dan bergerak perlahan.
Namun walaupun perlahan, kincir angin ini dapat memproduksi listrik untuk mencukupi kebutuhan produksi hidrogen. Listrik yang dihasilkan tentunya akan diproses menjadi hidrogen dan akan di distribusikan oleh pihak Toyota ke beberapa pos pelabuhan yang menggunakan forklift dengan sumber energi fuel cell hidrogen. Dan pada proses distribusi ini, Toyota menggunakan truk yang memiliki mesin hybrid, sehingga proses distribusi sendiri bisa ditekan produksi jumlah karbonnya. Setelah sampai di pelabuhan, hidrogen lalu dipasangkan ke forklift dan digunakan untuk operasi sehari – hari.
Toyota sendiri melakukan pemantauan dan analisis data menggunakan sistem komputasi awan dari setiap proses produksi hidrogen, mulai dari di Hama wing hingga pada penggunaannya oleh setiap forklift, dan juga ketersediaannya. Tentunya contoh kecil ini bisa menjadi solusi akan masalah energi yang sedang ramai dibahas, hanya saja perlu ada koordinasi yang lebih rumit jika dilakukan pada skala yang lebih besar. Bagaimana menurut kalian? Yuk sampaikan pendapat kalian kawan.
Read Next: BMW R NineT Urban G/S Meluncur di Indonesia