Bali, AutonetMagz – AutonetMagz mendapatkan kesempatan untuk melakukan test drive Mitsubishi Pajero Sport Dakar terbaru ke pulau dewata bersama 20-an media lainnya. Mitsubishi mengundang kami untuk mencoba mobil baru mereka selama 3 hari 2 malam dengan itinerary yang sudah mereka siapkan.
Sebelumnya, please grab a popcorn first, karena tulisan ini akan menjadi tulisan yang sangat panjang.
Kami juga pernah membuat first impression review Pajero Sport terbaru di kedua artikel ini:
First Impression Review Mitsubishi All New Pajero Sport Indonesia, Part 1 : Eksterior
First Impression Review Mitsubishi All New Pajero Sport Indonesia, Part 2 : Interior
Get in car
Tiba di bandara, kami langsung dibagi menjadi 7 team, 1 team berisi 4 orang peserta dan saya masuk ke dalam grup ke-6 menggunakan Pajero Sport Dakar berwarna silver. Masuk ke dalam bangku baris kedua mobil, saya pikir awalnya mesin mobil dalam keadaan mati, ternyata tidak, mesin baru Pajero Sport ini getaran dan suara mesinnya sangat halus untuk ukuran mobil diesel, sepertinya mesin baru Pajero Sport Dakar merupakan terhalus dibandingkan rivalnya seperti Toyota Fortuner atau Isuzu MU-X.
Pertama kali, giliran wartawan lain menyetir mobil ini dan saya duduk di bangku baris kedua Pajero Sport. Jadi mari kita bahas saat berada di posisi penumpang. Pajero Sport baru ini memiliki ruang kabin baris kedua yang jauh lebih lega dibandingkan dengan Pajero Sport model sebelumnya, ia lebih lebar, kursinya lebih besar, nyaman, legroom melimpah dan headroomnya juga lebih dari cukup. Sayangnya kursi baris kedua Pajero Sport terbaru tidak bisa diatur secara sliding meskipun memiliki pengaturan reclining yang sangat luas. Tapi untuk kursi baris kedua dan ketiga mobil ini kami rasa cukup luas dibandingkan kompetitor. Mitsubishi memberikan improvement besar pada kelegaan kabin.
Selain kursinya nyaman, suspensi Mitsubishi Pajero Sport terbaru memiliki karakter lebih lembut. Rasanya duduk di kursi belakang Pajero Sport seperti duduk di sebuah MPV semacam Mitsubishi Delica, Nissan Serena atau Mazda Biante dari segi kenyamanan suspensi. Hmm… SUV rasa MPV nih sepertinya, andai saja punya kursi captain seat, mungkin rasanya seperti MPV beneran. Peredaman suara luar di mobil ini juga membaik, meskipun tidak terlalu superior seperti sedan mewah.
Perjalanan pertama kami dari bandara langsung menuju ke Secret Garden Village yang terletak di Baturiti, perjalanan cukup jauh dengan jalanan lurus-lurus seperti Tol Cipali, hanya saja lebih sempit. Di jalan seperti ini, Mitsubishi Pajero Sport terasa mantap dan nyaman sekali digunakan, hal yang saya suka, di kecepatan tinggipun, suara angin dan ban mobil ini terasa minim.
Sampai di Secret Garden Village dan melihat proses pembuatan kosmetik dan kopi, kami melanjutkan perjalanan, saya masih tidak tahu kemana lagi kita akan pergi karena belum mengintip itinerary perjalanan, dan mulai dari sini saya memutuskan untuk mengendarai mobil nomor 6 tersebut. Menyalakan mesin mobil ini, semuanya terasa normal-normal saja, tekan push start stop button, dan mesin menyala dengan suara dan getaran yang halus, padahal dalam keadaan idle, mesin mobil ini bekerja di sekitar Rpm 700, ini merupakan Rpm yang sangat rendah dan rentan sekali terjadinya getaran mesin, uniknya di Pajero Sport Dakar terasa normal-normal saja.
Tekan tuas electronic parking brake, maka rem tangan akan terlepas secara elektronik, terasa lebih aman karena untuk melepaskan rem tangan kita diwajibkan untuk menginjak pedal rem terlebih dahulu, begitupula dengan kekuatan rem tangan yang sudah diatur secara elektronik dan lebih kuat dibandingkan rem tangan biasa yang kadang suka kurang mencengkram karena kita kurang bertenaga saat menariknya.
Duduk di bangku pengemudi Pajero Sport ini terasa sangat nyaman, dia empuk, besar dan memiliki kontur yang mengutamakan kenyamanan untuk long distance relationship driving, tidak sulit untuk menemukan posisi duduk yang pas di mobil ini karena memiliki banyak pengaturan mulai dari kursi, setir hingga seatbelt. Speedometer Mitsubishi Pajero Sport sekarang punya layar MID besar seperti milik Outlander Sport, desainnya tidak begitu atraktif, tapi sudah cukup dan menampilkan informasi yang jelas. Setir mobil ini terlihat mewah, futuristik dan nyaman digenggam, sayangnya karena tidak dilengkapi dengan cruise control, sehingga bagian kanan setir jadi terasa sepi.
Salah satu bagian yang kami suka pada mobil ini ada pada paddle shifternya yang terbuat dari bahan magnesium, dan paddle shifter ini tidak ikut berbelok saat setir dibelokan, rasanya pas dan mudah sekali digunakan. Soal dashboard, memang dashboard mobil ini tidak begitu superior dan terasa kurang mewah, terutama pada penggunaan panel kayu yang tidak cocok sama sekali. Desain dashboardnya sebenarnya merupakan improvement jika dibandingkan dengan model sebelumnya, apalagi model high console di mobil ini membuatnya terasa nyaman digunakan dan desain tuas transmisi terasa futuristik, console box tengah mobil ini bisa digunakan menjadi arm rest dan mobil ini sudah memiliki AC Dual Zone yang sangat dingin khas Mitsubishi. Materialnya menggunakan plastik yang bagus dengan fit and finish yang rapi, sayangnya tidak ditemukan material soft touch di Pajero Sport terbaru untuk memberikan kesan lebih mewah lagi.
Soal mesin, Pajero Sport Dakar menggunakan mesin baru dengan kode 4N15 berkapasitas 2.400 cc 4 silinder yang terbuat dari blok alumunium agar lebih ringan, penggunaan Variable Geometry Turbo di mobil ini menghasilkan tenaga 181 Ps pada 3.500 Rpm dan 430 Nm pada 2.500 Rpm. Bagian terbaik dari mobil ini bukan pada mesinnya menurut kami, tapi ada pada transmisi 8 percepatan terbaru yang memiliki rasio lebih rapat dan cocok sekali digunakan untuk mesin diesel mengingat mesin diesel memiliki putaran mesin lebih rendah dibanding bensin. Apalagi redline mesin baru ini hanya sampai 4.000 Rpm saja.
Melanjutkan perjalanan dari Secret Garden Village ke tempat selanjutnya ternyata lebih jauh dari yang saya duga, ternyata kami harus melewati jalan menanjak, menurun dan berkelok karena melalui Buleleng, Gitgit hingga ke arah Sukaraja. Mesin Pajero Sport terbaru ini rasanya kurang ajar menurut saya, pasalnya saya melewati banyak tanjakan yang cukup ekstrim menggunakan mobil ini, tapi mesinnya masih terasa santai menanjak di Rpm 1.000 hingga 2.500, jarang sekali mesin mobil ini bekerja di Rpm 3.000 lebih kecuali saya membejek gas dan menurunkan transmisi secara manual.
Dalam hal nanjak-menanjak, Pajero Sport Dakar terbaru memiliki tenaga yang melimpah dan tidak perlu diragukan lagi, karakter dari transmisi ini juga seakan-akan mengaminkan hal tersebut, transmisi Pajero Sport Dakar lebih mengutamakan efisiensi bahan bakar dengan membiarkan mesin bekerja di putaran Rpm rendah, namun untuk gigi 7 hingga 8 keatas rasanya rasionya terlalu tinggi, karena di satu kesempatan saya berjalan 80-90 kilometer perjam, transmisi masih enggan untuk membiarkan saya maju lagi ke gigi 7 secara manual.
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, suspensi mobil ini dibuat lebih empuk dan nyaman seperti sebuah MPV, body roll juga lebih terasa dibandingkan dengan model sebelumnya, tetapi steeringnya terasa lebih mantap dan memiliki feedback lebih baik. Satu hal yang kami sangat suka dari mobil ini ada pada radius putarnya yang kini jauh lebih baik dengan 5.6 meter saja atau terkecil di kelasnya, padahal mobil ini punya panjang nyaris 4.8 meter.
Dengan suspensi yang lebih empuk, tentu saja body rollnya lebih terasa, menurut saya untuk mobil dengan suspensi se-empuk ini, body rollnya masih masuk ke dalam kategori baik, maksud kami dibandingkan dengan Innova atau MPV besar lainnya, body roll Pajero Sport terasa masih lebih baik, namun brake dive dari mobil ini masih sangat terasa seperti Innova terbaru. Melewati jalan berliku dengan tikungan-tikungan yang sangat tajam bisa dibilang no complain baik untuk pengemudi dan penumpang di Pajero Sport terbaru ini.
Hal baik lainnya, mobil ini sudah dibekali dengan Active Stability Control yang sudah menjadi standar wajib di 3 benua, apalagi dengan badan sebesar ini, rasanya ASC adalah perangkat wajib. Hill Start Assist dan Traction Control pun juga sudah disematkan di Pajero Sport Dakar. Informasi baik lagi, Mitsubishi tidak malu-malu untuk mengatakan pada website mereka bahwa bobot Pajero Sport Dakar sebesar 1.935 kilogram, atau nyaris 2 Ton. tapi, bobot ini merupakan bobot yang sama dengan Pajero Sport Dakar model sebelumnya yang memiliki bobot 1.935 kilogram juga. Nah, kok bisa bodi makin besar tapi bobot tetap sama? Rahasianya ada pada penggunaan mesin alumunium dan transmisi baru yang lebih ringan masbro.
Setelah melewati jalan yang berliku dan menempuh perjalanan lebih satu jam, akhirnya kami tiba salah satu pom bensin di Sukaraja, karena menurut guide masih panjang dan bisa mencapai 2 jam lagi, saya memutuskan untuk duduk di bangku baris kedua dan tidur sepanjang perjalanan. Pokoknya tau-tau sudah sampai di Octagon Menjangan Taman Nasional Bali Barat saja.
Sepulangnya dari Octagon di malam hari menuju hotel, ada hal unik yang saya temukan di perjalanan ini. Secara tiba-tiba KTB Mitsubishi mengajak para rombongan untuk memberhentikan mobil di tengah hutan, iya di tengah hutan, tujuannya untuk mengambil foto Signature Lamp Pajero Sport terbaru yang menurut Mitsubishi terlihat cantik di malam hari. Dan foto saya masuk menjadi salah satu juara berkat lampu belakang Pajero Sport di acara ini, hahaha….
Dari Octagon ke Naya Gawana Hotel Bali Barat, rupanya medan jalan yang kami tempuh merupakan jalan off road berbatu yang cukup hancur, saya pun heran kok bisa-bisanya tertidur ketika melewati jalanan seperti itu. Ketika membahas tentang jalan, salah satu wartawan lain yang bersama saya di dalam mobil sempat nyeletuk, “Makanya tadi kita semua bingung, kok bisa-bisanya ini anak tidur jalanannya begini, mana turbonya bunyi lagi (baca: ngorok). Wkwkwkwk….
Hari kedua
Di hari kedua, semua grup diharuskan maju satu angka agar bisa bertukar mobil dengan mobil lainnya. Kami mendapatkan mobil nomor 5 yang berwujud Pajero Sport Dakar warna putih, IMHO, warna silver merupakan warna sempurna untuk Pajero Sport terbaru. Rasanya? Sama persis seperti mobil nomor 6 yang kami coba sebelumnya.
Berangkat dari hotel, lagi-lagi saya duduk di bangku baris kedua dan menjadi boss di belakang sambil menikmati audionya. Di mobil ini ada sebuah flashdisk yang tertinggal atau sengaja ditinggal, playlistnya cukup absurd mulai dari Ed Sheeran sampai Chicago yang berbeda sampai 2 generasi. Yang membuat gempar, di dalam flashdisk tersebut ada musik Ora Minggir Tabrak dari Kill the DJ x Libertaria atau dugem Jawa yang muncul di film AADC 2. Kayaknya ini flashdisk punya Mitsubishi deh.
Ngomongin soal musik, head unit Pajero Sport Dakar ini rasanya masih sama seperti Pajero Sport Dakar model sebelumnya, suara bassnya terbilang cukup, treble dan middlenya juga oke punya. Tanpa upgrade audio-pun rasanya sound quality dari Pajero Sport Dakar sudah lebih dari cukup. Head unitnya menggunakan Clarion 6.5 inch touchscreen yang memiliki koneksi Bluetooth, USB, AUX dan DVD Player, GPS Navigasi juga sudah disematkan di mobil ini. Kini ada rear parking camera, dan untuk varian 4×4, kita mendapatkan multi around view camera seperti bird eye view Nissan X-Trail.
Setelah melewati jalan yang cukup jauh, akhirnya kita sampai juga di Pom Bensin Sukaraja dimana pada hari pertama saya berganti mengemudi, kini giliran saya mengemudi kembali untuk menjajal si putih. Kali ini saya agak sedikit nakal dan beberapa kali menginjak pedal gas lebih dalam, gunakan mode manual, dan beberapa kali saya over revving karena telat mengganti gigi. Hal ini disebabkan suara mesin Pajero Sport Dakar yang cenderung kalem di Rpm tinggi, sehingga siapa saja pasti mengira mobil ini masih belum waktunya berpindah gigi. Meskipun transmisinya halus, ketika menginjak gas secara spontan, mesin ini mampu memberikan rasa jambakan yang cukup kuat, rasanya seperti dijambak mantan yang memergoki kita selingkuh dengan cowok cewek lain.
Dari sisi pengereman, mobil ini terasa lebih pakem berkat penggunaan 4 buah rem cakram, tapi dari sisi pedal feel, feeling pedal rem Pajero Sport Dakar terdahulu rasanya lebih enak dan empuk, yang ini sedikit lebih sensitif namun masih oke. Setelah puas mencoba akselerasi jarak pendek, saya pun calm down lagi mengingat ada penumpang lain di dalam mobil. Saya berusaha membawa mobil sehalus mungkin sampai mereka semua tertidur pulas, kali ini akhirnya suara turbo-turbo lainnya saling bersahutan di dalam mobil. Keren nih, baru pertama kali naik mobil Quad-Turbo, satu turbo di mesin, 3 turbo lainnya penumpang yang ngorok. Wkwkwk….
Ngomong-ngomong soal turbo, mesin Pajero Sport Dakar baru ini tidak memiliki siulan turbo seperti mesin 4D56 yang lama, buat kamu yang merindukan suara turbo, di mobil ini nyaris sama sekali tak terdengar.
Day 3
Hari ini saya sama sekali tidak mengemudi, full menikmati di bangku belakang. Perjalanan dari Sanur dan mampir-mampir sebentar di beberapa tempat sebelum ke bandara terasa cukup jauh juga. Disini kami berkesempatan melewati Tol Bali Mandara sebelum menuju airport, tapi sayang, lagi-lagi kami tidak bisa menggeber mobil dalam-dalam untuk menguji performa mobil ini diatas 100 kilometer perjam.
Jika melihat Google Maps, jarak dari bandara ke Octagon Bali Barat melalui Singaraja sekitar 151 kilometer, PP 302 kilometer. Dengan perjalanan ke tempat-tempat wisata lain dan beberapa kali mobil dinyalakan di posisi idle, mungkin rute perjalanan total mobil-mobil kami sudah menempuh lebih dari 350 kilometer. Kami sangat senang melihat indikator BBM mobil ini masih berada di antara 1/2 dan 3/4, padahal kami sudah melalui jalan menanjak dan menggeber performa mesin mobil ini. Mitsubishi mengclaim mobil ini lebih irit 17% dan memiliki konsumsi BBM kombinasi 12.5 kilometer perliter, terserah mau percaya atau tidak karena baru-baru ini Mitsubishi terkena kasus skandal konsumsi BBM, tapi untuk mobil dengan tangki bahan bakar sebesar 68 liter dan sudah dipakai menempuh jarak yang amat panjang selama 3 hari berturut-turut tanpa melakukan refuelling, saya rasa mobil ini sangat irit mengingat tidak sampai menghabiskan setengah tangki BBM.
Kesimpulan
Sebelumnya, saya dan keluarga sudah lama menggunakan Pajero Sport, dan mobil ini merupakan mobil favorit kami untuk digunakan keluar kota, saya pernah membawa mobil ini ke Bromo dan Lampung solo driving dan merasa sangat nyaman dengan Pajero Sport model sebelumnya. Jika konsumen Pajero Sport Dakar merupakan orang-orang seperti keluarga saya yang menjadikan mobil ini sebagai mobil keluarga untuk perjalanan jauh, maka improvement yang dilakukan oleh Mitsubishi sudah sangat tepat, ia dibuat lebih bertenaga, lebih irit, lebih nyaman, pengendaliannya lebih mantap, kabin lebih lega, sedikit lebih canggih dan mewah. Seandainya mobil ini memiliki interior yang lebih mewah, bentuk belakang yang lebih mudah dicerna dan punya perangkat active safety yang sama canggihnya seperti model Thailand dan Australia, mobil ini akan lebih value for money lagi.
Secara overall, Pajero Sport Dakar adalah mobil yang memuaskan untuk anda yang mencair SUV 7 seater yang nyaman untuk digunakan keluarga anda jalan-jalan atau mudik lebaran. Hingga saat ini, Mitsubishi mengatakan bahwa mereka sudah mendapatkan lebih dari 9.000 Spk sejak pertama kali mobil ini diluncurkan. Oh iya, KTB Mitsubishi juga berjanji untuk meminjamkan kami unit Pajero Sport untuk di review, jadi subscribe ke channel Youtube kami yah untuk review Pajero Sport dalam format video.
Baca juga spesifikasi lengkap Pajero Sport disini: Bedah Fitur New Pajero Sport 2016 Indonesia
What we like
– Mesin dan transmisi sangat bagus dan halus
– Kabin lebih lega
– Suspensi lebih nyaman
– Active safety
– Radius putar
We don’t
– Bentuk belakang
– Dashboard
– Brake dive
Read Next: Volvo XC40 dan S40 Concept Ditampilkan, Akan Ada Versi Listrik