AutonetMagz.com – Salah satu kontestan dari segmen city car yang saat ini sudah cukup berusia namun belum juga diganti baru ataupun dihentikan penjualannya adalah Nissan March. Yap, mobil ini memang bisa dikatakan cukup ‘tahan banting’ karena masih sanggup bersaing dengan para rival di tahun 2019 ini. Padahal, mobil ini sudah diperkenalkan global 10 tahun yang lalu. Nah, lantas, bagaimana penjualan dari mobil yang sudah cukup berusia ini?
Jawabannya tentu bisa kalian baca di judul diatas. Penjualan dari Nissan March tidak bisa dikatakan memuaskan. Di Indonesia, pada kuartal pertama tahun 2019 ini pihak Nissan Motor Indonesia (NMI) hanya membukukan penjualan sebanyak 105 unit saja secara wholesales. Jelas angka tersebut sudah jauh di bawah rivalnya seperti Honda Brio dan Suzuki Ignis yang angka wholesales-nya sudah mencapai ribuan. Nah, ternyata cerita yang hampir sama juga terjadi di Jepang, dimana pihak Nissan juga masih memasarkan Nissan March berkode K13 yang sama persis dengan Nissan March yang dijual di Indonesia.
Di Jepang, angka penjualan dari Nissan March jauh lebih baik daripada di Indonesia. Di Negeri asalnya tersebut, Nissan March mampu membukukan penjualan mencapai 757 unit di bulan April 2019 saja. Lho? Itu kan tinggi? Iya, angka tersebut tinggi jika kita mengukurnya dengan angka penjualan di Indonesia, namun tidak jika kita mengukurnya dengan angka penjualan di Jepang. FYI, angka penjualan mobil di Jepang bisa mencapai 5 juta unit lebih, bandingkan dengan di Indonesia yang hanya di angka 1 jutaan unit. Kasarnya, jika diposisikan sama dengan di Indonesia, 757 unit Nissan March March setara dengan 180 unitan per bulan.
Nah, angka yang mencolok saat kita membandingkan Nissan March yang notabene mobil kecil nan ramah kantong dengan Nissan Note yang posisinya lebih tinggi dan jelas harganya lebih mahal. Nissan Note mampu membukukan penjualan mencapai 7.405 unit dalam bulan April 2019 saja. Lantas, apa penyebab menurunnya penjualan dari Nissan March baik di Indonesia maupun di Jepang? Menurut kami kondisinya sama saja, yaitu sudah cukup berumurnya mobil ini yang membuat daya saing dari sang mobil berkurang. Sedangkan, Nissan March K14 yang ada di Eropa agak susah untuk dibawa ke Jepang maupun Indonesia.
Salah satu masalahnya adalah bakal berubahnya pasar dari Nissan March, dari yang semula bersaing di segmen city car bakal naik kelas ke small hatchback dan head to head dengan Honda Jazz, Toyota Yaris dan kawan – kawan. Di Indonesia, sebenarnya tak ada masalah dengan hal ini, walaupun segmen yang ditinggalkan Nissan March akan lowong. Namun di Jepang, jelas posisi Nissan March K14 bakal berbenturan dengan Nissan Note. Jadi, kita tunggu saja apakah nantinya pihak Nissan bakal menghadirkan Nissan March K14 sebagai suksesor mobil ini, atau bakal ada mobil mungil lain yang akan mengisi posisi dari Nissan March.
Kalau menurut kalian bagaimana? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.
Read Next: JD Power UK Dependability Study : Peugeot Juara, BMW Posisi Buntut