AutonetMagz.com – Seperti yang kita ketahui, Renault dan Nissan dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjadi pasangan duet yang cukup efektif dan juga produktif. Apalagi setelah menggandeng Mitsubishi, aliansi ketiga merk ini langsung melesat dan menjadikannya menjadi Aliansi yang berada di posisi puncak mengalahkan Volkswagen Group dan juga Toyota dan kawan kawannya.
Nah, mengutip dari Bloomberg, sebenarnya ada sebuah rencana yang menarik yang melibatkan Renault dan Nissan. Rencana ini sendiri adalah untuk menyatukan kedua merk, dan membentuk sebuah merk baru. Yap, Carlos Ghosn yang merupakan pemimpin dari aliansi ini sendiri sudah memiliki ide ini, dan nampaknya hanya tinggal bagaimana Ghosn bisa mengeksekusi ide tersebut menjadi realita. Sejauh ini, Renault dan Nissan sendiri bisa dikatakan cukup kompak dalam menggarap pasar otomotif, namun memang untuk menggabungkan merk asal Perancis dan merk asal Jepang ini bukanlah sesuatu yang mudah, padahal ada dampak positif yang menarik jika hal ini terjadi.
Dampak paling utama yang akan terjadi jika Renault dan Nissan bergabung menjadi merk baru adalah kenyataan bahwa mereka bisa saja menjadi merk mobil paling besar di Dunia. Yap, pernyataan ini bukanlah omong kosong belaka, karena mengacu pada data penjualan Renault dan Nissan, gabungan kedua merk ini menghasilkan capaian sebanyak 10,6 juta unit mobil dalam kurun waktu tahun 2017 silam. Angka tersebut meninggalkan Toyota dengan angka 10,4 juta unit, dan tertinggal sedikit dari Volkswagen AG yang meraih 10,7 juta unit. Nah, jika capaian dari Renault dan Nissan tersebut ditambah dengan Mitsubishi, jelas langsung melewati capaian dari Volkswagen AG.
Ghosn sendiri mencanangkan, dari aliansi Renault dan Nissan ini sendiri akan mampu bertumbuh dari angka 10,6 juta di tahun 2017 menjadi 14 juta di tahun 2022, alias empat tahun dari sekarang. Nah, mengapa kami tak menyebut Mitsubishi masuk dalam gabungan Renault dan Nissan? Karena Memang dua entitas paling berpengaruh adalah Renault dan Nissan, dimana Nissan sebagai pemegang saham terbesar dari Mitsubishi. Intinya, jika kedua merkk ini bergabung, maka akan tercipta sebuah merk berskala besar baru yang akan menjadi induk bagi beberapa merk lain seperti Mitsubishi, AvtoVAZ, Infiniti, Datsun, Dacia, Alpine, dan Renault Samsung Motors. Namun kendala yang cukup berarti ada pada Renault.
Yap, Renault sebagai merk lokal Perancis sendiri juga memiliki pemegang saham dari pihak Pemerintah Perancis sebanyak 15%. Angka tersebut malahan lebih besar jika dibandingkan besaran saham Pemerintah Perancis di PSA Group. Tentunya jika ingin menggabungkan kedua merk ini, maka perlu ada kesepakatan dengan Pemerintah Perancis, yang mana jelas tak ingin merk asli Perancis menghilang. Pun begitu dengan usaha supaya Pemerintah Perancis melepas saham di Renault, tentunya bukan hal yang mudah. Jadi, akankah Renault dan Nissan melebur nantinya? Tergantung bagaimana Ghosn bisa mencari jalan. Kalau menurut kalian bagaimana?
Read Next: Citroen C1 2018 Dapatkan Mesin Baru dan Edisi Spesial