AutonetMagz.com – Segmen mobil listrik memang kini sedang menjadi bola panas yang diperebutkan oleh cukup banyak pabrikan roda 4. Mulai dari pabrikan asal Korea Selatan seperti Hyundai, hingga jajaran pabrikan Tiongkok seperti Wuling, BYD, Seres, Chery dan MG. Wajar saja, karena mobil listrik (BEV) adalah gambaran masa depan transportasi, dan kini sedang mendapatkan banyak insentif dari Pemerintah Indonesia. Oleh karenanya, Pemerintah pun percaya diri mematok harapan tinggi tahun ini.
Harapkan 50 Ribu di Tahun 2024
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin beberapa waktu lalu menyebutkan harapan penjualan BEV di Indonesia. Beliau menyatakan bahwa jikalau tahun 2024 ini penjualan BEV bisa menembus angka 50 ribu unit, maka akan jadi nilai tambah bagi Indonesia. FYI, tahun 2023 kemarin, penjualan BEV di Indonesia baru menyentuh angka 17 ribuan unit saja. Tentunya, peningkatan ke 50 ribu unit akan membutuhkan kerja keras dari para pemain di segmen ini.
Namun, bukannya angka tersebut mustahil, karena tahun ini banyak kejutan di segmen BEV. Mulai dari MG Motors yang memangkas harga MG 4 EV hampir 300 juta, lalu masuknya BYD ke pasar Indonesia, serta munculnya mobil-mobil listrik rakitan lokal. Kalau mau disebut satu per satu, ada cukup banyak mobil listrik rakitan lokal yang muncul di 2 bulan pertama tahun 2024 ini. Mulai dari MG 4 EV CKD, MG ZS EV CKD, Wuling BinguoEV CKD, hingga Chery OMODA E5 CKD. Belum lagi NETA yang akan mulai CKD di bulan Mei 2024 mendatang. Artinya, peluang terbuka untuk mencapai angka 50 ribu unit tersebut. Hanya saja, tidak mudah.
Ekonomi Bagus, Penjualan BEV Juga Bisa Bagus
Salah satu faktor terpenting yang sangat berpengaruh adalah pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Harus kita akui bahwa mobil listrik bukanlah konsumsi semua orang. Mobil listrik masih menjadi konsumsi dari kalangan menengah ke atas yang ingin mencoba sensasi BEV. Hal ini pun diamini oleh GAIKINDO. “Bicara mobil listrik, pertama, ekonominya harus bagus dulu. Kemudian pembiayaan harus kompetitif, persyaratan makin mudah. Kalau itu didapat, kita pastikan penjualan akan tumbuh,” ujar Sekretaris Umum GAIKINDO, Kukuh Kumara. Selain itu, perkembangan infrastruktur pun juga masih jadi pekerjaan rumah untuk Pemerintah saat ini.
Jadi, bagaimana kalau menurut kalian, kawan?
Read Next: Uji Coba Yamaha LEXi LX 155 di Pulau Dewata, Lebih Lincah?