AutonetMagz.com – Dunia ini masih belum sepenuhnya bebas dari pandemi COVID-19, malahan, sejumlah mutasi dari virus yang menyerang pernapasan ini terus bermunculan. Efeknya? Sangat masif dan menyerang hampir seluruh aspek dan segmen di kehidupan manusia. Kalau kita tarik ke area yang lebih lokal, yaitu di Asia Tenggara, beberapa negara di kawasan ini termasuk Indonesia sangat mengandalkan sektor pariwisata. Thailand, Malaysia, dan Indonesia adalah 3 negara yang memiliki pemasukan besar dari tourism. Namun, dengan adanya pandemi, sektor yang dahulu menyumbang devisa itu kini lesu dan tak berdaya. Lantas, bagaimana solusi untuk tetap mendapatkan pemasukan negara dari luar? Thailand ternyata mengandalkan sektor otomotif mereka.
Ekspor Otomotif Thailand Naik Pesat
Dikutip dari BangkokPost, Menteri Perdagangan Thailand, Jurin Laksanawisit menyatakan, “Ekspor saat ini adalah mesin utama yang mengemudikan ekonomi. Kami harus mengakui bahwa sektor pariwisata masih belum bisa berjalan”. Berbeda dengan sektor pariwisata, sektor otomotif masih bisa berjalan walaupun sempat terkena imbas yang sama. Ekspor otomotif Thailand meningkat cukup pesat di bulan Mei 2021 kemarin. Peningkatannya mencapai 170%, kalau dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun lalu. Data menunjukkan bahwa peningkatan ini adalah yang terbesar dalam 8 tahun terakhir. Apakah artinya mobil atau motor CBU Thailand banyak digemari pasar internasional? Perlu kalian ingat bahwa sektor otomotif bukan hanya berupa mobil atau motor utuh. Ada juga sektor komponen (Sparepart), dan juga aksesoris yang masuk di dalam segmen ini. Selain itu, kita juga tahu bahwa Thailand adalah basis produksi terbesar bagi beberapa merk otomotif.
Sebut saja Toyota, Honda, dan Nissan. Bahkan sektor otomotif Thailand menyumbangkan sekitar 10% dari GDP alias Produk Domestik Bruto di Thailand. Tahun ini, ekspor otomotif Thailand juga dikabarkan bisa melebihi target yang sudah dicanangkan. Federasi Industri Thailand (FTI) menyatakan bahwa ekspor mobil CBU yang ditargetkan di angka 750 ribu tahun ini bisa saja menyentuh angka 800 atau mungkin 850 ribu unit. Bandingkan dengan angka 736 ribuan yang berhasil dicapai di tahun 2020 silam. Surapong Paisitpattanapong, Juru Bicara FTI menjabarkan bahwa ekspor mobil di tahun ini diharapkan mampu menyentuh angka 1 triliun Baht. Kalau dirupiahkan, setara 454,2 Triliun Rupiah, angka yang fantastis. Sebagai gambaran, di tahun 2019 silam (sebelum pandemi COVID-19), pendapatan dari ekspor kendaraan Thailand ada di angka 786 Milyar Baht. Kelihatan kan selisihnya?
Pariwisata Lesu, Otomotif On Fire
Artinya? Ada optimisme yang dicanangkan oleh pihak terkait di industri otomotif Thailand. Dalam 5 bulan pertama tahun 2021 ini, ekspor otomotif Thailand berhasil menyumbangkan pendapatan sebesar 12,4 Milyar Baht atau sekitar 5,6 triliun Rupiah. Angka itu bahkan lebih dari setengah capaian ekspor di 2020 silam. Sebagai pembanding, sektor pariwisata Thailand hanya menargetkan kunjungan setengah juta turis saja di tahun 2021 ini. Padahal, di tahun 2019, jumlah turis yang berkunjung ke Thailand mencapai 40 juta orang. Dari sana bisa kita bayangkan betapa lesunya sektor pariwisata. Apakah kondisi ini juga sama dengan di Indonesia? Jelas. Thailand dan Indonesia memiliki beberapa kesamaan, sama – sama mengandalkan sektor pariwisata, dan juga memiliki sektor otomotif yang kuat. Bedanya, sektor otomotif di Indonesia masih lebih condong ke konsumsi dalam negeri, bukan ekspor.
Lantas, apakah Indonesia harus mencontoh Thailand? Mari sampaikan pendapat kalian, kawan.
Read Next: Ducati MG-20 : Folding Bike Listrik Seharga 27 Juta Rupiah!