Biar Laris, Thailand Rela Potong Pajak Impor Mobil Listrik

by  in  Berita & International & Mobil Listrik
Biar Laris, Thailand Rela Potong Pajak Impor Mobil Listrik
0  komentar

AutonetMagz.com – Harus diakui bahwa negara – negara di Asia Tenggara masih belum menjadi basis produksi untuk mobil bertenaga listrik penuh atau BEV. Oleh karenanya, sejumlah brand yang menjual produk BEV di kawasan ini harus mendatangkan mobilnya secara utuh melalui skema impor CBU. Dan seperti yang kita tahu, mobil – mobil yang diimpor utuh biasanya memiliki banderol yang cukup tinggi karena ada pajak yang dibebankan. Oleh karenanya, guna menaikkan penjualan mobil listrik murni di negaranya, Pemerintah Thailand rela memotong pajak impor untuk mobil bertenaga baterai murni. Yuk kita bahas lebih lanjut.

Potongan Pajak Impor Mobil Listrik

Kementerian Keuangan Thailand kabarnya tengah mempertimbangkan kenijakan untuk menurunkan nilai pajak impor mobil listrik sebagai salah satu cara untuk mempromosikan penggunaan mobil listrik. Informasi ini kami kutip dari Bangkok Post. FYI, di Thailand sendiri, besaran nilai pajak impor kendaraan listrik tidak sama, alias beragam bergantung pada hubungan bilateral Thailand dengan negara pengekspor. Sebagai contoh, mobil listrik murni rakitan China dibebaskan dari pajak impor alias 0%. Sedangkan mobil listrik murni rakitan Jepang dibebankan pajak impor sebesar 20%, berdasarkan kesepakatan kerjasama ekonomi Thailand dan Jepang. Namun, sayangnya, pada kenyataannya mobil – mobil listrik rakitan Jepang tidak bisa menikmati pajak 20% tersebut, dan malah dibebankan pajak 80%. Kok bisa? Karena spek mobil listrik rakitan Jepang melebihi tingkat yang disyaratkan untuk tarif yang lebih rendah.

Untuk mobil listrik rakitan Korea Selatan diberikan pajak 40%, sedangkan mobil listrik asal Eropa dibebankan 80% pajak. Nah, dari latar belakang inilah nampaknya Pemerintah Thailand ingin menggenjot lagi penjualan mobil listrik. Akan ada sebuah masa promosi dimana Pemerintah akan menurunkan bea masuk di fase awalnya. Keputusan ini diambil berkat peforma penjualan mobil listrik rakitan China yang jauh lebih baik dibandingkan rakitan negara lain. Wajar saja, karena pajak masuknya 0%, dan jelas akan berpengaruh ke harga jual pula. Sumber menyatakan bahwa kebijakan ini akan mulai efektif berlaku pada awal tahun 2022 mendatang. Pemerintah Thailand kabarnya akan melaksanakan kebijakan ini selangkah demi selangkah untuk memberikan waktu bagi para produsen mobil listrik tersebut umtum bersiap dengan kondisi yang ada. Tentunya ini sebuah langkah positif, karena percuma juga kalau permintaan naik namun suplai tidak bisa mengimbangi. Persis seperti periode awal relaksasi PPnBM di Indonesia.

Ingin Harga Mobil Listrik Terjangkau

Minggu lalu, Menteri Keuangan Thailand, Arkhom Termpittayapaisith menyatakan bahwa ada dana dari Pemerintah yang direncanakan untuk memberi subsidi pada mobil listrik. Subsidi ini diberikan supaya harga mobil listrik bisa terus menempel dengan harga mobil ICE. Harapannya, jikalau selisih harga tidak jauh, maka konsumen bisa beralih ke mobil listrik. Pemberian Subsidi ini adalah salah satu dari sekian rencana Pemerintah Thailand untuk menggenjot penjualan mobil listrik. Mr Arkhom juga menyatakan bahwa dana yang ada, selain digunakan untuk insentif pajak masuk, juga digunakan supaya mobil listrik bisa tetap terjangkau. Bagaimana caranya? Kabarnya, insentif tambahan berupa uang tunai akan diberikan kepada publik Thailand yang memutuskan untuk membeli mobil listrik. Hmmm, sebuah kebijakan yang menarik.

Jadi, bagaimana menurut kalian?

Read Prev:
Read Next: