AutonetMagz.com – Dulu, sempat tersiar kabar bahwa Nissan IDx Concept yang mengambil ilham dari sosok legendaris Nissan, yakni Datsun 510 yang tersohor di abad 20-an sebagai mobil sport akan datang ke jalur produksi sebagai sebuah reinkarnasi. Konsepnya simpel, bentuk coupe, pakai mesin turbo di depan, penggerak roda belakang, dan di pasar nanti siap bertemu dengan Toyota 86, Subaru BRZ dan Mazda MX-5. Kedengarannya asyik bukan kalau segmen mobil sport Jepang ramai lagi?
Tadinya, banyak yang mau menganggap ini sebagai reinkarnasi Nissan Silvia juga andai tidak mau dianggap sebagai reinkarnasi Datsun 510. Ingat, tadinya ya, tapi sekarang perdebatan itu sudah tak berguna, karena proyek mobil sport ini sudah dimasukkan kembali berkasnya ke dalam gudang dan diputuskan untuk tidak dilanjutkan. Praktis, mobil sport Nissan abad 21 hanyalah GT-R dan Fairlady Z saja, tidak sebanyak waktu tahun 1990-an di mana Nissan punya Skyline GT-R, Skyline 350GT, Fairlady Z, Silvia, 200SX, dan lain-lain.
Apa alasannya? Menurut Auto Express, Shiro Nakamura selaku senior vice president dan CCO Nissan, berkata kalau kesulitan untuk mobil sport baru ini adalah membuat platform baru untuk basisnya.”Kita harus punya platform yang mumpuni, karena kita harus membuat mobil yang kecil, ringan dan harganya terjangkau. Harus pakai gerak roda belakang juga, kalau pakai penggerak roda depan itu curang namanya. Kami mengalami kesulitan dalam hal ini, terutama karena biayanya yang mahal,” katanya.
“Kami harus memperbarui strategi platform mobil di perusahaan kami. Kalau kami punya solusi untuk membuat suatu basis yang ringan dan terjangkau, pasti akan kami jalankan proyek ini. Industri mobil sekarang ini semuanya tentang strategi platform, kalau dulu sih tidak ada strategi macam ini,” tambahnya. Ucapan beliau memang ada benarnya, dan bisa dibuktikan dengan riset para pabrikan yang mengambil basis mobil yang sudah mereka punya untuk membuat mobil lagi. Contohnya banyak kok di jalanan negara kita.
Tentu ada usulan, kenapa tidak pakai platform Renault Alpine saja? Renault dan Nissan kan punya kerja sama yang intim? “Tidak, kami bukan pabrikan yang terkenal dengan mobil bermesin tengah, lagipula warisan tradisi kami beda sekali dengan Alpine,” katanya. Untuk sedikit menyeka air mata car enthusiast yang sedih karena proyek ini batal, Nissan berjanji untuk menjaga nama GT-R dan Z selama yang mereka mampu. Baguslah.
Vice President Product Strategy Nissan, Keno Kato berkata kepada sumber yang sama bahwa Nissan harus bisa kokoh di dua pasar, pasar mobil biasa dan pasar mobil luar biasa. Nissan memang fokus di pengembangan mobil listrik atau mobil ramah lingkungan lainnya di samping SUV dan crossover, tapi mereka juga butuh GT-R dan Z untuk menjaga gengsi mereka. Kasarnya, kumpulkan dana segar dengan berjualan SUV, crossover dan mobil listrik, lalu alokasikan sebagian untuk fokus di mobil sport yang jadi mimpi semua orang.
Apa opinimu mengenai pembatalan mobil sport Nissan ini? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Mazda MX-5 Menangkan Penghargaan World Car Of The Year 2016