AutonetMagz.com – Telah mengakuisisi saham mayoritas PT Multistrada Arah Sarana (MASA) pada 2019 lalu, menjadikan PT Michelin Indonesia (MI) salah satu produsen ban utama di Indonesia. Steven Vette, President Director PTMI turut mengungkapkan bahwa perusahaannya akan terus berkembang, berinvestasi, serta berinovasi dalam bisnis ban. Maka dari itu dalam acara buka bersama PTMI pada Rabu (28/04) lalu yang berlokasi di Habitate Restaurant, Jakarta, Michelin ungkap strategi ‘keberlanjutan’ untuk 2030 mendatang.
Melanjutkan Dan Mengembangkan Prinsip
Michelin mengumumkan strategi 2030 : Michelin in Motion dengan berlandaskan prinsip ‘All Sustainable.’ Adapun visi dari prinsip berkelanjutan itu adalah upaya terus menerus untuk mencapai keseimbangan antara aspek people, planet, dan profit. Ambisi Michelin untuk aspek people yang berkaitan dengan para pekerjanya adalah, menaikkan engagement rate dan meningkatkan jumlah perempuan dalam manajemen lebih dari 85% serta mengurangi total case incident rate hinga kurang dari 0,5.
Sementara untuk planet, produsen ban asal Perancis ini akan mengurangi emisi CO2 dengan target penurunan 50% dibanding dengan 2010, meningkatkan penggunaan bahan baku berkelanjutan pada seluruh produk hingga 40% pada 2030 dan 100% pada 2050, juga mencapai status carbon neutral pada 2050. Lalu soal profit, Michelin berencana mendorong pertumbuhan rata-rata 5% antara 2023 dan 2030, menargetkan 20-30% penjualan dari bisnis non-ban, dan mencapai lebih dari 10,5% return on capital employed antara 2023 dan 2030.
Disertai Aksi Nyata
Tentunya tanpa sebuah aksi, strategi yang terancang hanya menjadi angan-angan saja. Maka dari itu sejak Februari 2021, Michelin Group sudah menggunakan bahan recycle untuk pembuatan ban sebanyak hampir 30%. Lalu pada bulan berikutnya, PTMI begitu juga MASA menghentikan penggunaan pembungkus plastik untuk ban motor merk Michelin serta Corsa. Bahkan sebelumya pada Oktober 2020, ban mobil merk Achilles yang mereka impor sudah tidak menggunakan pembungkus plastik.
Aksi yang dinamakan PTMI sebagai ‘Michelin Act Now (MAN)’ ini juga termasuk melokalisasi pusat produksi. Pada 2020, sebanyak 18% dari total kapasitas produksi Michelin global berasal dari Asia dan nantinya pada 2023 angka tersebut akan ditingkatkan hingga 22%. “Michelin saat ini telah menginvestasikan dana untuk modernisasi proses produksi, terutama untuk kapasitas produksi ban motor dan mobil,” ungkap Steven.
Read Next: Daihatsu Rocky, Ini Mobil Tercanggih Daihatsu di Indonesia!