Autonetmagz.com – Beragam cara dilakukan oleh manufaktur otomotif untuk memperkenalkan produk hingga fitur andalannya agar lebih dikenal oleh calon pembeli hingga masyarakat luas. Dari mulai membuat website interaktif, video games, hingga mengadakan sebuah seminar khusus untuk membahas salah satu karyanya. Seperti halnya pihak PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) yang turut mengisi seminar pada gelaran Building Informatics Competitive Soul (BIOS) 2019 di kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Gading Serpong pada Kamis (22/08) lalu.
Kegiatan bertema teknologi yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Informatika (HMIF) UMN itu mengundang pihak MBDI untuk memperkenalkan lebih dalam perihal teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Augmented Reality (AR) mereka pada fitur Mercedes-Benz User Experience (MBUX) dan filosofi CASE pabrikan asal Jerman tersebut. Sebelumnya fitur canggih khas Merc tersebut telah diperkenalkan pertama kali di Indonesia saat peluncuran A-Class terbaru tahun lalu. Namun apakah kalian mengetahui bahwasanya MBUX lebih dari sekedar smart voice assistant saja?
Pihak MBDI memulai seminar dengan diwakilkan oleh Dennis A. Kadaruskan selaku Dept. Manager Public Relations untuk memperkenalkan karya Mercedes-Benz yang mulai menggalakkan filosofi CASE. CASE sendiri adalah kepanjangan dari Connected yaitu fitur yang mudah untuk diakses seperti GPS, wifi hotspot, dan juga voice assistant, Autonomous dengan sistem semi-autonomous seperti fitur self parking dan pengembangan full autonomous, Shared and services yang dapat memudahkan para pemilik Mercedes untuk sharing kendaraannya agar dapat membangun bentuk bisnis baru seperti rental mobil hingga mengantarkan paket, dan yang terakhir adalah Electric di mana sesuai dengan namanya Mercedes-Benz ingin memasuki dunia bebas emisi dengan contoh mengeluarkan mobil bernama EQC.
Selesai memperkenalkan filosofi CASE, panggung presentasi diberikan kepada Radite Erlangga yang menjabat sebagai Dept. Manager Product & Pricing MBDI yang memperkenalkan lebih dalam soal MBUX sendiri. Ia menjelaskan bahwa MBUX memiliki enam poin highlight yang membuatnya berbeda dengan fitur pada mobil lain. Pertama adalah benchmark connectivity yang memiliki ekosistem terintegrasi dengan aplikasi Mercedes me Connect Services yang dapat membuka dan mengunci mobil, menyalakan ac terlebih dahulu sebelum dikendarai, melihat isi tangki bensin, hingga menitipkan barang pesanan di mobil hanya dengan lewat smartphone yang anda miliki.
Lalu personalization yang dapat menyimpan hingga 8 pengaturan berkendara yang berbeda dari posisi setir, kursi, hingga ambient light. Selanjutnya ada natural language yang membuat input dan respon voice assistant MBUX menjadi terasa tidak kaku layaknya robot. Easy to use karena memiliki beragam bentuk cara mudah untuk mengakses dan memaksimalkan fitur MBUX.
Setelahnya ada best graphics karena dua layar seukuran smart tablet di bagian dashboard mobil berfitur MBUX didukung oleh chip grafis NVIDIA Reilly Parker dan dioperasikan lewat LinuxOS. Poin terakhir yang diandalkan oleh MBUX adalah tentu artificial intelligence-nya yang meliputi sistem semi otonom dan juga self parking.
Namun apakah itu cukup untuk bertahan dalam perang fitur pintar pada mobil yang saat ini sedang memanas di Indonesia? “(Voice assistant) MBUX itu kan ada yang offline ada yang online, kita saat ini yang online sedang dalam development juga jadi ya kita berharap ketika itu (MBUX) sudah online segala sesuatu untuk mengaksesnya lebih mudah (lagi),” ungkap Radite saat ditanyai mengenai inovasi yang saat ini sedang dipersiapkan oleh MBDI untuk menghadapi gempuran dari pabrikan yang ada dalam pasar otomotif Indonesia.
Jadi bagaimana menurutmu soal CASE dan juga teknologi MBUX kepunyaan pabrik yang memulai era kendaraan internal combustion ini? Apakah cukup untuk membuat garis besar yang membatasi Mercedes dengan mobil-mobil lain? Berikan komentar atau opinimu mengenai hal tersebut lewat kolom komentar di bawah.
Read Next: India Punya XL6, Indonesia Ada Ertiga Suzuki Sport : Ini Bedanya!