Bali, AutonetMagz – Setelah diluncurkan pertama kali pada tahun 2012 di Indonesia, Mazda CX-5 berhasil mencuri perhatian pecinta SUV di Indonesia dengan tampilan yang cantik, handling yang paling mantap di kelasnya, utamanya dibandingkan salah satu kontestan dominan. Pada tahun 2017 ini, akhirnya Mazda Indonesia di bawah PT. Eurokars Mazda Indonesia memperkenalkan generasi kedua dari Mazda CX-5 di acara Media test drive Jawa-Bali baru-baru ini. AutonetMagz pun mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dan mencoba langsung generasi terbaru dari SUV andalan Mazda ini, bagaimana impresinya?
Eksterior
Di generasi kedua Mazda CX-5 ini, bahasa desain Kodo menjadi lebih kuat dan futuristik. Dengan sangat mudah, kita dapat mengenali mobil ini sebagai sebuah CX-5, namun perbuahan paling signifikan tercermin di bagian depan. Tampil sangat tegas dengan hadirnya grill depan yang lebih lebar, lebih gagah, plus detail mesh di dalamnya yang seperti Lexus, lengkap dengan efek 3D. Kami suka desain lampu depan yang mengecil dan tajam, mirip mobil-mobil konsep.
Hanya saja lis chrome pada gril memiliki sambungan yang kurang enak dilihat di bagian bawahnya. Andai saja chrome tersebut tanpa sambungan alias one-piece, pasti terlihat lebih rapi. Di bagian bawah bumper juga terlihat lebih bersih, karena aksen rumah foglamp menjadi hilang, digantikan garis lurus halus dengan foglamp LED yang kecil, hampir seperti lampu baca di ujung-ujungnya.
Beralih ke bagian samping, velg 19 inci dengan desain baru sudah disematkan untuk kedua varian Mazda CX-5. Oh ya, untuk generasi kedua ini, Mazda menghilangkan tipe Sport dan Touring, sehingga varian hanya terdiri dari Grand Touring dan Elite sebagai varian tertingginya. Kedua trim ini punya desain pelek yang sama, demikian pula dengan ukuran pelek serta ban. Alhasil, tidak ada pilihan pelek 17 inci lagi di CX-5.
Bagaimana dengan profil bodinya? Jika anda jeli, maka akan terlihat kalau di generasi kedua ini profil kaca jendela cenderung landai, namun profil atap malah menurun. Efeknya, mobil akan terlihat lebih lebar namun lebih rendah, dan itu agak kontradiktif jika dilihat dari segi dimensi, karena generasi kedua ini ternyata lebih tinggi dan panjang dibanding generasi sebelumnya. Hanya kelihatannya saja lebih rendah, tapi faktanya ground clearance Mazda CX-5 2017 berada di angka 193 mm.
Di bagian belakang, identitas Mazda CX-5 membuat kesan akan adanya kemiripan dengan generasi sebelumnya, hanya saja desain lampu lebih mengecil, cukup futuristik. Malah saat melihatnya, kami langsung ingat SUV berlogo kucing besar dari Inggris, Jaguar F-Pace. Jangan salah, CX-5 baru ini masih tetap keren kok, salah satu mobil paling kece di kelasnya. Di bagian bawah ada 2 moncong knalpot yang benar-benar berfungsi, bukan hanya garnish chrome kopong yang menyebalkan.
Interior
Perubahan yang paling signifikan baru terasa saat melihat interiornya. Meski interior CX-5 lama punya material dan fit-finishing yang baik, desainnya mulai terlihat membosankan. Nah, di versi terbaru ini Mazda membawa interior CX-5 menjadi lebih modern. Kita bisa lihat penggunaan kombinasi bahan kulit, aluminium dan material soft touch berhasil menciptakan aura yang lebih modern. Selain itu, dashboard menjadi lebih rendah, sehingga kabin terasa lebih luas, dan visibilitas ke depan meningkat.
Satu hal yang kami suka dari desain interior Mazda CX-5 generasi kedua ini adalah pada head unit MZD Connect model layar berdiri seperti mobil-mobil Eropa, misalnya MMI-nya Audi Q7 dan iDrive-nya BMW, namun sayangnya kami rasa bezel head unit ini masih terlalu tebal, seperti halnya pada Mercedes Benz C-Class, sehingga layarnya terlihat kecil dan belum bisa dioperasikan via touch screen.
Pada center console kita bisa melihat beberapa tombol untuk pengaturan AC Dual Zone, ventilasi dan masih banyak lagi, dan juga tuas transmisi yang sudah komplit dengan mode tiptronic-nya, tuas untuk mengaktifkan Sport mode yang membuat respons gas menjadi lebih galak. Control knob untuk MZD Connect, tombol electric parking brake, dan kini ada satu fitur baru yaitu Brake Hold, yang baru pertama kalinya diaplikasikan di CX-5.
Salah satu hal yang cukup unik adalah, jika pada Mazda 2 ada Head Up Display (HUD) berupa sebuah layar pop-up di depan mata pengemudi, Mazda CX-5 generasi kedua ini memakai HUD berbentuk projektor yang diletakkan di balik panel instrumen dan akan langsung menampilkan info-info terkait perjalanan ke bidang kaca depan pengemudi dalam full color. Yap, full color, bukan monochrome seperti layar HP Nokia 1100 misalnya.
Lingkar setir kepunyaan Mazda CX-5 sendiri mirip dengan yang digunakan di roadster Mazda MX-5. Artinya, ia enak digenggam dan diameternya pas, sudah kompli tombol-tombol untuk audio, telepon dan cruise control. Hanya saja tidak ada paddle shift untuk memindahkan posisi transmisi dari setir, jadi sedikit mengurangi tingkat ‘fun’ dari mobil ini. Hei, setidaknya masih bisa via tiptronic, ya kan?
Pengaturan kemudinya juga cukup baik, dengan pengaturan tilt dan teleskopik yang luas meskipun masih manual. Apabila dikombinasikan dengan pengaturan kursi elektrik yang dilengkapi memory khusus pada Tipe Elite yang kami coba, mendapatkan posisi duduk ideal sama sekali tidak sulit.
Lalu bagaimana kelegaan kabin belakang? Ingat, biasanya orang Indonesia cenderung mementingkan kelegaan kabin belakang untuk kenyamanan keluarganya. Untuk kasus ini, Mazda CX-5 baru cenderung mirip (atau konsisten) dengan falsafah Mazda yang lebih menekankan driving enjoyment. Maka dari itu, ruang belakang CX-5 baru ini tidak mendapatkan tambahan kelegaan yang signifikan. Headroom cenderung masih mirip, begitu juga dengan legroom.
Hanya saja, kali ini Mazda menambahkan beberapa fitur kenyamanan tambahan seperti kursi yang bisa direbahkan sedikit hingga 2 step kemiringan. Ada juga ventilasi AC meskipun tanpa kontrol yang dedicated di bagian belakang konsol tengah. Untungnya, kursi di belakang masih nyaman, ditambah hadirnya armrest di bagian tengah, beserta 2 USB port dengan daya 2.1 A yang membuat kita tidak usah menarik kabel dari kabin depan untuk mengisi ulang baterai gadget kita.
Jika kita membahas bagasinya, lagi-lagi Mazda CX-5 bukan yang terbaik di kelasnya dalam hal kapasitas ruang. Memang lantai bagasinya flat, kursi belakang juga bisa dilipat dalam konfigurasi 40/20/40 untuk memudahkan kita jika ingin memuat barang-barang berukuran panjang namun tetap ingin mempertahankan akomodasi kabin belakang, namun ada satu improvement lagi yang diberikan oleh Mazda, yaitu electric boot door atau pintu bagasi elektrik.
Pintu ini bisa dibuka dari tombol belakang maupun dari kabin depan, hanya saja fitur contactless door opening tidak tersedia. Jadi biarpun anda melambaikan tangan di depan logo atau menendang-nendang di bawah bumper belakang, pintu bagasi tidak akan terbuka otomatis.
Safety
Untuk fitur keselamatan, bisa dibilang kalau generasi kedua ini mewarisi kelengkapan fitur safety seperti CX-5 generasi pertama versi facelift. Mazda CX-5 Elite sudah dilengkapi dengan fitur-fitur seperti Lane Keeping Assist, Blind Spot Warning System, Driver Attention Alert, dan Smart City Brake System (SCBS) yang bisa membuat mobil mengerem secara otomatis jika menemui hambatan di depan di dalam kecepatan dan jarak tertentu.
Satu hal saja yang jadi sorotan kami adalah sistem Lane Keeping Assist yang mengintervensi lingkar kemudi ketika anda keluar jalur itu seru pada awalnya, namun lama-lama menyebalkan karena lingkar kemudi akan bergetar dan mencoba sedikit mengoreksi arah mobil kembali ke jalurnya sehingga menimbulkan kesan mobil mencoba mengontrol kita. Ayolah, komputer, kamu itu dibuat untuk membantu kami, bukan mengganggu atau mengambil alih kuasa kami.
Kelengkapan safety lainnya seperti ABS, EBD, BA, dan teknologi terbaru Mazda, G-Vectoring Control yang akan mengoptimalkan rasa pengendalian mobil ketika membelok dengan cara mengatur torsi mobil dan sudut kemudi juga telah tersedia sebagai standar di tipe Elite. Sejenis torque vectoring seperti di Lexus RC-F? Yah, boleh dibilang begitu sih.
Driving Impression
Jadi bagaimana impresi berkendaranya? AutonetMagz mendapatkan kesempatan untuk mengemudikan mobil ini lebih dari 250 km dari total Etape yang berjarak 553 km melintasi Jawa-Bali, jadi bisa mendapatkan kesimpulan yang cukup tajam mengenai generasi terbaru ini. Dilmulai dari segi handling, CX-5 generasi kedua ini benar-benar menggagumkan dengan keseimbangannya. Meskipun masih terdeteksi sedikit body roll ketika membelok di kecepatan tinggi, tapi pengendalian lebih terasa seperti sedan.
Respon kemudi amat baik, sasis juga turut merespon dengan baik, karena menurut presentasi salah satu designer Mazda Jepang yang berpartisipasi di event ini, CX-5 generasi kedua ini memiliki rigiditas 15.5% lebih baik dibanding versi sebelumnya yang kami tidak ragukan sama sekali.
Selain itu, ada beberapa improvement di bushing setir untuk meningkatkan rasa dan keakuratan dari lingkar kemudi, yang sukses mentransfer setiap feel kontur jalan dengan kinerja yang baik. Hanya saja kami merasa bobot lingkar kemudi sedikit lebih ringan dibanding generasi sebelumnya, yang mau tak mau membuat feel kendaraan agak mengambang ketika kecepatan tinggi. Coba saja bobot kemudi sedikit lebih berat, pasti perfect.
Untuk suspensi, karena sepanjang perjalanan kami isi mobil dengan 3 orang dan kami juga sempat merasakan duduk di bagian belakang, kami bisa bilang bahwa secara mengejutkan, meski mobil terasa makin tajam, suspensi belakang masih terasa lebih moderat dibanding versi sebelumnya yang cenderung harsh atau kasar. Di sisi ini, Mazda CX-5 generasi kedua memang terasa lebih dewasa dan makin mirip dengan mobil-mobil buatan Eropa.
Yang paling mengejutkan jujur saja adalah pada level NVH (Noise, Vibration and Harshness) untuk Mazda CX-5 terbaru ini. Ia berada pada level yang amat jauh dari rival-rival Jepangnya, karena suara dari luar benar-benar terisolasi dengan amat baik, sehingga alunan musik dari 10 Speaker buatan Bose terdengar jelas. Percakapan normal di kabin benar-benar effortless, tidak perlu mengeraskan suara bicara anda. Bahkan menurut kami, tingkat NVH dari Mazda CX-5 terbaru ini bisa mengimbangi rival-rivalnya dari Eropa seperti Audi Q3, BMW X1 atau Mercedes GLC.
Untuk mesin, sayangnya Mazda tidak merubah mesin 2.500 cc 4 silinder SkyActiv milik CX-5 terdahulu, hanya ada beberapa perbaikan di engine management yang membuat tenaganya naik tipis menjadi 190 PS di 6.000 rpm dari sebelumnya 187 PS di 5.700 rpm, sementara torsinya mencapai 251 Nm, naik 1 Nm dari sebelumnya dengan rpm 3.250. Untuk menghela mobil seberat 1.5-1.6 ton sebenarnya lebih dari cukup, dan yang kami suka adalah kesigapan transmisi SkyActiv-nya ketika menanjak di daerah Kintamani, mobil tidak pernah kehabisan tenaga bahkan dalam kondisi jalan yang cukup curam.
Kesimpulan
Sampailah kita pada kesimpulan untuk generasi kedua Mazda CX-5 ini. Kami melihat perubahan-perubahan yang dilakukan Mazda untuk CX-5 baru ini lebih mengarah pada suatu evolusi daripada revolusi. Yah, memang secara tampilan dia tampil lebih cantik dan modern, namun ciri khas CX-5 tetap mudah ditemukan di generasi kedua ini. Di samping itu, fitur-fitur lama masih dipertahankan dan ditambah fitur-fitur terbaru yang lebih memudahkan, seperti auto brake hold, reclining rear seat dan electric boot door.
Namun tetap saja kelemahan mendasar dari CX-5 juga tetap terlihat, dari segi kelegaan ruang dia masih di bawah rival-rivalnya, dan dari segi kenyamanan juga masih cenderung stiff daripada comfort, tetapi jika kita melihat segi handling dan fun to drive-nya, generasi kedua Mazda CX-5 menawarkan sesuatu yang berbeda dibanding rival Jepang lainnya. Mengemudikan CX-5 lebih terasa seperti mengemudikan sedan, dengan akurasi dan respon sasis yang mengagumkan, dan mesinnya juga menawarkan respon yang natural dan lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Memang bukan mesin baru, tapi cukuplah.
Jadi, jika anda merupakan seorang enthusiast yang suka mengemudi dan membutuhkan sebuah SUV dengan ground clearance yang tinggi, butuh keheningan kabin yang amat baik, peduli dengan fitur safety yang lengkap dan ingin tampil atraktif, generasi kedua Mazda CX-5 ini mungkin mobil yang tepat untuk anda.
Sayangnya, Eurokars Mazda Indonesia belum memberikan keterangan resmi akan banderol terbaru untuk Mazda CX-5 generasi kedua ini, karena peluncuran mobilnya sendiri akan dilakukan bulan depan pada ajang GIIAS 2017. Satu hal yang pasti, harganya akan lebih tinggi dari banderol Mazda CX-5 generasi sebelumnya. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Toyota Yaris GRMN Hot Hatch Hanya 400 Unit Saja, Sikat Segera!