AutonetMagz.com – Tahun ini nampaknya menjadi tahun yang suram bagi beberapa pabrikan otomotif dunia. Beberapa pabrikan terlihat mulai menutup pabriknya di negara lain, seperti Toyota dan Holden di Australia, lalu GM di India. Dan sepertinya suasana yang negatif ini seperti virus yang menyebar dan membuat beberapa pihak panik, utamanya jika terkait dengan GM.
Korean Metal Workers’ Union (KMWU) atau persatuan pekerja besi di Korea menunjukkan keresahan mereka akan tren negatif yang melanda GM. Seperti diketahui, pada bulan April 2017 lalu GM telah menghentikan produksi mobil mereka di India, dan akan menjual fasilitas mereka ke SAIC yang juga merupakan partner mereka di pasar China. Dan masalahnya, CEO GM Korea Selatan saat ini adalah Kaher Kazem. Ya, kalian pasti sudah menduga, dari namanya bisa dipastikan bahwa beliau adalah oeang India. Dan sebelum menjabat di GM Korea Selatan, beliau menjabat di GM India.
Dan dibawahnya, GM India seperti yang banyak dikabarkan, melepas asetnya ke SAIC dan berhenti berjualan di pasar India. Beberapa pihak dari KMWU pun akhirnya risau dan memandang Kaher sebagaispesialis di bidang restrukturisasi. Bahkan sebenarnya Kaher telah memberikan pernyataannya bahwa GM tak akan meninggalkan Korea Selatan, namun tak ada yang percaya dengan pernyataan dari Kaher Kazem. Ketidak percayaan tersebut juga didukung oleh beberapa fakta yang menunjukkan bahwa GM sebenarnya memiliki niatan lain. Pertama, GM memutuskan untuk menggabungkan kepemimpinan di taraf internasional dengan cabang regionalnya di Amerika Serikat.
Hal itu dapat menyebabkan kiamat bagi GM di Korea Selatan. Sebenarnya masih ada cara untuk mengantisipasi hal tersebut, karena secara kepemilikan, 17 persen dari saham GM Korea Selatan dimiliki oleh Korea Development Bank. Hal itu menyebabkan pihak Korea Development Bank bisa mengajukan hak veto mereka atas rencana untuk mengecilkan operasi atau bahkan menjual aset GM di Korea Selatan. Sayangnya, tenggat waktu untukhak veto akan berakhir pada tanggal 17 oktober 2017 mendatang, dan setelah itu GM berkuasa penuh untuk memilih apa yang mau mereka lakukan untuk cabang mereka di Korea Selatan.
Selain itu, GM Korea Selatan dikabarkan telah merugi 1,7 Milyar Dollar dalam tiga tahun terakhir. Dan dengan kerugian tersebut, jelas harus ada tindakan nyata untuk menanggulanginya, baik memotong biaya yang ada, ataupun jika mau malah menggenjot produktivitas dan penjualan produk mereka. Lalu mengapa hal ini dikhawatirkan oleh pihak KMWU? Tentu jika GM cabut dari Korea Selatan, akan cukup banyak lapangan pekerjaan yang hilang di negeri ginseng tersebut. Selain berdampak pada Korea Selatan, hal ini juga akan berdampak pada Indonesia.
Kok bisa? Lihat saja lini produk dari Chevrolet di Indonesia, dimana kebanyakan merupakan produk dari Korea Selatan. Chevrolet Captiva, Chevrolet Spark, Chevrolet Trax, dan Chevrolet Orlando adalah hasil produksi dari GM Korea Selatan. Lalu jika GM Cabut dari Korea Selatan, bisa jadi produk – produk tersebut bisa ikut hiland dari peredaran. Bagaimana menurut kalian? Yuk sampaikan pendapat kalian kawan.
Read Next: Honda Civic Type-R Kemahalan? Sst.. Akan Ada Varian Murahnya lho..